Part 25

2.6K 178 7
                                    

..."Pernikahan palsu."

"What?!" aku dan Jack berseru bersamaan. Diantara semua daftar hal yang tidak masuk akal yang pernah aku dengar, ide adikku ini akan menempati urutan pertama. Meskipun begitu, terlepas dari masuk akal atau tidak, yang menjadi pertanyaanku adalah apa bisa.

"Aku memang tidak ahli," ucap Jack, "namun, bukankah kau tidak boleh bermain-main dengan hal semacam itu?"

"Yea," dukungku.

Anna mengangkat bahu lalu berkata, "Aku juga tidak ahli, tapi, menurutku selama tidak dilakukan ditempat dan oleh orang yang benar tidaklah masalah."

Jack dan aku saling tukar pandang, tidak yakin dengan rencana Anna. Bukan karena kami tidak ingin bersama, hanya saja kami ingin bersama dengan cara yang benar.

Anna memutar mata lalu mendesah tidak sabar. Aku rasa ia memiliki alasan akan idenya, namun tidak satupun dari kami yang menangkap pemikirannya. "Kalian tau, seperti di film. Mereka melakukan adegan pernikahan, bahkan mengucapkan janji sehidup semati. Tetapi diluar film itu? Mereka tidaklah terikat apapun."

Sekarang ide itu terdengar lebih masuk akal. Maksudku, banyak orang yang melakukan adegan pacaran, ciuman, dan pernikahan tanpa memiliki perasaan satu sama lain. Dan sekalipun mereka memiliki perasaan, adegan tersebut tetap saja tidak resmi, kan? "Umm.. Kau yakin kalau mereka akan percaya?" tanyaku pada akhirnya.

"Tentu saja," jawab Anna dengan begitu antusias. "Tapi..."

"Tapi?"

"Kalian harus lebih sering menampakkan kebersamaan kalian pada publik, sehingga mereka akan mengira kalau kalian memiliki hubungan yang spesial."

"You mean, like a date?" tanya Jack.

"Semacam itu."

Kencan? Kencan sungguhan dengan Jack? Oh, astaga, aku belum pernah berkencan dengan siapapun seumur hidupku. Apa yang harus aku lakukan? Apa yang biasa orang lakukan saat kencan? Berjalan-jalan, menonton film, membicarakan hobi, hal semacam itu? I'm such a noob at this kind of stuff!

"Elsa?" panggil Anna.

Aku berhasil menepikan rasa nervousku dan berusaha sebisa mungkin untuk tidak menatap Jack. "Y..Yeah?"

"Are you okay?"

"Why wouldn't I be okay?" kataku.

Anna menatapku. Dan ketika aku tidak merubah ekspresiku, ia memutuskan untuk berkata, "So, setelah kau menjadi seorang guardian, apa kau akan tetap tinggal disini?"

"Sesungguhnya, setelah menjadi guardian, tempat tinggal bukanlah masalah. Para guardian tidaklah lagi merasa lelah, bahkan tidurpun tidaklah menjadi hal yang begitu diperlukan lagi," kataku. "Dan, ya. Aku akan tinggal disini selama aku tidak memiliki tugas. Guardian atau bukan aku tetaplah kakakmu. Dan aku tidak akan meninggalkanmu sendirian."

"Okay," katanya sambil tersenyum. Meskipun tersenyum, aku tau kalau ia tidaklah puas dengan jawabanku. Tapi aku juga tidak bisa menetap di Arendelle karena aku takut kalau kehadiranku di Arendelle hanya akan mendatangkan masalah seperti yang sudah-sudah. Aku tidak ingin membahayakan siapapun lagi. "Tapi, maukah kau berjanji satu hal?"

"Apapun."

"Kau harus datang saat acara coronationku nanti."

"Itu acara yang amat penting. Acara dimana adikku akan menjadi seorang ratu. Bagaimana bisa aku tidak datang dan menyaksikannya sendiri," kataku dengan ceria, berusaha mencairkan suasana.

"Hanya berjaga-jaga."

"Akan selalu kuingat."

"Dan jangan mengenakan sarung tangan lagi," kata adikku. "Aku tidak ingin membuatmu ketakutan dan membekukan apapun lagi."

FroziansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang