Sudah beberapa hari ini sejak tragedi di Pèonari Castle, Sunoo terbaring di kamar tidur Sunghoon. Tubuhnya sudah pulih, tetapi Baekhyun masih melarangnya turun dari ranjang. Segala keperluan Sunoo dipenuhi, tetapi ia tidak merasa lebih baik. Bayangan kejadian tempo lalu masih terngiang jelas di kepalanya. Rasa sakit yang menggigil saat darahnya dikuras habis oleh Heeseung masih membuat dadanya ngilu.
Bahkan, meskipun Sunghoon selalu setia duduk manis di sisinya, si cantik masih tidak mampu menghilangkan traumanya. Hidupnya berubah drastis setelah ia menjatuhkan hatinya pada Sunghoon. Terkadang ia merasa itu buruk, namun juga tidak layak disesali. Bagaimanapun, ia bahagia menemukan dirinya di dalam manik madu Sunghoon yang selalu menatapnya dalam.
"Aku bosan." Sunoo mencicit, membuat Sunghoon yang duduk di tepi ranjang tersenyum tipis.
"Mau jalan-jalan?"
Si cantik menggeleng. Jujur saja, kini ia merasa tidak aman di mana pun ia berada selagi berada di bawah langit Rumania. Kini ia tahu mengapa alam menyebutkan manusia sebagai makhluk paling sempurna, karena ia tahu sendiri menjadi vampir yang digadang-gadang sebagai makhluk abadi dan memiliki kekuatan spesial bahkan tidak menyenangkan sama sekali.
"Bagaimana kabar Mr. Choi?" cicit Sunoo sembari berusaha bangun dari ranjang dengan bantuan Sunghoon.
"Kau tidak perlu mengkhawatirkan dia."
Sunoo mengerucutkan bibirnya. "Bagaimana aku tidak khawatir? Dia memotong lengannya sendiri untuk menyelamatkanku."
"Itu sudah tugasnya." Sunghoon beranjak, mengambil baskom berisi air hangat di atas meja.
Tatapan Sunoo tidak lepas dari pria tampan membasahi handuk kecil dan memerasnya lalu kembali duduk di sampingnya.
"Lalu, Taki?"
Sunghoon menyeka wajah Sunoo dengan handuk basah, memberikan kesan segar di permukaan kulit halus kekasihnya.
"Dia tidak terluka sedikit pun," jawab Sunghoon.
"Jay?"
Gerakan tangan Sunghoon terhenti, tatapan datarnya menyorot dua manik kelam Sunoo. Ada helaan napas berat dari paru-paru Sunghoon yang sempat membuat Sunoo khawatir. Namun sesaat setelahnya, Sunghoon kembali menyeka wajah dan juga leher Sunoo.
"Ada Jungwon yang menemaninya. Dia akan menemuimu saat sudah merasa lebih baik."
Sunoo menghela napas lega. Dalam kedipan-kedipan yang teratur, pandangan matanya turun, mengamati jemarinya yang meremas selimut.
"Aku rindu Paman dan Beomgyu."
Satu usapan lembut mampir ke kepala si cantik. Ia tersenyum simpul, namun setetes air mata mendesak keluar dari sudut matanya. Sejujurnya bukan hanya dua orang itu yang ia rindukan, namun semua hal mengenai kehidupan masa lalunya yang normal sebagai manusia.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE || Sunsun BL
FanfictionMemutuskan pindah ke Rumania rupanya bukan sesuatu yang bisa Sunoo anggap sebagai keputusan paling tepat dalam hidupnya. Karena di sana ia harus berhadapan dengan sosok guru yang ternyata seorang vampir. Dan vampir tampan bernama Park Sunghoon itu t...