Sekarang adalah pukul 7 pagi dan koki kerajaan sudah menyiapkan sarapan. Pancake dengan sirup mapel dan mentega cair, Croisant, Smoked salmon, dan kopi sudah tersusun sedemikian rupa di atas meja makan.
Elsa bangun lebih awal dari hari biasa. Ia membangunkan Anna terlebih dahulu. Karena diantara semua orang di kerajaan, adiknyalah yang sangat sulit untuk dibangunkan. Lalu Elsa menuju kamar Kristoff, tapi ia tidak menemukan siapapun disana.
Tidak lama setelah itu, lewat seorang pelayan yang sedang membawakan beberapa tumpuk piring perak. Elsa menghentikannya. Ia bertanya apa pelayan itu melihat Kristoff. Karena tidak biasanya ia sudah menghilang dari kamarnya sepagi ini.
"Ya, ratu. Ia pergi sebentar untuk menyiapkan kereta luncurnya dan memberi makan Sven. Ia berkata akan segera menyusul ke ruang makan setelah selesai," jawab si pelayan.
Tentu saja. Kristoff memiliki pekerjaan sebagai Ice Master and Deliverer. Elsa tahu es adalah hidupnya dan nihil kemungkinan untuk memisahkannya dari pekerjaan yang sudah ia lakoni dari kecil itu. Dan hanya dengan cara itu ia benar-benar dapat menghabiskan waktu berdua saja bersama Sven dan merasakan waktunya sebelum bertemu Anna.
"Terima kasih," kata Elsa. Pelayan itu mengangguk dan melanjutkan kembali pekerjaannya.
Elsa mengalihkan perhatian ke pintu di sebelahnya. Kamar Jack. Ia mengetuk pintu kamar itu seramah mungkin. Ia berniat untuk bertanya tentang kejadian di taman kerajaan kemarin.
"Siapa?" tanya Jack, suaranya serak karena baru berbicara untuk pertama kalinya di pagi ini.
"Ini aku. Elsa," jelas sang ratu. "Apa aku membangunkanmu?"
"Oh, tidak, tidak," jawab Jack. Ia langsung membukakan pintu untuk Elsa. Jack masih mengenakan pakaian yang sama persis dengan ia kenakan kemarin. Satu-satunya hal yang berbeda hanyalah rambut putihnya kini menjadi lebih berantakan.
Jack mengosok-gosokkan tangan ke mata untuk mengusir kantuk lalu tersenyum. "Selamat pagi, Ratu," sapanya.
Elsa baru menyadari Jack memiliki mata biru yang indah. Dan entah mengapa senyumannya memiliki daya tarik tersendiri hingga membuatnya tidak bisa berkata-kata.
"Kau baik-baik saja?" tanya Jack bingung.
Elsa merasakan pipinya memanas hingga harus memalingkan wajah agar Jack tidak melihatnya. "I'm fine."
"Kau yakin?" kata Jack. Masih tersenyum.
"Ya," jawab Elsa. Ia menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri. "Apa kau ingin sarapan bersama kami?"
"Tentu. Sebuah kehormatan untukku," jawab Jack. "Aku akan siap dalam 5 menit." Lalu Jack masuk kembali ke kamarnya untuk bersiap. Pintu kamarnya ditutup kembali sebagai isyarat tidak usah menungguku.
Mengingat kejadian barusan masih membuat Elsa tersenyum seperti orang bodoh. Hingga ia ingat dengan niatnya untuk bertanya. Ia menyalahkan diri sendiri karena terlalu larut dalam senyuman Jack-yang entah bagaimana- begitu menarik.
Elsa memutuskan untuk ke ruang makan, bergabung dengan yang lainnya atau mungkin menunggu yang lain.
Keadaan istana begitu tenang seperti biasa. Para pelayan kerajaan yang sedang melaksanakan tugasnya seakan tidak ingin diganggu oleh siapapun. Walaupun terkadang Olaf ikut membantu mereka dan berakhir dengan kekacauan. Beberapa pelayan istana bahkan menganggap Olaf adalah bencana.
Sedangkan di ruang makan hanya ada Anna. Dia sedang mengaduk-aduk kopinya yang masih beruap. Ia kelihatan begitu bosan. Jadi, Elsa beranjak kesisinya hingga membuat Anna mengangkat kepalanya dari cangkir kopi.
"Bagaimana keadaanmu?" tanya Elsa.
Anna terkekeh. "Tidak pernah sebaik ini."
"Itu karena kau suka pesta," tambahnya. Elsa menarik kursi terdekat dan duduk di sebelah Anna.
Tidak lama setelah itu, Kristoff masuk ke ruang makan diikuti oleh Jack dibelakangnya. Kedatangan mereka menghentikan obrolan antara adik dan kakak itu. Kristoff menarik kursi di seberang Anna dan Jack di sebelahnya.
Acara sarapan berlangsung dengan berbagai macam obrolan seperti, bagaimana acara kemarin, apa yang akan kau lakukan setelah ini, kemana Kristoff akan pergi, dan banyak lagi pertanyaan tentang Jack Frost.
KAMU SEDANG MEMBACA
Frozians
FanfictionJack tidak pernah tahu mengapa salju di Arendelle selalu turun sebelum ia tiba. Hingga akhirnya ia bertemu Elsa. Dan tanpa Elsa ketahui, ada seseorang yang menyimpan dendam padanya. --Hampir semua orang berpikir kematian adalah hal terburuk yang pas...