CHAPTER 13
Mungkin baru tiga minggu Jimin dan Jungkook menjadi dekat dan melekat sepanjang waktu. Jimin berada di dunianya sendiri bersama Jungkook. Jarang Jimin melihat Yeonjun atau Soobin dan tentu saja Taehyung. Jimin terlalu fokus pada Jungkook.
Ketika Jimin berada di tempatnya, sebagian besar akan menjadi sesi bersantai, makan, dan mengerjakan homework bersama.
Tapi ketika dia berada di tempat Jungkook, itu kebalikannya. Tiada sesi kesantaian. Ada sesi makan tapi tergantung siapa yang makan siapa. Dan pasti tak ada homework untuk kerja.
Hampir setiap dua hari Jimin akan berakhir dengan begitu kacau. Tapi dia tetap pergi ke sekolah dengan bantuan Jungkook.
"Paman nggak ada malam ini.. jadi Jungkook, jaga Jiminku seperti biasa. Aku percaya padamu" Katanya pada pria yang lebih muda yang berdiri di samping pintu depan, tersenyum lebar.
"Ya paman"
Jungkook menatap Jimin yang duduk di kursi penumpang. Hari ni dia mengendarai mobil, bukan sepeda. Sudah lama sejak dia mengendarai kendaraannya. "Ya Tuhan, kita masih di depan rumahku dan kamu nakal."
Jungkook menyeringai dan mencondongkan tubuh ke arah Jimin, mencium bibirnya sebagai rutinitas pagi.
"Kita pasti akan pergi ke tempatku malam ni. Ada sesuatu yang ingin kutunjukkan padamu."
"Apa itu?"
Jungkook mengedipkan matanya alih-alih menjawab itu.
"Kamu tahu nanti... persiapkan saja dirimu untuk itu. Kamu akan menyukainya."
Ketika mereka tiba di sekolah, hal pertama yang Jimin dapatkan adalah sebuah pelukan. Sebuah pelukan erat dari Yeonjun.
"Ya Tuhan, sudah lama!" Jimin tersenyum dan memeluknya dari belakang.
Mereka berpelukan di samping sebuah mobil hitam dengan pria yang tampak sangat memberontak di sebelahnya.
"Aku sangat merindukanmu. Aku tak pernah mendapat kesempatan untuk memberikan pelukan setiap hari. Pria itu terus mengambilmu dariku."
Jungkook berjalan ke arah Jimin dan perlahan menarik tangannya di pinggang Jimin. Melindungi si kecil dari segalanya. "Maaf salahku. Hanya saja dia sudah menerima pelukannya dariku."
Yeonjun harus tertawa. "Aku tahu itu. Tapi Jimin tidak menerima pelukanku kan?"
Yeonjun kembali ke Jimin, menariknya untuk pelukan hangat. Jungkook menatap Yeonjun dengan rahang mengatup keras.
Lonceng langsung berbunyi, tepat saat pelukan itu akan segera mati. "Ayo kita ke kelas, kita terlambat." Jungkook menarik Jimin menjauh dari Yeonjun, tangan tak lepas dari pinggang Jimin.
Saat jam istirahat, Yeonjun duduk di sebelah Jimin. Biasanya Jimin duduk bersamanya dan Soobin dan Taehyung. Kemudian Jimin duduk bersama Jungkook sepanjang waktu. Sekarang dia duduk dengan Jungkook tetapi dengan Yeonjun. Yeonjun hanya mengundang dirinya sendiri di meja ini.
"Jimin, sudah lama kita tak keluar malam bersama" Yeonjun berkata dan Jimin memikirkannya sendiri. Memang ini sudah terlalu lama. Hampir tiga minggu.
"Aku baru menyadarinya!" Jimin sama bersemangatnya dengan dirinya.
"Kalau begitu mau jalan-jalan malam ini? Mungkin kita bisa pergi ke kafe atau nonton film saja!" Kedengarannya cukup menyenangkan bagi Jimin.
Jungkook tidak bisa menyembunyikan tatapannya. Dia menatap Jungkook dan Jungkook menatap Jimin kembali. Dia tidak akan marah kan?
"Um ya boleh!" Yeonjun bertepuk tangan, tanda akhirnya menyelesaikan sesuatu. "Bisakah kita menunggu di halte bus? Lalu pergi ke mall bersama!"
"Sampai jumpa sepulang sekolah nanti? Aku akan sedikit terlambat karena aku harus mengirim esaiku dulu." Jimin mengacungkan jempolnya sebelum Yeonjun pergi ke kelas berikutnya.
"Kau tak marah kan? Aku pergi ke tempatmu setelah hang out." Jungkook menjulurkan pipi bagian dalam dengan lidahnya, wajah yang biasa. Jimin memberi Jungkook wajah imut dan Jungkook berusaha untuk tidak meleleh.
"Boleh sayang."
×××
Jimin menunggu Yeonjun hampir lima belas menit. Dia mengatakan dia perlu mengirim sesuatu di kantor. Jadi Jimin menunggunya. Ia terus melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Tak lama kemudian sebuah mobil mendekati tempat Jimin. Dia tahu mobil ini. Jendelanya terbuka dan dia bisa melihat wajah Jungkook.
"Masuk." kata Jungkook.
"Aku menunggu Yeonjun" jawab Jimin.
"Sudah dua puluh menit, dia pasti lupa. Masuk."
Jimin masuk ke mobil dan hal berikutnya yang dia tahu, Jungkook memberinya minuman biasa. "Kau pasti haus.." kata Jungkook dan memang, Jimin ingin minum. Membuka tutupnya dan meneguknya perlahan.
"Rasa lebih baik sekarang?" tanya Jungkook sambil mengambil minuman dari genggaman Jimin.
Tiba-tiba Jimin merasa sangat mengantuk. "Aku merasa kita-"
Dan dia pingsan! Jungkook menyeringai nakal saat melihat Jimin tak sadarkan diri di sampingnya. Dia mencium bibir Jimin dengan penuh nafsu.
"Kau hanya akan bersamaku, sayang."
×××
Jungkook melihat Yeonjun di gerbang depan. Dia hanya memiliki kesempatan sekarang. Dia menekan pedal gas berkali-kali seperti suara mobil sport. Mata mengembara pada sasaran.
Tak lama kemudian Yeonjun menyeberang jalan persis seperti apa yang ada dalam pikiran Jungkook. Dia menginjak pedal gas dan mobil langsung melaju ke depan orang yang menyeberang jalan.
"Ni yang kamu dapatkan ketika kamu rampas Jiminku!" Kata Jungkook sambil mempercepat ip dan meninggalkan tempat kejadian.
"Sekarang kamu mendapatkan balasanmu."
TO BE CONTINUED
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ | Possession 21+
Romance21+ Keluarga yang sempurna. Pacar yang sempurna. Teman yang sempurna sampai dia bertemu teman baru yang menginginkan dia untuk milik pria itu. "I...need you..." ucap Jimin terbata-bata. Nafasnya terengah-engah. Jungkook menyeringai suka sambil menji...