Part 22

3.2K 208 8
                                    

*author POV*

"Aku tau ini tidak semewah istanamu tapi.." ucap North tapi Elsa memotongnya.

"Tidak," Elsa menggeleng. "Justru aku harus berterima kasih karena kau sudah menyiapkan tempat untukku."

North tersenyum lalu menepuk kedua tangannya. "Okay, aku akan carikan sesuatu untuk makan malammu."

"Tidak, North, kau tidak perlu.." ucap Elsa, tapi santa clause itu sudah keluar dari ruangan tersebut hingga diruang itu hanya ada Ia dan Jack.

Yah. Elsa sedang berada di kediaman North, satu - satunya tempat yang ia bisa pikiran untuk menetap sementara ini. Bukan hanya karena North tinggal di tempat bersalju tapi ditempat North ia tidak harus mengkhawatirkan hal seperti menginjak telur paskah ataupun terganggu oleh peri-peri yang berterbangan kesana sini. Ia juga tidak ingin kembali ke istananya, terlebih dalam keadaan seperti ini, bisa bisa ia hanya akan membuat Anna khawatir.

Elsa menurunkan selimutnya menandakan ia belum ingin beristirahat tapi Jack yang tidak meninggalkan sisi Elsa semenjak mereka tiba, mengembalikan selimut tersebut keposisinya semula. Baik Elsa maupun Jack, mereka sama-sama tau kalau mengenakan selimut bukanlah karena dingin, melainkan kebiasaan.

Elsa menatap Jack lalu menurunkan kembali selimut tersebut tapi Jack kembali melakukan hal yang ia lakukan sebelumnya. Cowok berambut putih itu membalas tatapan Elsa lalu berkata, "Kau harus istirahat, ingat?"

"Aku tau, tapi aku memikirkan Anna," Elsa berterus terang. "Bagaimana kalau ia ke North Mountain dan mendapati aku tidak ada disana? Bagaimana kalau ia malah mencariku tanpa tau harus memulai dari mana? Bagaimana.."

"Hey, hey, everything's fine, Elsa. Panik hanya akan membuat kondisimu memburuk. Lagi pula, Toothy sudah mengurus semuanya," ujar Jack menenangkan Elsa.

"Apa maksudmu?"

"Well, dia menemui adikmu dan mengatakan kalau kau mengantarku menemui Manny," jawab Jack santai.

Elsa menatap Jack dan menyipitkan matanya. "Kau membohonginya?"

"Antara terpaksa dan memohon maaf, aku memilih keduanya."

"Dia adikku!"

Jack menopang kepalanya dengan tangan. "What do you want me to do Elsa? Saat itu kau sekarat dan aku tau kau pasti tidak ingin kembali ke istana dalam kondisimu yang seperti ini."

"Well.." Elsa memikirkan perkataan Jack. Dan ya, semuanya benar. "Just don't do it ever again."

"As you wish." Jack tersenyum kemudian memajukan kepalanya untuk mencium Elsa. Tapi tiba - tiba pintu terbuka dan membuat Jack menarik kembali kepalanya dan menatap ke pintu.

Mereka melihat North yang berusaha keluar secara diam-diam. Ia membawa sebuah mangkuk yang langsung Elsa kenali dari aromanya, bubur.

"North?" panggil Jack.

Santa clause itu langsung berhenti lalu berbalik secara perlahan. "Aku kira mengucapkan lebih mudah dari pada melakukannya*," kata North, mengingat apa yang pernah ia katakan. "I'm sorry, I didn't mean to interrupt."

"It's okay," ucap Elsa.

"Ini." North berjalan ke arah pasangan dingin itu kemudian menyodorkan mangkuk yang ia bawa pada Jack. "Meskipun aku memberinya pada Elsa, kau pasti akan mengambil mangkuk itu lalu menyuapinya 'kan?"

Jack menaikkan sebelah alisnya sambil tersenyum nakal, ia tidak menyangka kalau North akan mengetahui apa yang ia pikirkan. Kemudian, tanpa aba-aba, North mengatakan, "You're welcome!"

Di atas ranjang, Elsa merasakan pipinya memanas. Terakhir kali ia disuapi adalah ketika ia terkena demam saat perayaan ulang tahun Anna. Saat itu ia merasa biasa saja karena yang melakukannya adiknya. Tapi yang akan melakukannya kali ini adalah Jack dan hal itu baru sama sekali.

FroziansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang