..Hai Memori II

74 8 3
                                    

️☁️☁️

Diluar sana, semesta dan seisinya tidak peduli dengan sedihmu, kecewamu, putus asamu, semesta tetap berwarna meski kamu sedang kehilangan warna.

☁️☁️☁️

Aku mendengar samar-samar dari kamarku nampaknya hujan sudah mulai reda, yang ada kini hanya gerimis-gerimis kecil, aku tersenyum merasakan adanya ketentraman. Aku meletakkan kartu itu kembali pada tempat semula. Kemudian pandanganku mengedar lagi ke meja itu dan di sebelah gelas beserta kartu tanda peserta yang baru saja aku letakkan, aku menemukan radio jadul merk Ifanci model F4250 milik bapak yang masih berfungsi, bagaimana peran radio itu menjadi titik balik kebangkitanku, meskipun pelan-pelan dan butuh waktu yang tidak sebentar.

Flash back

Kali ini tiba-tiba kepalaku sangat pusing, kakiku pun sangat sakit jika di gunakan untuk jalan. Sepertinya anemiaku sedang kambuh. Kalau lagi sakit gini aku sadar bahwa Tuhan sedang mencabut nikmat sehat sementaraku, sepertinya setiap orang memang sudah punya jatah buat sakit, tapi gapapa, bukankah jatah sehatnya sudah jauh lebih banyak dari sakitnya. Mungkin, banyak fikiran juga menjadi salah satu alasanku bisa ngedown, apalagi kalau mengingat soal kegagalanku masuk PTN. Meskipun sudah terlewat tapi rasa sakitnya masih masih sangat terasa.

Karena hanya bisa berbaring di kasur, aku mencari sesuatu hal yang setidaknya bisa mengurangi rasa kebosananku. Tiba-tiba terlintas dalam benakku, kata “radio”, sepertinya itu ide bagus, aku bisa mendengarkan radio milik bapak. Setelah mencari beberapa saluran radio, akhirnya aku menemukan saluran radio yang menurutku menarik. Kebetulan tema yang dibahas adalah tentang sebuah ujian, tema yang sangat relate dengan situasi dan kondisi ku saat ini.

Suara laki-laki -ramah, friendly, asyik- khas seorang penyiar masuk ke gendang telingaku, ia mulai bercerita, aku mendengarkan dengan saksama.

“Selamat malam, masih dipancarluaskan dari Mahabbah radio, inilah radio Mojokerto FM yang mengudara di frekuensi seratus satu satu koma satu FM dan live streaming di www dot mahabbah radio dot com. Apa kabar sobbah, sobat mahabbah? semoga selalu dalam keadaan baik-baik saja dan tentunya bahagia. Jumpa lagi dengan gue Langit, senang sekali rasanya bisa manemani malam-malam sobbah kali ini di acara Curhatan Sebelum Lelap dalam edisi hari ini, Minggu tanggal sepuluh Juli.”

“Pendengar Sobbah semuanya, gue udah membaca curhatan yang masuk di email Mahabbah Media, banyak banget yang cerita tentang kegagalannya dalam memasuki PTN yang di impi-impikan, entah itu melalui jalur SNMPTN, SBMPTN, bahkan Mandiri. Pada kesempatan kali ini, izinin gue buat ngasih sedikit atau banyak kata yang semoga bisa membuat sobbah kembali semangat atau paling enggak bisa merasa lebih tenang, nama segmen kali ini judulnya, Sedang Gagal, selamat mendengar dalam hitungan, tiga, dua, satu.”

Entah kenapa aku memiliki niat untuk merekam siaran ini menggunakan HP ku. Aku menekan tombol merah dan rekaman sudah mulai berjalan menampilkan tangga naik turun dengan detik yang terus berjalan.

“Ikhtiarnya sudah maksimal, usahanya tidak pernah setengah-setangah tapi nyatanya hasilnya gagal, nyatanya hasilnya cuma-cuma? Semangat ya, rencanamu sudah di dengar Tuhan, hanya saja Ia masih mempersiapkan mentalmu untuk menerima kegagalan sekarang demi keberhasilan di masa depan. Pada akhirnya, kamu nanti akan mengerti “oh ternyata begini yang Tuhan maksud?” Tentang masa depan, tugas kita hanya menyusun bukan mengatur, jalani saja proses menyusunnya ya walau kadang udah disusun tinggi-tinggi roboh seketika, padahal dibangunnya dengan susah payah. Tapi, kita harus bisa berteman dengan segala keadaan ya? Bukan hanya pada peristiwa baik tetapi juga pada peristiwa yang kurang baik bahkan sangat tidak baik sekalipun, yang menyebalkan, yang tidak menyenangkan, yang membuat mood berantakan, sebab memang hanya itu yang bisa membuat lega, membuat tenang. Ada yang bilang “Terkadang yang bikin kita kecewa itu orang terdekat kita ya?” Hei, kamu tahu? Orang tua, sahabat, saudara atau sipapun dia yang sedang dekat denganmu, sedekat apapun, sedekat bagaimanapun, dia tetaplah manusia yang bisa bikin salah meski tanpa sengaja, bisa menoreh luka, jadi jangan bergantung kepada manusia ya ? siapapun dia, apalagi sampai menjadi tempatmu untuk bersandar, jangan.”

SADRAH ✔️ (Part Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang