Bau darah menyeruak tepat ketika Sunghoon baru saja membuka pintu kastil. Kedua alis tebalnya mengernyit, menahan diri dari aroma darah yang belakangan ini sangat ia benci. Bahkan, tanpa perlu melihatnya sendiri, ia sudah tahu bahwa Sunoo berada di dalam kastilnya. Entah karena urusan apa.
Sunghoon berdecak tidak suka. Melangkah secepat embus angin menuju keberadaan murid barunya dan menemukan hal buruk yang tidak ia inginkan. Iris mata Jay nyaris memerah bersama gigi taringnya yang mulai memanjang. Sunghoon sangat yakin Jay sudah menetapkan Sunoo sebagai mangsa saat sedetik kemudian ia menghempas tubuh Jay ke dinding dengan cepat.
Jay mengerang, melesat ke arah Sunghoon sementara Sunoo meringsut di belakang pria tinggi itu. Sekali lagi, Jay dibanting ke lantai oleh Sunghoon. Lalu mengerang keras sembari memegangi lengannya yang kemudian dipelintir oleh Sunghoon.
Sunoo hanya bisa memasang wajah kebingungan dan diam-diam mengeluarkan air mata. Ia terhenyak kaget saat Sunghoon tiba-tiba menoleh, menatapnya tajam dan bengis sebelum menyeret tubuh pendeknya keluar dari rumah.
Setelah menyeretnya keluar dari kastil, Sunghoon menghempas tubuh Sunoo hingga si cantik nyaris hilang keseimbangan. Kemudian, Sunghoon mengambil sebuah botol air mineral dari tas punggungnya untuk membasuh luka di tangan Sunoo.
Tak sampai di sana, Sunoo dibuat terpaku dalam diam karena Sunghoon mengambil sapu tangan dari saku untuk membungkus telapak tangannya. Berani bersumpah, Sunoo baru tahu manusia kejam ini bisa berbuat baik juga.
"Kenapa kau datang kemari? Tempat ini tidak cocok untukmu," tanya Sunghoon dingin sembari membuat ikatan pada bebatan di tangan Sunoo.
"Aku hanya berkunjung ke rumah temanku. Apa salahnya?"
Sunghoon tersenyum sarkas. "Teman." Ia mendesis lirih.
"Di mana rumahmu? Akan kuantar kau pulang," ucapnya lagi dengan suara yang lebih keras.
"Tidak perlu. Lagi pula tasku masih ada di dalam. Aku akan mengambilnya." Sunoo maju beberapa langkah, hendak masuk kembali ke dalam kastil. Namun Sunghoon mencegahnya.
"Aku akan membawanya besok. Sekarang pulang saja." Sunghoon menunjuk ke arah jalanan setapak, membuat Sunoo mendengus sebal.
Orang satu ini benar-benar semaunya sendiri, pikirnya.
Sunoo ingin mendebat, tetapi hari sudah mulai senja. Tidak ada pilihan lagi untuknya selain mengikuti arahan Sunghoon untuk pulang. Ia menyaku tangannya ke dalam jaket tebal yang ia kenakan dan mulai berjalan pelan-pelan menuruni jalan setapak.
Sementara itu, Sunghoon kembali masuk ke dalam rumah. Saat ia sampai di depan pintu ruang pribadinya, Jay ada di sana, bersimpuh di lantai sambil menundukkan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE || Sunsun BL
FanfictionMemutuskan pindah ke Rumania rupanya bukan sesuatu yang bisa Sunoo anggap sebagai keputusan paling tepat dalam hidupnya. Karena di sana ia harus berhadapan dengan sosok guru yang ternyata seorang vampir. Dan vampir tampan bernama Park Sunghoon itu t...