26. Pesan Terakhir

47 4 0
                                    

"Pesan-pesan untuk kamu baca, semoga suka, semoga paham makna"

Bagaimana kalau rumah yang seharusnya menjadi tempat rebah untuk segala lelah, rumah yang seharusnya menjadi tempat ternyaman untuk segala resah, justru malah semakin membuat isi kepala berantakan, tempat yang seharusnya layak dihuni menjadi tempat yang paling tidak ingin di singgahi, rasanya sangat sulit sekali merasakan kedamaian. Bagaimana jika akhirnya kepergian menjadi keputusan yang diambil untuk sementara waktu, setidaknya untuk menyembuhkan segala sesuatu yang sedang tidak baik-baik saja.

Sambil membawa tas ransel di punggung berisi beberapa pakaian dan juga laptob aku menunggu ojek yang sudah aku pesan, kebetulan beliau adalah tetangga dekat rumah, tak lama beliau datang menyambutku dengan suara klakson sepeda motornya, "Mau di antar kemana mbak Seruni?" Sambil memberikan helm kepadaku.

"Jalan aja dulu ya, pak." Jawabku sambil memasukkan helm ke kapala.

"Baik mbak."

"Mbak Seruni mau kecepatan pelan, sedang apa cepat?"

"Sedang saja pak, karena ini masih pagi banget, takut bapaknya kedinginan nanti."

Setelah mendengar perkataanku, bapak tersebut langsung memelankan laju sepeda motornya, lebih pelan dari sebelumnya.

"Sebenarnya nggakpapa mbak, karena sudah biasa. Tapi karena mbaknya mau pelan, jadi ya saya pelankan." Bapak itu terkekeh di akhir kalimatnya.

"Oh iya, mbak pergi pagi-pagi begini orang tua tahu?" Lanjutnya.

"Jangan sampai tahu pak, kalau mereka tahu bukan kabur dari rumah namanya." Batinku.

"Sudah pak, lagian saya pergi karena ada kepentingan sebentar, nanti juga balik."

"Tapi nggak tahu baliknya kapan." Lanjutku dalam hati.

Aku mengirim pesan whatsapp pada Mahen.

To : Mahen
Mahen, katakan ke ibu sama bapak, jangan cari mbak, Mbak cuma mau menenangkan diri, suatu saat pasti mbak akan kembali.

Chat yang ku kirim pada Mahen centang satu, aku yakin dia masih tertidur karena ini memang masih jam dua dini hari. Setelah ini, untuk sementara waktu, aku tidak akan lagi melihat tingkah konyol Mahen, tidak lagi.

To : Arkha
Assalamualaikum Arkha,
Sebelumnya saya minta maaf kalau saya harus memberitahukan ini lewat chat, maaf juga kalau tidak sopan kepada atasan karena mengirim pesan di jam dua dini hari.

Mulai hari ini, saya, Seruni Qiana Paramitha ingin mengundurkan diri dan berhenti menjadi scriptwriter Mahabbah Radio. Berkas pengunduran diri akan saya kirim lewat POS. Terimakasih, maaf kalau mendadak.

Aku sudah membuat surat pengunduran diri satu jam lebih awal sebelum aku memutuskan untuk pergi dari rumah, surat itu akan aku kirim lewat POS nanti pagi.

Aku harus pergi, karena kota yang ku pijaki sudah tidak bisa lagi jadi tumpuan, durinya terlalu tajam untuk dijadikan pijakan, akan lebih berdarah jika kupaksa untuk terus melangkah, jadi aku butuh pindah, pindah ke kota baru.

Mungkin, ketidaktahuan akan menjadi jawaban paling menenangkan untukku saat ini, tidak tahu menjadi hal yang paling baik.

Aku tidak bermaksud untuk berlari ataupun menghindar dari semua permasalahan yang sedang menimpaku, hanya saja, aku cuma ingin membentuk diriku ulang, menjadi pribadi yang jauh lebih kuat dan tabah dari sebelum-sebelumnya, karena itu aku butuh suasana baru, aku butuh waktu untuk sendiri.

Meninggalkan memang terlalu sakit, tapi bertahan juga tidak kalah sakitnya.

Keterlewatanku dalam mencintai Manggala ternyata berdampak pada kehilangan hampir separuh aku, disini tak ku temukan diriku utuh, separuh di dia, separuh lagi kosong, mauku Manggala yang memenuhi, tapi itu terlalu tidak mungkin. Aku sadar, selama ini aku terlalu lancang berkeinginan, sekarang aku terlalu hancur berantakan, hati berserakan tak karuan, seperti ada terjangan badai yang memporak porakdakannya tanpa ampun, sampai pada puncaknya, ketika harapan harapan yang ku susun telah hancur sebelum terbentuk, menciptakan sakit paling sakit, yang perlu bersusah payah di obati untuk menuju pulih.

Tempat yang pernah aku dan Manggala singgahi menjadi tempat yang paling aku benci, letak percakapan-percakapan hangat bermula yang berujung kenangan hebat penyebab munculnya rasa duka bermuara.

Dan teruntuk satu orang yang selalu menganggap dirinya calon kekasihku, setelah perjalanan panjang mengenal banyak orang, baru kali ini aku merasakan sebuah ketulusan, diperhatikan, dikhawatirkan berlebihan bahkan disaat aku tidak peduli dengan diriku sendiri, disaat aku selalu tidak punya kesiapan saat hujan turun, yang selalu bodo amat dengan jas hujan atau payung, disaat itulah kamu mempersiapkan jas hujan untukku, berkali-kali, berkatmu aku jadi tahu apa itu di perjuangkan dengan usaha yang tidak main-main oleh seseorang, sifat
pemaksanyalah yang membuatku harus menerima segala bentuk iktikad baiknya. Terimakasih Arkha sudah hadir dalam hidupku, sudah mau berjuang untuk seseorang yang terlampui banyak kurangnya ini, terimakasih sudah baik untuk seseorang yang masih berusaha menjadi baik ini.

Perkataan yang aku ingat darinya, "Jangan terlalu berfikir keras, jangan lupa istirahat kalau capek." Membuat hatiku melemah, kadang aku bingung kenapa ada manusia sepengertian dan seperhatian dia, yang mau repot membuang-buang waktu mengurusi hidupku. Iya, dia Arkha.

Arkha, jika kamu membaca ini,

Terimakasih sudah mau menjadi yang paling baik dan maaf kalau aku menjadi yang paling buruk untukmu, untuk segala hal yang telah kamu berikan maaf aku tidak bisa membalasnya dengan cara yang semestinya, aku tidak tahu kenapa aku tidak bisa membuka hati untuk seseorang setulus kamu. Tidak sepantasnya kamu berjuang untuk seseorang yang tidak mau diperjuagkan ini, kamu tidak pantas mendapat penolakan dari seseorang yang tidak tahu diri ini.

Kamu pernah bertanya, "Aku kurang apa? Apakah kurang baik?" Aku tidak menjawab apapun waktu itu, maka akan ku jawab disini, bahwa kamu tidak ada kurang, lebihmu juga sudah terlalu kebanyakan, kamu juga sudah lebih dari baik, kamu menawari terang tapi aku menolak bukan berarti cahayamu kurang, tapi aku yang lebih memilih petang, aku lebih suka kegelapan. Kamu tidak pernah salah, akulah yang keras kepala.

Dilihat dari sisi manapun kamulah yang terbaik, hanya saja kebaikan yang salah dalam memilih tempat persinggahan. Terimakasih atas segala kebahagaiaan yang pernah aku rasakan berkatmu. Maafkan aku untuk segala yang membuatmu terluka.

Seruni

____________

Menuju ending ....

SADRAH ✔️ (Part Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang