“Nampaknya sebagai manusia memang harus punya kekurangan sebagai bentuk ketidaksempurnaan, karena yang Maha Sempurna ya hanya Tuhan”
🤍🤍🤍
Setelah dari arah parkir, aku melangkah hendak masuk ke gedung stasiun, aku melihat ada seorang perempuan –yang aku tidak kenal- duduk di kursi yang terletak di samping depan pintu masuk gedung itu. Dari raut wajah dan gestur tubuhnya, sepertinya dia sedang menunggu seseorang.
“Permisi, mbak cari siapa ya?”
“Saya?” Dia menunjuk dirinya sendiri, memastikan bahwa aku memang sedang mengajaknya bicara.
“Iya, Mbak. Mbak lagi nunggu seseorang?” Tanyaku lagi. Aku bertanya karena barangkali aku bisa membatunya.
“Iya, saya lagi nunggu Seruni, script writer disini. Kamu kenal?” Tanyanya.
Aku memusatkan pikiranku, “Seruni Script writer? Itu berarti aku?”
Aku mengangguk lalu berkata, “Saya Seruni, orang yang mbak cari.” Kataku jujur, itulah faktanya.
“Ada keperluan apa ya cari saya?” Lanjutku sambil tersenyum berusaha ramah.
Dia langsung memandangiku dengan tatapan aneh, tatapan yang membuatku tidak nyaman, sorot matanya menelitiku dari atas kepala sampai ujung kaki, kemudian telunjuknya menuding, “Kamu?”
Kedua tangannya ia lipat di depan dada, “Oh kamu Seruni? Aku kira seorang Seruni itu cantik, fashionable, tahunya cuma begini doang modelannya? Nggak bisa make up ya mbak? Kelihatan banget tuh wajahnya nggak glowing. Atau paling enggak pakai lipstik lah sedikit biar bibirnya merah merona, masa’ kerja kayak gini bentukannya, polos sih polos, tapi soal penampilan dan make up jangan polos-polos juga kali! Nggak minder sama yang lain?”
Aku sama sekali tidak mengerti dengan apa yang dia ucapkan, maksudnya apa tiba-tiba datang, kenal saja enggak langsung mengintimidasiku seperti ini, “Maksud kamu apa ya? Saya punya salah apa sama kamu?” Hilang rasa simpatiku yang tadinya dia ku panggil mbak.
“Salah kamu itu, kamu di sukai oleh Arkha, owner Mahabbah Radio.”
“Terus urusannya sama kamu apa?” Aku masih berusaha untuk tenang.
“YA SAYA TIDAK TERIMA ORANG KAYAK KAMU DISUKAI SAMA ARKHA!” Nada suara yang tadinya datar tapi ketus, kini semakin meninggi.
“Ya terus urusannya sama saya apa? Emang kamu siapanya Arkha?”
“AKU FANS SEJATINYA ARKHA! DAN ARKHA ITU NGGAK PANTES SAMA CEWEK KAYAK KAMU.” Dari pernyataannya, aku mengerti kenapa dia bersikap seperti ini. Mungkin dia salah satu fans garis keras seorang Arkha sang CEO dan sang General Manajer, sosok yang menjadi terkenal seiring dengan Mahabbah Radio yang semakin melejit di kalangan anak muda. Radio nomor satu di kota ini, dan mungkin di beberapa kota yang lain.
“Lah saya emang nggak ada hubungan apa-apa sama Arkha, kita cuma berteman, terus kenapa kamu marah-marah?” Aku berusaha membela diri dan mengonfirmasi bagaimana hubunganku dengan Arkha.
“YA TAPI ARKHA SUKA SAMA KAMU, ITU YANG SAYA NGGAK TERIMA! ARKHA ITU PANTESNYA SAMA CEWEK YANG BERKELAS, YA PALING ENGGAK PUBLIC SPEAKINGNYA BAGUS, CANTIK, FASHIONABLE, YA YANG SEBANDING LAH SAMA ARKHA, NGGAK KAYAK KAMU YANG BIASA AJA GINI. FISIKNYA AJA NGGAK MENARIK, TINGGI ENGGAK, PUTIH JUGA ENGGAK. PEREMPUAN KAYAK KAMU INI NGGAK PANTAS SAMA LAKI-LAKI MANAPUN!” Hatiku rasanya sangat sakit ketika mendengar dia mengatakan bahwa aku tidak pantas untuk laki-laki manapun, itu rasanya kayak sakit yang selama ini berusaha aku sembuhkan kembali disiram oleh air, bukannya sakitnya mengering yang ada malah makin basah dan kembali perih. Dia tidak tahu saja bagaimana mati-matiannya aku dalam berusaha mencintai Manggala dengan segenap yang ku bisa, dengan segala ketidakpantasanku dibanding sosok perempuan lain seperti Mbak Malina.
KAMU SEDANG MEMBACA
SADRAH ✔️ (Part Lengkap)
RomanceAku tidak tahu bagaimana takdir akan bekerja nantinya, entah melangkah mendekat ke arahmu atau jusrtu melangkah jauh darimu. Tapi satu hal yang akan ku jadikan pegangan, pada segala rasa serta asa, aku bermunajat, mengalah lalu berserah. Dari yang t...