03. Memulai Semuanya

86.9K 5.6K 45
                                    

Hi, Wellcome back!

Baca part ini jam berapa? Jangan lupa tinggalkan jejak! Vote dan komen kalian sangat berharga untuk author. Thank you!

Happy reading <3
Enjoy!

***

Chapter 3. Memulai semuanya

Meski sempat takut perasaan Sagara sudah tidak lagi ada seperti kisah novel 'My Love' saat Sagara tidak memberikan respon apapun tentang pernyataannya, Ziva tetap tidak akan menyerah. Siang itu, Ziva sudah rapi dengan tangan yang menggandeng paper bag berisi bekal makan siang untuk Sagara.

Perempuan itu terlihat cantik dengan white blouse yang di padukan rok berwarna kuning pastel berukuran selutut. Beruntung perutnya belum membesar karena usia kandungan Ziva baru memasuki awal bulan kedua. Jadi ia masih terlihat pantas dengan setelan yang ia pakai saat ini.

Saat ini Ziva sedang berada dalam perjalan menuju kantor Sagara. Dia menggunakan taksi online karena mereka hanya memiliki satu mobil. Ziva tersenyum sambil menatap paper bag yang ada di pangkuannya. Dia yakin Sagara akan menyukainya karena meskipun sikap Sagara cukup acuh padanya pagi tadi, Sagara tidak akan bisa menolak pemberiannya.

Dia jadi teringat scene novel Ziva dan Sagara. Sagara selalu ada saat Ziva menangis, menghibur perempuan itu dengan caranya sendiri, walaupun di bumbui nada jutek dan wajah judes. Dibanding momen peran utama, Cheryl lebih suka momen Ziva dan Sagara dalam novel. Dimana Ziva yang selalu mengeluh dengan sikap Sagara yang tak semanis Altair dan juga kesal karena Sagara lebih suka meledeknya jelek ketika menangis.

Ziva langsung membayar sang driver setelah sampai di depan gedung tempat Sagara bekerja. Perempuan itu sempat merapikan pakaiannya sebelum berjalan masuk. Ziva menghampiri seorang resepsionis untuk menanyakan Sagara sedang sibuk atau tidak karena Ziva tidak mengabari Sagara terlebih dahulu berniat membuat surprise.

Karena sekarang jam makan siang, semua yang bekerja di kantor itu dalam keadaan bebas dari pekerjaan. Ziva mengucapkan terimakasih sebelum berjalan kembali untuk menemui Sagara.

Ziva berjalan sambil sesekali membalas sapaan dari karyawan yang dia lewati. Memang beberapa dari mereka sudah mengenal Ziva sebagai istri Sagara. Tatkala sampai di depan ruangan Sagara, Ziva menghela napas saat tiba-tiba rasa gugup menyerangnya. Entah kenapa setiap kali ingin bertemu Sagara Ziva suka gugup. Apalagi nanti kalau satu kamar ya? Eh? Lho?

Merasa kalau sekarang sekarang waktu bebas dan Sagara pasti sedang santai, Ziva memutuskan untuk membuka pintu ruangan itu langsung tanpa mengetuk terlebih dahulu.

Saat pintu terbuka lebar, senyum Ziva yang selebar pintu terbuka itu, hilang dalam satu kedipan mata saat melihat Sagara sedang berpelukan dengan seorang perempuan dengan posisi Sagara yang memeluk pinggangnya sementara kedua tangan perempuan itu berteger mesra di pundaknya.

Dan detik yang sama, Ziva benar-benar tertampar dengan kenyataan bahwa perasaan Sagara tak lagi ada untuknya. Tanpa bisa di cegah, air mata Ziva lolos begitu saja membasahi pipinya.

"Lho? Ada Mbak Ziva?"

Ucapan itu berhasil menyadarkan dua orang tersebut. Pelukan secara cepat terlepas begitu saja. Baik Sagara maupun perempuan itu yang merupakan sekertaris Sagara bernama Intan, langsung menoleh ke arah sumber suara. Sagara terlihat terkejut dengan kedatangan Ziva. Cowok itu menatap Ziva yang nampak terkejut dengan kehadiran Alan yang merupakan ketua divisi Pemasaran. Alan cukup dekat dengan Sagara juga diluar pekerjaan.

Figuran WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang