25. Tujuan yang kini Tercapai

30.4K 2.1K 118
                                    

Happy Reading 🍓🍰

Chapter 25. Tujuan yang kini Tercapai

10 Tahun. Terhitung sudah selama itu, Altair dan Ziva menjalin hubungan persahabatan. 10 Tahun bukan lah waktu yang singkat. Banyak hal yang telah mereka lakukan bersama hingga sudah saling mengerti satu sama lain. Selalu berdua kemanapun, membuat mereka terkadang dianggap saudara kembar, atau bahkan pasangan oleh kebanyakan orang. Dimana ada Altair, pasti selalu ada Ziva disampingnya.

Karena terlalu sering bersama, mereka tahu apa yang dibutuhkan masing-masing tanpa harus mengatakannya terlebih dahulu. Saling melindungi, dan berusaha untuk selalu ada disetiap situasi. Altair selalu ada jika Ziva membutuhkannya, begitupun Ziva yang selalu mendampingi Altair bagaimanapun situasinya. Ditambah dengan saling mendukung dan menghargai satu sama lain, membuat hubungan persahabatan mereka terjalin begitu lama.

Ziva yang selalu mengerti jika Altair mengatakan tidak menyukai apa yang Ziva lakukan dan tidak akan mengulanginya lagi. Menghargai Altair dengan selalu meminta pendapat dan bertanya jika ingin melakukan sesuatu. Tahu apa yang Altair suka dan tidak dia sukai. Begitupula sebaliknya.

Dibanding Liam -- Kakak laki-laki Ziva, Altair yang paling mengerti tentang perempuan itu. Kapan tanggal datang bulannya, apa saja yang Ziva suka dan tidak dia sukai, kebiasaannya, makanan kesukaannya. Altair juga selalu menghargai apa yang perempuan itu lakukan.

Sikapnya pun selalu baik pada Ziva. Jika Altair tidak menyukai apa yang Ziva lakukan, dia akan mengungkapkannya secara halus, dan melarangnya secara baik-baik. Disisi lain Altair juga selalu mendukung apa yang Ziva lakukan selagi itu hal baik untuk Ziva. Altair juga selalu siap setiap kali Ziva membutuhkannya. Hanya Altair yang selalu ada untuk Ziva. Dia benar-benar menyayangi Ziva sebagai sahabatnya.

Namun, Altair tidak sadar. Sikap Altair yang demikian membuat Ziva jatuh sedalam-dalamnya pada Altair. Dia tidak tahu, semua yang dia lalukan karena atas dasar rasa sayang sebagai seorang sahabat, menumbuhkan perasaan sayang yang lebih dari sekedar seorang sahabat dihati Ziva.

Altair membuat Ziva mencintainya karena semua sikap Altair selama ini padanya. Menumbuhkan rasa egois dalam diri Ziva; Ingin memiliki Altair seutuhnya dan tidak akan rela Altair dimiliki orang lain, tanpa mau peduli bagaimana perasaan Altair padanya saat itu.

Hingga membuat Altair merasa benar-benar tidak menyangka, Ziva nya yang dulu manis dan ceria, berubah menjadi perempuan jahat tanpa belas kasihan ketika mengetahui Altair menyukai Aurora.

Ziva menggila, menangis dan mengatakan bahwa Altair tidak boleh dekat dengan siapapun kecuali dirinya. Hal yang membuat Altair tahu kalau perempuan itu mencintainya. Awal mula hubungan persahabatan mereka menjadi renggang karena dikendalikan oleh sebuah rasa keegoisan.

"Nggak! Lo nggak boleh suka sama siapapun! Lo nggak boleh dekat sama cewek manapun kecuali gue, Altair!"

"Maksud lo apa, sih? Kenapa gue nggak boleh suka sama siapapun? Ini hati gue, ini perasaan gue, cuma gue yang berhak atas itu semua. Bukan lo, atau siapapun."

"Karena gue suka sama lo, gue cinta sama lo, Altair!"

Altair sudah melarang Ziva untuk mencintainya, Altair tidak mau Ziva terluka atas cinta sepihaknya karena saat itu Altair begitu yakin memiliki rasa untuk Aurora. Tapi, Ziva tetap kekeuh. Dia selalu yakin akan membuat Altair mencintainya.

Ziva mulai berbuat jahat dan licik hanya demi memisahkan Altair dan Aurora. Altair sering memergoki Ziva berusaha mencelakai Aurora. Ziva menjadi tak terkendali hingga perlahan menumbuhkan rasa kecewa dan amarah dihati Altair untuknya.

Figuran WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang