43. Ada Hati Yang Lain

9.2K 376 43
                                    



"Atya ... huh ...."

Virga mencapai puncaknya.

Mata dengan iris kebiruan pemuda itu terbuka bersama napasnya yang tersengal, pandangannya berputar mengelilingi ruangan. Gadis yang bergelut dengannya tidak ada di sampingnya. Tapi, Virga sadar ini di kamarnya. Pemuda itu segera duduk, menyibak selimut dan melihat celananya yang telah basah. Ia mendesah kesal.

"Bisa-bisanya gue mimpi kayak begitu," gumamnya seraya mengacak-ngacak rambut.

Dilihatnya jam alarm di atas laci. Jarum jam menunjukkan pukul 03.04. Menurunkan kaki dari kasur, pemuda itu menyambar handuk dan melilitkan di pinggangnya. Sebelum ke kamar mandi ia menyempatkan diri ke ruang tamu, melihat meja kaca yang dalam keadaan baik-baik saja, tidak retak seperti saat itu, pertanda jika itu hanya mimpi bukan benar-benar kenyataannya.

Raut wajah pemuda itu sarat akan kekecewaan. Saat berbalik, Virga bertemu tatap dengan Atya yang baru saja keluar dari kamar mandi. Wajah mungilnya basah, begitupun tangan yang lengan bajunya digulung sampai atas siku.

Mata gadis itu melihat handuk yang melilit pinggang Virga. Menyadari tatapan Atya, Virga merasa malu, takut kalau gadis itu menyadari jika ia baru saja mengalami mimpi basah.

Virga baru menyadari di luar hujan setelah mendengar rintik hujan yang mengguyur atap rumahnya. Terdengar deras diiringi suara guntur yang sesekali menggelegar.

"Hujan ya? Atap kamar gue bocor sampe bangun-bangun udah basah aja ini celana gue. Lo jam segini udah bangun, Ya?"

Gadis itu mengangguk paham, sedikit menjauh saat Virga mendekat. "Aku mau sholat," jawabnya pelan, segera masuk ke kamar sebelum kulit mereka bersentuhan.

Setelah pintu kamar Atya tertutup, Virga segera masuk ke kamar mandi, menutup pintunya dan melihat pantulan dirinya di kaca.

"Huh. Malam-malam gini gue harus mandi besar."

***

Virga sedang berbaring memainkan ponselnya saat melihat di kaca jendela kamarnya ada sebuah tangga berjalan. Pemuda itu bangun, berjalan ke luar karena penasaran dengan tangga yang tampak berjalan sendiri itu.

Atya berdiri di samping tangga saat Virga keluar dari rumah. Gadis itu menata posisi tangga supaya dapat mencapai genteng rumah.

"Lo ngapain bawa-bawa tangga, Ya?"

Gadis itu menoleh, melihat Virga seraya tersenyum tipis. "Katanya gentengnya bocor, emang gak mau dibenerin?"

Virga mengulum bibirnya. Kebohongannya semalam ternyata masih berlanjut. Tangan pemuda itu menggaruk tengkuk seraya menyengir.

"Oke deh, gue benerin. Ketimbang kalo hujan bocor lagi."

Meski tidak ada yang bocor, Virga tetap menaiki tangga agar kebohongannya tak terbongkar. Saat di anak tangga ke tiga, Atya berjalan hendak masuk ke rumah.

"Ya, lo gak mau bantu gue pegangin tangga gitu?" Virga yang berpijak di tengah tangga menghentikan langkah Atya, gadis itu mengurungkan niatnya melangkahkan kaki melewati pintu, mendongak menatap Virga di ketinggian.

"Kalo gue jatuh terus gue mati, gimana?"

"Ya, aku jadi janda." Suaranya tenang dan lembut, namun berhasil membuat Virga hampir tersedak. Tanpa menunggu lagi Atya memasuki rumah.

Virga terpaksa melanjutkan menaiki tangga, sesampai di atas pemuda itu tidak tahu harus melakukan apa, karena tidak ada genteng yang bocor. Dengan duduk di atap rumah, pemuda itu mengambil ponsel dari saku celana dan melanjutkan pertarungan yang sempat tertunda.

Introvert WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang