22. Pertengkaran Kecil

7.9K 422 34
                                    




Ibu-ibu kompleks sedang berkumpul di gerobak sayur keliling yang lewat. Mereka berbelanja diiringi obrolan, juga sesekali melihat ke arah rumah yang tampak sepi di pagi hari.

"Semalem kayanya tetangga baru ribut," ucap seorang ibu-ibu sambil menunjuk rumah yang tak jauh dari tempat mereka berada dengan bibirnya.

"Ho'oh, sampe istrinya teriak keras banget," sahut ibu lainnya. Tukang sayur yang tampan sendiri karena laki-laki sendiri hanya bisa menggeleng. Bukankah sudah wajar ibu-ibu rumah tangga bergosip saat berbelanja?

"Anakku sampe kebangun gara-gara teriakannya."

"Ya, namanya juga masih muda udah nikah. Wajarlah kalo mereka ada percekcokan," ibu lainnya mencoba mereda obrolan agar tidak melenceng dari kejadian sebenarnya. "Kita juga gak jarang ada perdebatan sama suami."

"Iya, Bu Win, tapi kita 'kan gak sampe kedengeran tetangga. Malu, lah."

"Mereka juga masih sekolah, udah nikah aja. Wajarlah kalo belum dewasa jadi apa-apa diselesaiin lewat pertengkaran."

"Mereka nikah muda kayanya si cewe hamil duluan." Ibu berdaster ungu mencebikkan bibirnya, melirik rumah pasangan baru dengan sinis.

"Ho'oh. Tapi perutnya gak keliatan besar?"

"Halah, jaman sekarang kan bisa ditutupi. Ceweknya juga kalo sekolah pake kerudung, jadi gak terlalu keliatan. Apalagi usia kehamilannya pasti masih muda," pelopor ibu rambut dicepol yang diangguki oleh sebagian dari mereka.

"Coba aja kita bisa lapor. Sebenernya gak nyaman kalo ada tetangga masih sekolah tapi udah nikah, mana tetep bisa sekolah lagi."

"Mau gimana lagi, Bu. Mau lapor juga gak bisa. Kita-kita udah tandatangan di atas materai. Kalo sampe pernikahan mereka terbongkar, kita yang kena denda."

"Mereka tinggal berdua yang penting udah nikah, nggak kumpul kebo. Bener gak, Pak?" Ibu berkerudung hitam yang sedari tadi diam melihat tukang sayur meminta persetujuan.

Tukang sayur hanya mengangguk membenarkan perkataan ibu tersebut. Terserah mereka bicara apa, yang penting dagangannya laku.

"Jadinya beli apa aja, Bu?"

***

Gudang penyimpanan tua di tengah kota itu terpilih menjadi tempat berkumpulnya anak-anak Noxious. Dan malam ini mereka berkumpul untuk berlatih. Samsak-samsak yang digantung secara berjejer itu ditinju dengan kuat. Anak-anak Noxious berlatih dengan semangat. Ada yang melawan temannya untuk melatih ketangkasan dan kefokusan. Ada yang berlatih menggunakan belati dan senjata lainnya.

Virga sendiri memilih berlatih dengan meninju samsak di ruangan khusus untuknya.

Bugh!

Mata tajam Virga mengarah pada samsak di depannya. Rahangnya mengeras. Tinjuan demi tinjuan ia layangkan dengan keras, menatap samsak di depannya seakan-akan musuh yang harus dimusnahkan.

Bugh

Bugh

Keringat menetes dari rambutnya, membasahi bahu lalu mengalir ke perut. Kepalan tangannya bergantian memukul benda gantung di depannya hingga otot-ototnya terlihat dengan jelas.

Nji di ambang pintu menggeleng pelan, melihat bagaimana tubuh bertelanjang dada itu penuh keringat karena latihannya sendiri. Bahkan rambutnya ikut basah.

"Masuk aja," kata Nji pada seseorang sebelum kemudian pergi dari ruangan khusus sang leader.

Seorang gadis muncul di ambang pintu menggantikan posisi Nji tadi, menatap Virga yang sangat berambisi memukul samsak sampai terlihat emosi. Perlahan gadis itu mendekat, berjalan dengan pelan hingga langkahnya tidak terdengar Virga.

Introvert WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang