Part 10

3.7K 335 17
                                    

Wah, udah part 10 aja. Semoga readers makin suka sama ceritanya :)

Karena undangan perayaan kelahiran anak Rapunzel yang begitu mendadak, sepanjang hari itu Elsa, Anna, Kristoff, dan Jack disibukan dengan menyiapkan segala sesuatunya. Hal pertama yang mereka persiapkan adalah pakaian.

Mereka pergi ke toko dress yang orang tua Elsa dan Anna selalu kunjungi untuk memilih ataupun memesan pakaian sebelum mereka meninggal. Dan Letaknya tidak terlalu jauh dari istana, sehingga mereka memutuskan untuk berjalan kaki.

Disana mereka disambut dengan pakaian beraneka warna dan gaya. Pakaian itu disusun mulai dari keperluan pemakaian, kerumitan design, bahkan harga. Anna menyarankan warna pakaian yang sama dengan pasangan masing-masing. Elsalah yang diberi kesempatan untuk memilih pertama.

Elsa ingin memilih pakaian berwarna putih, tetapi Anna menolaknya dengan alasan warna rambut mereka akan menyatu dengan warna pakaian. Lalu Elsa memutuskan untuk mengenakan pakaian berwarna hitam dan Jack hanya mengiyakannya. Sedangkan Anna dan Kristoff memilih pakaian berwarna abu-abu.
Setelah mereka selesai memilih warna, Jack dan Kristoff memisahkan diri menuju tempat tuxedo.

Elsa dan Anna memilih longdress dengan motif yang tidak terlalu rumit. Namun, baik Anna maupun Elsa, mereka sama-sama memilih dress berlengan panjang. Dan yang membedakan antara dress Elsa dengan Anna adalah lengan dress milik Elsa berwarna transparan dan memiliki belahan paha yang cukup tinggi.

Setelah mencoba pakaian tersebut diruang ganti, Elsa dan Anna memutuskan untuk menemui Jack dan Kristoff. Para lelaki itu ternyata memakan lebih banyak waktu untuk memilih dari pada yang mereka kira.

Elsa dan Anna sampai pada bagian toko yang menyediakan pakaian pria khusus pesta. Elsa melihat dua buah kursi di dekat ruang ganti yang diatasnya terdapat dua buah tuxedo-dengan warna abu dan hitam-di sandarkan ke punggung kursi tersebut.

Tetapi tempat itu tampak sepi, tidak ada tanda-tanda dari Jack dan Kristoff. Lalu Elsa dan Anna menyadari tirai ruang ganti sedang tergerai.

Tirai tersebut bergerak menutup dan Jacklah yang berada disana. Ia tertawa sendiri ketika melihat refleksi diri masing-masing dicermin. Sepertinya Jack dan Kristoff sedang mencoba-coba pakaian lainnya.

Ketika Jack melihat ke sisi kiri cermin, ia melihat Elsa dan Anna sedang mengamatinya. Ia langsung berbalik dan malah tersenyum bangga dengan pakaian yang ia pilih.

Elsa menyilangkan kedua lengannya. "Kita buru-buru, Jack."

Senyum Jack langsung menghilang, ia tau Elsa tidak sedang main-main. Kemudian ia memasukan kepalanya ke ruang ganti disebelahnya. Lalu kembali masuk ke ruang gantinya untuk berganti baju kembali. Setelah selesai, mereka mengambil jas yang berada di kursi dan menaruh pakaian yang mereka coba ke tempatnya.

Mereka membawa pakaian yang sudah mereka pilih menuju kasir. Setelah penjaga kasir itu menghitung total biaya yang harus dibayar untuk penyewaan gaun dan Tuxedo, Elsa menyerahkan beberapa keping emas.

Disebelah sang kasir, seorang pelayan toko dengan cekatan melipat pakaian mereka. Tidak membutuhkan waktu lama sampai pakaian yang semula berada di meja berpindah ke dalam tas belanja yang ukurannya cukup besar.

Pelayan tersebut menyodorkan tas itu. "Terima kasih atas kunjungan ratu," katanya sambil memberi hormat. Kemudian Jack langsung menyambar tas tersebut. Dan ternyata tas tersebut tidak seberat kelihatannya.

Sinar matahari terasa begitu menyengat kulit ketika mereka meninggalkan toko, entah sudah berapa lama mereka berada disana. Waktu terasa begitu cepat ketika mereka menikmatinya dan sekarang Elsa merasa perutnya sudah keroncongan.

"Hey, Elsa," panggil Anna.

"Iya?"

"Aku rasa perutku mulai demo," kata Anna sambil menepuk-nepuk perutnya.

Kristoff langsung merangkul Anna dan berkata, "Kita merasakan hal yang sama."

Anna tersenyum mendengarnya. "Bagaimana denganmu, Jack?"

"Tentu saja," kata Jack. "Kurasa kita terlalu lama memilih pakaian."

"Bicara pada dirimu sendiri," saut Elsa, membuat Jack tertawa.

Mereka pergi ke restoran terdekat. Lalu memilih tempat duduk di pojok restoran tersebut dan meletakan pakaian yang sudah terbungkus rapi itu didekat tembok. Ketika membaca menu yang sudah tersedia dimeja, Elsa tidak menyangka restoran dengan dekor sederhana itu menyajikan makanan dari berbagai negara dan makanan khas Norwegia.

Kristofflah yang paling pertama memilih makan lalu melambaikan tangan untuk menatik perhatian pelayan restoran. Pelayan itu menghampiri meja mereka dengan tergesa-gesa lalu mencatat pesanan mereka. Anna memesan lasagna, Elsa memesan gravlaks, Kristoff memesan poutine, dan Jack memesan baked egg toast.

"Lalu kalian ingin minum apa?" tanya si pelayan dengan ramah.

"Iced hazelnut latte," kata Elsa.

"Aku juga," kata yang lainnya, hampir secara bersamaan.

Si pelayan menulis pesanan mereka sambil mengejanya, "Empat iced-ha zel nut-latte."
"Ada tambahan lain?"

Elsa menatap yang lainnya, tetapi mereka menggeleng. "Aku rasa cukup," kata Elsa, tersenyum. Lalu pelayan itu mengangguk dan pergi ke meja penyerahan daftar pesanan.

**

Hari itu terasa begitu cepat berlalu dan begitu melelahkan. Perjalanan dari Norway menuju Prancis bukanlah perjalanan singkat, jadi mereka memutuskan untuk beristirahat lebih awal malam itu. Sebelum tidur, Elsa mengemasi pakaian dan barang-barang miliknya serta milik Anna menjadi satu koper. Sedangkan Kristoff mengemasi pakaiannya dan tuxedo Jack ke dalam tas kecil, Jack tidak memakan banyak tempat karena memang hanya itu yang ia bawa.

Saat pagi tiba, Elsa menyuruh koki kerajaan untuk membuat sarapan sederhana dan membungkusnya untuk mereka makan selama perjalanan menuju bandara. Lalu berpesan kepada mentri kepercayaannya untuk mengawasi Arendelle selama ia pergi. Mereka diantar menggunakan kereta dan langsung check-in.

Pada malam harinya, Jack menyarankan agar mereka melakukan penerbangan menuju Prancis bertiga dan ia melakukan penerbangannya sendiri. Tetapi Elsa tidak menyetujuinya. Tentu saja itu adalah hal buruk, apa yang akan dikatakan orang jika melihat Jack tiba-tiba turun dari langit untuk bergabung dengan yang lainnya setelah mereka take off.

Di waiting room Kristoff terlihat murung, dan Anna berusaha menghiburnya. Anna tau kalau kekasihnya itu merasa tidak enak karena pergi tanpa mengajak Sven, terlebih kesebuah acara penting. Pagi ini ia meminta maaf kepada sahabatnya itu berulang kali, dan mau tidak mau Sven hanya mengangguk pasrah. Lalu Kristoff memberikan sekantong penuh wortel sebagai permintaan maaf, walaupun ia tau itu tidak akan banyak membantu.

Selama 30 menit waktu menunggu, mereka menghabiskan 10 menit waktu terakhir untul memakan sarapan yang sudah disiapkan. Tepat setelah selesai sarapan, suara yang memerintahkan para penumpang untuk boarding terdengar.

FroziansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang