17

844 66 8
                                    

CHAPTER 17

"Jungkook ada?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jungkook ada?"

Itulah pertanyaan pertama Taehyung padanya saat Jimin membuka pintu.

Jungkook tak ada di sini karena dia sudah terlalu lama bersamanya di tempatnya sampai-sampai ayahnya berpikir bahwa dia adalah pria lajang tanpa anak.

"Mengapa kamu ingin bertemu sama Jungkook?" Jimin meminta itu sebagai gantinya.

"Bukan itu. Aku di sini untuk bertemu dengan kamu." Jimin tahu itu pasti. Ingin menjelaskan hal-hal yang tidak ingin dia ketahui sekarang.

"Aku tak ingin mendengarkan katamu, Taehyung" Jimin hampir menutup pintu tapi Taehyung menahannya, tidak membiarkannya tertutup.

"Baik. Aku tahu itu tapi aku di sini bukan karna aku ingin menjelaskan tentang apa yang terjadi."

Itu membingungkan. Lalu apa gunanya datang ke sini?

"Lalu? Aku tak punya waktu untuk berbicara dengan kamu, Tae" Jimin berkata sedikit lelah.

"Jimin... ada yang tak beres. Kau bukan dirimu yang sebenar." Jimin hanya bisa tertawa kecil.

"Aku? Kamu yang bukan. Ku mohon.. pergi saja dari sini" Dan lagi Jimin coba menutupnya tapi Taehyung menahan pintu.

"Ketika kita bertengkar sebelumnya, kita pergi begitu saja kan dan tak berbicara sama sekali untuk selesaikan masalah?"

Jimin entah bagaimana tidak menahan pintu lagi. Dia membiarkannya terbuka dan tubuh berbalik, menunjukkan punggungnya ke Taehyung.

Itu pertanyaan yang bagus. Sejujurnya, dia pernah bertengkar dengan Taehyung dari waktu ke waktu. Masalah kecil hingga yang terbesar namun semuanya terpecahkan.

Mereka berdua saling memberi waktu untuk berbicara dan keluar dengan solusi yang lebih baik.

"Jungkook memanipulasimu, Jimin. Tak bisa kamu lihat itu? Dia ada di sini tiba-tiba, menjagamu dan lakukan hal itu seolah-olah kau milik dia."

"Jadi, apa kamu ingin katakan?" Jimin sudah tidak sabar lagi.

"Aku tahu kamu sangat ramah. Kamu suka berteman dan memiliki simpati ini dalam dirimu, tapi caraku melihat sekarang lebih dari ramah. Kamu hanya mengenal Jungkook selama dua minggu, namun kamu berada di tempatnya hampir sepanjang waktu. Hanya tuhan yang tahu apa yang kamu lakukan padanya."

"Kamu bersamaku lebih dari setahun tapi aku tak pernah membawa kamu ke tempatku. Karna aku selalu datang ke sini untukmu. Dan... lihat dirimu sekarang. Kamu terlihat berbeda. Selain kesan gigitan yang kamu miliki itu langsung tidak untuk menutupinya."

Taehyung hampir meledak.

"Kamu benar-benar menghentikanku lakukan itu karena sekolah dan kamu tak ingin ada yang melihatnya tapi di sini kamu menunjukkan semuanya. Bukan dariku tapi dari pria yang kamu temui dua minggu lalu. Lalu .. kamu telah menjadi mengabaikan temanmu Yeonjun, dia ada di rumah sakit sekarang."

"Apa?" Mata Jimin menjadi besar untuk itu. Sejak kapan Yeonjun dirawat di rumah sakit? Untuk alasan apa?

"Dia stabil, jangan khawatir. Hanya retakkan beberapa tulangnya." Jimin tak percaya dia bersenang-senang saat teman kesayangannya terbaring di ranjang rumah sakit.

"Tengok itu? Jungkook tak beritahu kamu tentang hal itu lagipun dia tahu Yeonjun adalah sahabatmu. Bagaimana dia mengalihkan pikiranmu dari Yeonjun"

Entah kenapa apa yang dikatakan Taehyung memang benar. Sangat tidak mungkin baginya untuk tidak mengetahui itu.

"Jadi sekarang aku hanya ingin kamu tahu bahwa... kamu bukan Park Jimin yang aku kenal dan aku membutuhkan dia kembali. Aku rindukan dia. Aku mungkin terlihat seperti pria yang jahat, namun aku seperti itu saat aku tidak bersama dia"

Taehyung masuk dan memegang tangan Jimin, matanya sedikit berair tapi dia tidak mau menghapusnya.

"Aku tahu apa yang terjadi di antara kita menyakitkan tapi percayalah padaku Jimin, aku sudah bersamamu selama berhari-hari dan tak pernah berpikir untuk menyakiti kamu. Aku datang ke sini dan berbicara dengan ayahmu sebelumnya, menjelaskan diriku kepadanya karena kamu tak mau  dengarkan aku."

Sekarang Jimin bisa melihat Taehyung. Usaha Kim Taehyung untuknya. Sejujurnya, Taehyung bukanlah tipe orang yang akan coba menipu atau menyakiti Jimin. Dia baik. Sangat baik. Mungkin ada kekurangan pada Taehyung tapi Jimin bisa membantunya.

"Bisa kita selesaikan semua ini? Aku benar-benar tak ingin kehilanganmu."

×××

"Aigoo...lo bangun jam 5 buat masak? Untuk aku?" Seokjin hendak masuk tapi Jungkook menghentikan kakaknya.

"Itu bukan untukmu." Kalau begitu, aduh.

"Ah ini pasti untuk gadis yang kau coba miliki. Kau sangat sukainya ya."

Jungkook tersenyum sendiri sambil mengepak makanan yang dibuatnya khusus untuk namja kecil tersayang.

"Entah bagaimana aku merasa seperti hari ini, kau mungkin berakhir dengan dia berada di atas meja kerjamu."

"Kenapa begitu? Aku katakan sebelumnya, aku akan membawa dia ke sini sebagai gantinya."

Kakak besarnya harus tertawa. Bagaimana mungkin? Momennya akan ada di sana dan dorongannya akan instan. Bahkan tak bisa memikirkan tempat tidur dengan pasti.

"Lebih mudah dilakukan di kantor karna kau berada di sana sepanjang hari."

Itu satu hal yang kakaknya tak tahu apa Jungkook lakukan sebenar.

×××

Matanya berapi-api. Wajahnya memerah. Jari-jarinya mencengkeram roda terlalu keras.

Dia memarkir mobilnya di tempat yang tak selalu dia parkir. Itu karena seseorang ditunggui tak ada di sana.

Dia mengatupkan rahangnya, menatap orang yang ada di pikirannya sekarang. Jimin dan Taehyung berpelukan dan bergandengan tangan.

Dia pergi ke rumah Jimin untuk menjemputnya tapi ayah Jimin bilang Jimin sudah pergi ke sekolah dengan orang lain, Taehyung.

"Dia pikir dia bisa bersama siapa pun yang dia inginkan juga?! Dia bermain dengan orang yang salah." Kata Jungkook saat seringainya mulai tumbuh di wajahnya.

TO BE CONTINUED

✓ | Possession 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang