Ini part random aja
Hari ini tanggal merah. Atya dan Virga tidak sekolah, Virga juga tidak ke bengkel karena jam bekerjanya dimulai jam empat sore. Pemuda itu berdiam di rumah menolak ajakan Kleo pergi ke tempat prostitusi.
Melihat Virga yang tampak fokus pada pertarungan di ponselnya, Atya ragu-ragu mendekat, kakinya kembali berhenti setelah maju sebanyak tiga langkah. Gadis itu mengulum bibirnya, tangannya menggenggam erat tali tas selempang yang menggantung di pundaknya.
Setelah menarik napas dalam, gadis itu memberanikan diri kembali melangkah.
Virga masih fokus dengan pertarungannya. Mata pemuda itu tidak teralihkan dari layar ponsel, jari-jemarinya dengan lincah bergerak. Suara-suara khas dari game online terdengar dari ponselnya.
"Em ...." Atya memejamkan matanya kuat, mundur selangkah dari sofa tempat duduk Virga.
"A--anu ... em ... ish." Atya menggigit bibirnya, melirik takut-takut pada Virga. Gadis itu merasa sulit untuk membuka suara di dekat pemuda itu. Atya melihat kakinya yang telah memakai sandal jepit. Dengan rok panjang yang menutupi mata kakinya, baju lengan panjang yang menutupi pergelangan tangannya, dan kerudung segitiga yang membalut kepalanya. Gadis itu siap melakukan pergi.
Virga tak sengaja melihat kaki Atya yang berdiam di lantai. Pemuda itu mengalihkan pandangan, melihat kaki itu dan naik ke atas. Melihat Atya yang telah siap keluar rumah dengan pakaian tertutup yang terlihat kebesaran di tubuhnya.
"Mau ke mana?" Virga bertanya dengan tenang, ia tidak mau menggunakan nada ketus apalagi tinggi pada gadis itu. Akan lebih baik jika gadis itu tidak merasa terancam dengan keberadaannya.
"Itu ... aku ... m-mau belanja."
Virga mengangguk, tangannya melambai dengan pandangan fokus ke layar ponsel. "Ya udah. Hati-hati."
Atya menatap kaki Virga yang sebelah naik ke meja, menggigit pipi bagian dalam dan maju selangkah. "Kamu ... aku ... kamu mau antar aku?"
Meski suaranya lirih tapi Virga masih bisa mendengar. Ia mendongak, melihat Atya yang tidak berani melihat k ke arahnya. Tanpa berkata-kata Virga berdiri, menyimpan ponsel ke dalam saku celana dan mengambil kunci motor yang terletak di atas meja. "Ayo."
Atya mengulurkan kunci motor yang ia pegang, terputus-putus saat berkata, "Pa--pakai motorku aj--a."
Virga menatap Atya. Sebenarnya ia tidak suka dengan cara gadis itu berbicara dengannya. Selalu tergagap dan dengan suara lirih, seakan Virga adalah monster yang menakutkan baginya. Sebegitu nya dia takut pada Virga?
"Ayo." Virga mengambil kunci motor yang menggantung di tanah Atya, berjalan lebih dulu keluar rumah. Atya mengikuti dari belakang. Virga menurunkan motor matic hitam milik Atya dari teras rumah, sedangkan sang pemilik motor mengunci pintu. Sambil menunggu Atya Virga memakai helm-nya.
Atya naik ke boncengan motor Virga sambil mengaitkan pengait helm di bawah dagu. Setelah dirasa posisi duduk gadis itu sudah aman, Virga mulai melajukan kendaraan keluar dari halaman rumahnya yang tak terlalu luas.
"Mau belanja di mana ini?" tanya Virga ditengah perjalanannya. Kondisi jalanan tampak ramai sampai motor Virga harus berjalan di pinggir.
"Hah?" Atya sepertinya tidak mendengar. Gadis itu sedikit memajukan tubuhnya ke depan. "Apa?"
"Makannya kalo duduk gak usah jauh-jauh. Enggak-enggak kalo bakal gue gigit!" Virga kehilangan kesabarannya. Melihat dengan kesal jarak di antara keduanya melalui kaca spion. Mungkin akan sangat cukup jika menaruh satu karung beras di tengah mereka.
Atya diam. Gadis itu tidak menyahut. Ia benar-benar tidak mendengar dengan jelas suara Virga tadi. Bukan karena jarak yang jauh, melainkan samping kiri dan kanan mereka dipenuhi pengendara lain yang melintas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Introvert Wife
Novela JuvenilEnd tanggal 18 Mei 2023 Sebuah insiden membuat Virga Bimoora terpaksa menikah dengan seorang gadis introvert. Virga yang pembangkang, brandal dan kaku harus menghadapi sifat seorang introvert yang misterius dan membingungkan. Apalagi mereka tinggal...