* 15 months since our date *
Arendelle
04:20 in the morningDisinilah aku. Didalam ruangan yang kukenal sejak aku harus menjauh dari adikku, kamarku. Aku teringat tentang minggu pertama aku menempatinya. Rasanya seperti di penjara dalam rumah sendiri. Tempat itu membuatku merasa kehilangan, kesepian, dan kesedihan karena dipisahkan secara paksa dari Anna, terlebih ketika Anna mengajakku membuat boneka salju, sulit bagiku untuk menolak ide itu, tapi aku harus. Semenjak saat itu pula itu kamarku tidak pernah sekalipun diubah. Aku tidak ingin menghiasnya karena aku tau hal itu tetap tidak bisa memberiku kebahagiaan.
Sejak aku tidaklah lagi membutuhkan tidur, aku menghabiskan malamku menatap melalui jendela, menantikan cahaya yang mengusir kegelapan diluar kastil. Dari malam hingga pagi ini aku hanya ditemani oleh pikiranku, tidak ada Anna ataupun Jack yang menemaniku. Aku diberi tahu kalau cowok itu pergi ke barat untuk menurunkan salju pada beberapa daerah, sedangkan adikku, tentu saja dia tertidur, aku tidak akan mengijinkannya terjaga hanya karena aku tidak mempunyai teman untuk berbicara.
Untuk yang kesekian kalinya pada malam ini, kudorong jendela kamarku hingga keduanya terbuka sepetuhnya, kemudian aku memanjat kotak kecil itu dan duduk dibingkainya. Dari posisi ini, aku dapat melihat pelataran istana yang kini berubah menjadi secret garden, lengkap dengan semak, pohon palsu, dan juga rangkaian bunga disana sini.
Siapa yang menyangka lima belas bulan telah berlalu semenjak kencan pertamaku dan Jack. Banyak hal yang berubah semenjak saat itu, awalnya beberapa dari mereka mempertanyakan mengapa aku berpacaran dengan Jack dan bukannya pangeran dari kerajaan lain, namun seiring berjalannya waktu dan Jack dan aku yang semakin sering melakukan aktivitas bersama, aku rasa mereka mulai menerimanya, atau setidaknya mereka menunjukan kalau mereka menerimanya. Disamping itu, Anna juga mulai membantuku mengerjakan tugas sebagai ratu yang tidak lama lagi akan dia tanggung, dan tentu saja belajar untuk lebih banyak berjalan dari pada berlari.
Aku berusaha menikmati masa-masa bersantaiku sebelum menjalani aktivitas padatku esok pagi. Secara fisik aku memang terlihat tenang dan baik-baik saja, namun jauh didalam, jantungku tidak henti-hentinya berdetak diluar kemampuannya, dan aku hanya dapat bersyukur karena hal itu tak akan membunuhku. Aku jadi bertanya-tanya apakah Jack juga merasakan hal yang sama, aku belum bertemu dengannya lagi sejak ia melamarku seminggu yang lalu. Orang-orang bilang kalau bertemu sebelum acara pernikahan akan membawa nasib buruk pada kedua pasangan dan Jack sepertinya percaya dengan hal itu. Aku rasa.
Tok. Tok.
Mendengar ketukan itu, aku langsung melompat turun dan menutup jendela dibelakangku. Aku juga mengacak-acak rambutku agar memberikan kesan seperti orang yang baru bangun. "Ya?" tanyaku sambil berpura-pura menguap. Dibalik pintu aku melihat seorang pelayan sedang membawa kain hitam dan sepatu dengan warna yang sama diatasnya.
"Queen Elsa," kayanya sambil menundukkan kepala. "Maaf membangunkanmu."
Tanpa sadar aku menganggukan kepala. "Ini baju yang kau pesan, Your Majesty," ucap si pelayan sambil menyodorkannya kepadaku.
"Terima kasih," ucapku sambil menerima pemberiannya.
"Kereta akan siap dalam lima menit, Ratu."
"Apakah Anna sudah bangun?"
"Sudah, Yang Mulia. Putri Anna sedang bersiap dikamarnya," Pelayan itu menjawab dengan sopan.
"Baiklah. Kalau begitu terima kasih."
Pelayan itu menunduk untuk yang kedua kalinya. "Saya permisi dulu, Ratu."
Aku kembali menggangguk dan menunggu pelayan itu menjauh dari kamarku sebelum kembali ke kamarku lalu menguncinya. Kutanggalkan gaun tidur biruku dan melemparnya ke tempat tidur, lalu mengenakan dengan gaun hitam yang tadi pelayan itu bawakan. Sejak upacara pemakaman orang tuaku, aku menyuruh pelayan untuk menyembunyikan gaun ini karena selalu mengingatkanku pada mereka, dan hari ini aku mengenakannya untuk mengunjungi tempat peristirahatan mereka. Meskipun belum lama ini aku bertemu dengan mereka, tetapi tetap saja tidak bisa untuk tidak merasa sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Frozians
FanfictionJack tidak pernah tahu mengapa salju di Arendelle selalu turun sebelum ia tiba. Hingga akhirnya ia bertemu Elsa. Dan tanpa Elsa ketahui, ada seseorang yang menyimpan dendam padanya. --Hampir semua orang berpikir kematian adalah hal terburuk yang pas...