11. Makin Sayang

69.8K 5.1K 430
                                        

Terdeteksi penumpang kapal Ziva - Sagara sangar-sangar sekali ya ☺️

Maaf buat kalian nunggu. Beberapa hari ini kurang sehat, jadi ngetik pun di tunda dulu. Untuk kedepannya aku usahain buat up cepet, tapi gak janji. Hehe :)

Absen dulu dong, readers Figuran Wife umurnya berapa sih?

Jangan lupa tinggalkan jejak. Vote dan komen kalian sangat berharga untuk author. Thank you

Happy reading <3

Enjoy!

***

Chapter 11. Makin Sayang

Sore itu, Ziva dikejutkan dengan Sagara yang tiba-tiba saja memberinya kotak perhiasan. Ada sepasang anting dengan bentuk pita di dalamnya. Lelaki itu tak mengatakan apa pun pada Ziva dan langsung pergi menuju kamarnya untuk mandi, membuat Ziva mengikutinya dengan wajah kebingungan. Ziva langsung mencegat Sagara ketika dia hendak memasuki kamar, membuat langkah Sagara terhenti.

“Dalam rangka apa lo ngasih gue ini?” Ziva mengangkat kotak berukuran cukup kecil berwarna biru tua itu ke hadapan Sagara.

“Pengen aja.” jawabnya tenang. “Kenapa? Lo nggak suka?”

Ziva menggeleng cepat. “Suka kok! Tapi gue butuh alasan logis! Cepet jawab!” desak Ziva sambil menarik-narik kecil jas yang Sagara pakai.

“Nanti. Gue mau mandi dulu,” balas Sagara.

Ketika Sagara ingin melewatinya, Ziva langsung melompat untuk memeluk Sagara. Kedua tangan Ziva memeluk leher Sagara, sementara kedua kakinya melingkar di pinggang Sagara, membuat Sagara refleks menahan perempuan itu agar tidak terjatuh, sehingga Sagara kini terlihat menggendong Ziva seperti tengah menggendong orang utan.

Ziva cengengesan saat Sagara menatapnya datar karena tingkahnya yang cukup barbar. “Jawab dulu, ih! Gue penasaran banget, tau! Nggak mungkin, kan, tiba-tiba lo beliin gue sesuatu! Pasti ada udang di balik bakwan nih! Kenapa? Abis menang lotre, ya?”

Ziva berbicara tidak henti di depan Sagara. Kedua alisnya dia naik-turunkan, berniat menggodanya. Ziva menebak Sagara menang lotre karena anting yang dibelikan Sagara harganya cukup mahal. Ziva bisa tahu sebab terlihat dari desainnya dan juga berat gramnya.

Sagara menatap Ziva. “Perlu banget gue kasih tahu?”

Ziva langsung mengangguk kuat. “Perlu dong!”

“Tawaran kerja sama gue diterima sama perusahaan besar.”

Ziva mengerutkan kening. “Cuma karena itu?” tanya Ziva, diangguki Sagara.

Ya, hanya karena itu. Tawaran kerja sama yang sudah lama Sagara ajukan akhirnya diterima oleh perusahaan besar itu. Jadi, Sagara berinisiatif membelikan Ziva hadiah sebagai bentuk perayaan kecil.

Ziva menghela napas. “Gue bukannya nggak suka. Tapi, lo nggak harus beliin gue sesuatu kalau lagi senang atau salah satu tujuan lo tercapai.”

“Kenapa?”

“Ya, nggak apa-apa  Gue nggak enak juga. Gue nggak terlibat sama sekali atas semua pencapaian lo. Jadi, gue ngerasa nggak pantas aja nerima hadiah dari lo.”

FIGURAN WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang