CHAPTER 24
SEKRETARIS memberinya blazer. Ternyata dia berhasil menyelesaikan semuanya dalam waktu singkat.
"Apakah Anda akan berada di sini lagi, Tuan?" Dia bertanya meskipun dia benar-benar takut untuk melakukannya.
"Tergantung ... Kalo aku ingin berkunjung, aku akan kembali." Jungkook memakai blazer itu dan keluar dari kantornya.
Ini bahkan belum tengah malam, dia sudah bisa kembali ke rumah. Tiba-tiba dia merasa senang dan bersemangat untuk kembali ke rumah bertemu kesayangannya.
Dia mencium kalung di lehernya. Secara kebetulan, kalung itu milik Jimin.
"Waktunya untuk memeluk kesayanganku."
×××
TAEHYUNG kembali berdiri setelah tersandung. Dia berhasil menyelinap masuk menggunakan pintu belakang. Kemungkinan besar akan mengganggu properti orang lain tapi siapa yang peduli.
Dia mendongak dari lantai tempat dia tersandung, dia bisa melihat pintu terbuka dengan jelas. Tak terlihat seperti pintu biasa. Dia berjalan menuju pintu dengan mata hati-hati.
Dia mengeluarkan pisau kecilnya untuk berjaga-jaga jika ada yang muncul di depannya. Dia hanya bisa menusuk mata orang itu. Dia berjalan lebih dekat ke pintu dan tak ada orang di sekitar. Kalau begitu ruang bawah tanah yang gelap memang menakutkan tapi itu tak mengganggunya.
Perlahan dia masuk dan akhirnya dia melihat seseorang yang sangat ingin dia temui. "Jimin!"
Taehyung berlari ke arah pengemis itu dan memeluk Jimin erat-erat.
"Taehyung..." Jimin mulai menangis. Taehyung mendorong rambut Jimin ke belakang, menyeka air mata di pipinya.
"Jangan nangis sayang, aku ada bersamamu." Taehyung melihat rantai yang melingkari kaki Jimin.
×××
MEREKA berdua berlari secepat mungkin ke ruang bawah tanah. Saat mereka masuk ke ruang bawah tanah, mereka benar-benar berhenti.
"Siapa kamu? Bagaimana kamu bisa berada di rumahku?" tanya Seokjin saat melihat seorang pria bertubuh sedikit tegap, sudah mengangkat pria mungil itu dari tempat tidur.
Namjoon menatap kunci di tangannya.
"Siapa kalian? Aku di sini untuk selamatkan dia. Tak bisakah kamu melihatnya?" Taehyung tak bisa menjawab bagaimana dia berada di rumah orang asing ini karna itu adalah kehidupan kecilnya.
Seokjin bisa melihat dengan jelas. "Bagaimana aku bisa tahu kau di sini untuk selamatkan dia?"
"Bang, aku pacarnya" jawab Taehyung.
"Kau pacarnya?" kata Seokjin.
"Adikmu culik pacar seseorang?" kata Namjoon.
"Adikku culik pacarmu?" Pertanyaan terus melayang di udara tanpa jawaban.
"Bisakah kita keluar dan membawanya ke rumah sakit?" Taehyung memohon.
"Dan kita harus memanggil polisi sekarang jugak! Kita tak bisa biarkan adikmu bermain-main dengan psikopatnya!" Namjoon meneriakkan itu dengan keras.
Seokjin bahkan tak mampu menjawab sepatah kata pun saat Namjoon yang berada beberapa langkah di belakangnya tiba-tiba terjatuh ke depan. "Joon–"
"Hyung... menurutku pacarmu sudah mati..." kata Jungkook sambil berdiri di sana dengan senyum jahat murni di wajahnya.
"Fuck..." Itulah kata pertama yang keluar dari bibir Seokjin saat melihat kekasihnya tergeletak di tanah.
Tak yakin apa dia masih bisa bernapas atau tak.
"Yah Jeon Jungkook!"
"Tapi aku tak buat apa-apa? Aku hanya berdiri di belakangnya." Bagaimana Jungkook bisa mengatakan itu ketika dia benar-benar memiliki pisau tajam di tangannya.
Semua orang bisa melihatnya.
"Pisau..."
TO BE CONTINUED
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ | Possession 21+
Romance21+ Keluarga yang sempurna. Pacar yang sempurna. Teman yang sempurna sampai dia bertemu teman baru yang menginginkan dia untuk milik pria itu. "I...need you..." ucap Jimin terbata-bata. Nafasnya terengah-engah. Jungkook menyeringai suka sambil menji...