33. Digigit Ular?

5.5K 376 42
                                    

Matahari sangat terik di luar, tetapi anak-anak Noxious tetap asik berkumpul di dalam markas. Tiga teko berisi es teh manis serta gelas-gelas yang berceceran di lantai, menjadi pemandangan khas ruangan itu. Kipas angin berdiri di pojok dengan kepala yang terus berputar membuat mereka terbebas dari gerah.

Suara nyaring dari PS yang dimainkan Virga dan Seano beradu dengan nyanyian Aga serta rombongan. Aga sangat antusias melenggak-lenggok dengan gagang sapu yang berperan sebagai mikrofon. Dares memukul-mukul meja menciptakan irama tersendiri. Seseorang bertugas memetik gitar, sedangkan dua teman lainnya ikut bernyanyi dan bertepuk tangan.

Di pojok ruangan juga tak kalah heboh. Sepuluh orang duduk melingkar di lantai sambil bermain kartu. Tentu saja, lembar-lembar rupiah ikut tampil di tengah mereka. Sorak-sorai amat ramai ketika terlontar candaan di tengah-tengah permainan kartu.

Namun, suara-suara berisik itu sama sekali tidak menggangu Arki yang tidur nyenyak di sofa. Dia dengan nyaman bertelanjang dada, menampilkan lipatan-lipatan cantik di perutnya. Tak jauh berbeda dengan Arki, Aleor tidak ikut seru-seruan. Bedanya, cowok itu menyendiri di kamar istirahat. Dia berbaring dengan lengan sebagai bantalan, matanya memejam tetapi dia tidak tidur. Di samping tubuh, ponselnya menyala karena sedang tersambung panggilan dengan Arun. Walau temannya itu berada di luar negeri, tetapi interaksi mereka tetap terjaga dengan baik. Bahkan Arun melihat seleksi kemarin malam melalui panggilan video melalui ponsel Aleor.

"Aleor, kok diam aja, sih dari tadi?"

Aleor tetap menatap pada langit-langit kamar, tak menghiraukan Arun yang mulai mengoceh.

"Aleor, jangan bilang kamu tidur. Kamu keseringan banget sih, tidur pas aku telponan. Sebel!"

Kleo masuk ke markas setelah menjemput adiknya dari sekolah, sekaligus mengantarkan adik satu-satunya itu ke rumah. Cowok itu langsung menghampiri Virga dan menepuk pundaknya.

"Ga, gue tadi lewat rumah lo. Gue dengar-dengar Atya kegigit ular."

Virga seketika menoleh. Seano mematikan permainan yang sedang berlangsung. Mereka lebih memilih mendengar kabar yang dibawa Kleo.

"Iya, tapi katanya udah gak papa. Gue denger dari ibu-ibu yang ngobrol di pinggir jalan, ular yang menggigit masih kecil terus bukan jenis ular berbisa. Jadi gak terlalu berbahaya."

Virga memejamkan matanya, berpikir kenapa gadis itu ada-ada saja musibahnya. Darimana gadis itu bisa bertemu ular, bukankah Atya tadi masih izin tidak masuk ke sekolah? Atya termasuk juga anak rumahan, tidak mungkin gadis itu keluyuran sampai bertemu dengan ular.

Virga mengambil ponsel yang ia letakkan di atas meja, duduk di kursi samping meja dan mengirim pesan untuk Atya.

Virga :
Lo kegigit ular?

Centang dua, tak lama menjadi biru. Virga memperhatikan ponselnya, tidak muncul juga balasan dari Atya.

"Ini cewek ke mana sih?" Virga bergumam kesal lantaran tak kunjung mendapat balasan dari Atya, padahal di sana terlihat jika Atya sedang online.

Virga kembali mengetik pesan.

Virga
Kok bisa? Gimana ceritanya?

Ting

Atya*_*
Cuma ular kecil dan tidak berbisa

Jawaban yang sudah Virga ketahui tidak membuat pemuda itu puas. Virga kembali membalas.

Virga
Terus? Gimana lo bisa kegigit ular? Ketemu di mana?

Atya*_*
Aku membersihkan halaman belakang

Introvert WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang