Kediaman Daelorv ramai dipenuhi pelayat yang kebanyakan anak-anak Noxious. Virga sedari tadi terdiam, memandangi pria paruh baya yang sedang memeluk peti berisi jenazah Nji. Posisi yang terasing dari orang-orang membuatnya betah berlama-lama merenung. Virga dapat merasakan kesedihan yang dialami ayahnya Nji, karena dia juga merasakan kehilangan sosok sahabat yang selalu menemani.
"B-bang ...."
Suara lirih anak kecil itu membuat Virga terhenyak. Dia memejam sejenak dan menarik napas sebelum melihat ke bawah. Wajah gadis itu memerah dan sembab, pundak kecilnya tak berhenti bergetar. Tersenyum getir, Virga berjongkok dan langsung membawa tubuh mungil itu ke dalam dekapannya. "Gak papa. Koko udah senang karena bertemu Mama."
Cixie tidak mampu bicara dengan jelas. Tangan mungilnya melingkar erat di leher Virga dengan napas tersengal. Dia terisak-isak sampai air matanya membahasi leher Virga.
"Koko jahat ... Koko bohongin Cisi."
Tangisan Cixie makin kencang. Pemuda yang mendekapnya, memejam erat. Virga merasakan nyeri di dada karena kesedihan yang teramat.
Virga mengangkat Cixie, membawa gadis kecil itu ke ruang belakang agar lebih leluasa menangis. Sampai di kamar, Virga memangku Cixie dan mengusap-usap pucuk kepalanya. Tangis gadis kecil itu sama sekali belum mereda.
"Koko mau ikut Mama gak ajak-ajak. Koko biarin Cisi sama Papa sendirian. Koko jahat."
Sementara di luar, ayahnya Nji menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Perlahan, dia melepas peti dari pelukan dan mengusap-usap lembut seakan sedang mengusap kepala anaknya.
Anak laki-lakinya sudah pergi setelah pamit ingin berperang melawan musuh geng motornya. Tidak, Daerolv tidak menyalahkan Noxious. Itu kemauan Nji sendiri masuk dalam pergengan motor, anak-anak Noxious yang lain pun tidak ada yang mengharapkan ini terjadi. Memang takdir telah menggariskan bahwa umur Nji cukup sampai di sini. Setidaknya itu yang ada di benak Daerolv yang berusaha mengikhlaskan kepergian Nji.
Lagian, orang yang membunuh Nji sudah mendapat balasan setimpal.
"Tenang di sana, Nak. Selamat bertemu Mama. Di sini, Papa dan Cisi bakal doain yang terbaik buat kalian."
***
Yeon keluar dari ruang sidang bersamaan dengan datangnya rombongan Noxious. Dia tersenyum dan bertos ria dengan teman-temannya. Ketika kepalan tangannya bertemu dengan tangan Virga, dia bertanya, "Bagaimana pemakaman Nji?"
"Pemakaman Nji lancar, dia pasti udah tenang di sana. Terus, bagaimana hasil sidang lo?" Virga balik bertanya. Dia mengikuti Yeon yang berjalan meninggalkan ruang sidang. Anak-anak yang lain mengekor di belakang.
"Yon, lo gak dihukum mati, kan?" Kalimat Aleor membuat semua pasang mata tertuju padanya, lalu mereka kembali menatap Yeon. Mereka berharap, Yeon membenarkan praduga tersebut.
"Gak, gue cuma kurungan dua bulan." Yeon menjawab santai, tetapi itu cukup membuat semuanya terkejut.
"Bokap lo gak minta keringanan?"
"Leor, kurungan dua bulan itu udah hukuman paling ringan bagi seorang pembunuh asal lo tau." Kleo menggelengkan kepala pelan dengan pertanyaan Aleor. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa dia juga tidak terima dengan kabar itu. Bagi pertemanan mereka, dua bulan bukanlah waktu yang singkat.
"No problem, Guys. Yang penting gue udah balas orang yang membunuh Nji." Yeon kembali mendahului mereka. Dia memang salah karena telah melakukan pembunuhan walau dalam keadaan emosi. Baginya, Nji sudah seperti kakak laki-laki yang selalu merangkulnya saat ada masalah. Dia juga merasa sedih atas kepergian cowok itu, tetapi lebih memilih menyimpannya sendiri. Nji, lo yang tenang di sana. Jangan khawatir, gue sama yang lain bakal jagain Cisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Introvert Wife
Teen FictionEnd tanggal 18 Mei 2023 Sebuah insiden membuat Virga Bimoora terpaksa menikah dengan seorang gadis introvert. Virga yang pembangkang, brandal dan kaku harus menghadapi sifat seorang introvert yang misterius dan membingungkan. Apalagi mereka tinggal...