Sup, everyone!!
"Ini benar-benar malam yang menyenangkan atau apa?" kataku sambil membuka jendela agar aku dan Jack dapat masuk, lalu melompat masuk.
Siapa sangka kalau tugas kami selesai lebih cepat dari yang aku pikirkan. Dan siapa yang sangka pula kalau aku yang memenangkan taruhan kami. Maksudku, setelah sekian lama tidak melakukannya Jack harusnya dapat melakukannya dengan mudah. Mengalah sepertinya bukanlah hal yang akan ia lakukan, karena sekarang ia terlihat sedikit kesal.
"Kau ingin dengar pendapatku?" tanya Jack, ikut melompat masuk lalu menutup jendela menggunakan punggungnya.
"Oh, ayolah, Jack. Kau tau aku tidak melakukannya dengan sengaja," kataku. Aku cukup yakin kalau Jack kesal karena aku mengepakan sayap esku terlalu kuat hingga anginnya menyebabkan ia terhentak mundur. Hal itu jugalah yang menjadi penyebab kemenaganku, jadi wajar kalau ia kesal.
"Aku tau."
"Kau tau? Lalu mengapa kau kesal?"
"Siapa bilang aku kesal?" Jack balik bertanya.
Memilih untuk tidak bersuara karena ini masih terlalu pagi untuk berdebat hal sepele dengan nada tinggi, aku melipat kedua tangan didepan dada sembari memberinya tatapan yang secara tidak langsung mengatakan you're being a pain in the ass*. Dan aku yakin rasa kesal itu dapat menular padaku jika Jack tetap seperti itu.
Jack menatapku dalam-dalam sebelum akhirnya mengalihkan pandang. Ia berjalan tanpa arah di kamarku dan secara acak menyentuh apapun yang ia lalui. Entah ini untuk menenangkan dirinya atau untuk membuatku ikut kesal juga, aku tidak tau. Namun jika jawabannya memang yang kedua, aku pastikan ia akan menyesal.
Pada akhirnya, cowok itu duduk di bangku di depan meja riasku lalu kembali menatapku. "Ini bukan tentang kau yang membuatku terpental mundur yang menggangguku," ucapnya.
"Bukan?"
Jack menggeleng.
"Lalu?"
"Ini tentang harga diri."
Aku tidak berkomentar dan hanya menatapnya. Mengapa ia mengajakku bertaruh jika pada akhirnya ia malah kesal karena kehilangan harga diri.
"Bukan seperti itu," katanya seolah menangkap apa yang aku pikirkan. "Hanya saja kau sudah lama tidak melakukannya. Dan salahku karena meremehkan seorang yang lebih berpengalaman."
"Sudah lama tidak melakukan tidak berarti kau tidak pernah melakukannya sebelumnya."
"Aku tau. But this man lose his pride in front of his woman, quiet embarrasing though." Jack sedikit memalingkan wajahnya untuk menutupi fakta kalau pipinya sedikit merona.
Aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak tersenyum. Meskipun menyebalkan, Jack terlihat lucu ketika frustasi, membuatku ingin memberinya bear hug**. Dan aku melakukannya.
Aku menyusupkan lenganku melalui lehernya dan melingkarkannya. "Maaf karena membuatmu merasa begitu," kataku begitu saja. "Anggap saja kalau kita tidak pernah membuat taruhan itu."
"Dan melupakan kalau kita akan kencan?" seru Jack lalu menggeleng. "Hell no."
Aku menyandarkan kepalaku ke bahu Jack. Membayangkan seperti apa kencan kami nanti. Menyedihkan memang, mengingat aku menghabiskan sebagian besar hidupku didalam kamar dan mengetahui dunia hanya sebatas jangkauan jendela kamarku, yang sekarang membuatku tidak mengetaui apapun tentang yang namanya kencan. Tapi aku tidak akan membiarkan hal itu mengacaukan kencan pertamaku.
Aku terhanyut dalam pemikiranku sampai-sampai aku lupa kalau aku sudah terdiam cukup lama. Tapi aku juga sudah kehilangan kata-kata yang ingin kukatakan. Hingga akhirnya aku hanya ber-mhm sebagai jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Frozians
FanfictionJack tidak pernah tahu mengapa salju di Arendelle selalu turun sebelum ia tiba. Hingga akhirnya ia bertemu Elsa. Dan tanpa Elsa ketahui, ada seseorang yang menyimpan dendam padanya. --Hampir semua orang berpikir kematian adalah hal terburuk yang pas...