28. Teguran Untuk Virga

6.6K 386 47
                                    




Atya masih belum sadar, tapi kondisinya sudah mulai membaik. Tiga jam sekali dokter akan datang untuk memeriksa kondisinya.

Kai dan Deors pergi ke kantin untuk membeli makanan. Naura di dalam menjaga Atya yang terpejam. Sedangkan Virga duduk di luar bersama Mawar.

Pemuda itu hanya menunduk, tidak berani mengangkat wajah melihat raut kekecewaan pada wajah Mawar. Mawar sendiri sedari tadi menatap lurus ke depan, sesekali mendengus yang terdengar oleh Virga.

"Bunda pernah bilang, jangan biarkan Atya sendirian di rumah malam-malam." Suara Mawar terdengar lirih. Wanita itu menatap Virga yang menunduk. Mawar tidak tahu bagaimana perkembangan komunikasi pasangan muda itu, tapi bisakah dia kembali percaya setelah dikecewakan?

Virga hanya diam, tidak berani membalas untuk sekedar membela diri. Ini semua secara tidak langsung juga salahnya. Ia tidak pulang setelah tawuran, seharian berduka di rumah Nji dan malamnya lagi berkumpul di markas. Seakan lupa jika sudah menikah, Virga yang biasa hidup bebas melupakan statusnya yang telah beristri.

"Yang penting, jangan diulangi lagi ya, Ga? Kalau memang kamu ada kepentingan dan tidak pulang di malam hari, antar Atya ke rumah bunda atau ke rumah mama-mu. Jangan tinggalkan dia sendirian di rumah." Mawar menelan ludahnya. Berusaha memahami jika Virga maupun Atya masih sama-sama labil, mereka tentu belum mengenal bagaimana kehidupan berumah tangga. Mawar meyakinkan diri jika Virga tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.

"Bunda masuk dulu." Mawar mengusap pundak Virga yang menunduk, berdiri lalu masuk ke dalam. Virga yang duduk sendirian di koridor rumah sakit mengacak rambutnya.

"Gue emang gak pantes jadi suami lo, Ya. Gue gak bisa jadi suami di usia segini, gue belum siap. Atya, apa kita baiknya cerai aja?"

Naura membasuh tangan Atya dengan handuk basah. Wanita itu tampak fokus dan tulus dengan pekerjaannya. Mawar menjemur pakaian basah Atya di tempat yang telah disediakan. Ruangan VVIP yang disiapkan Deors untuk Atya cukup luas. Mawar dan Naura fokus dengan pekerjaannya sedangkan yang lain entah kemana.

"Atya, kamu sudah bangun?"

Gadis itu mengalihkan pandangannya dari pintu masuk, melihat Naura yang terkejut. Mawar juga mendekat, memeluk putrinya dengan erat.

"Syukurlah kamu udah bangun, Sayang." Mawar mencium kening Atya berkali-kali. Naura berdiri di samping bed tersenyum senang melihat Atya yang sudah sadarkan diri. Gadis itu melihat ke arahnya, membuat senyum Naura semakin lebar dengan matanya yang berkaca-kaca.

"Tante, bisakah anda pergi? Saya ingin bersama bunda."

Senyum Naura luntur mendengar perkataan bernada dingin itu. Sampai sekarang, Atya masih belum menerimanya sebagai mertuanya ya?

"Aya, kok gitu ngomong sama mama-mu?" Mawar menegur, merasa tidak enak dengan sikap Atya. Sedangkan gadis itu memalingkan wajah, bergerak pelan memunggungi Naura.

"Maw, gak papa. Atya pasti ingin istirahat. Aku keluar dulu, ya? Mau manggil Virga sama yang lain."

Atya dan Mawar saling diam setelah Naura keluar. Mawar menatap anaknya lamat, mendengus lalu mengusap kepala Atya. "Jangan diulangi lagi, Sayang. Mau bagaimanapun Tante Naura juga ibumu," pesannya lembut.

Naura menghampiri Virga yang masih duduk di kursi panjang di koridor, mengusap pundak kekar pemuda itu lembut. Virga mendongak, melihat Naura duduk di sampingnya dan memasang senyum.

"Atya sudah sadar, masuklah."

Virga merasa lega gadis itu sudah sadarkan diri, tapi untuk masuk Virga masih belum berani. Malam Selasa kemarin, Virga ingat dengan betul bagaimana Atya berteriak ketakutan hanya karena dirinya menyentuh pergelangan tangan gadis itu. Virga tidak mau membuat Atya tidak nyaman karena kehadirannya.

Introvert WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang