Fate;06

3.1K 467 71
                                    

Sunoo selalu menyukai Matematika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sunoo selalu menyukai Matematika. Setiap kali pikirannya sedang kacau, ia akan membuka buku Matematika dan mengerjakan soal-soal tersulit hingga kantuk mendera. Namun kali ini Sunoo seperti bukan dirinya sendiri. Soal-soal yang dulunya membuatnya bersemangat itu kini membuatnya semakin sakit kepala.

Ia terus memikirkan Jay dan alasan kenapa ia tidak berangkat ke sekolah. Mungkinkah Jay masih marah kepadanya? Sunoo menghela napas lelah sebelum menoleh ke arah jendela.

Suara derit kursi terdengar kala ia bangkit dari duduknya, mengintip ke luar jendela dari balik gorden. Malam ini, tidak ada bulan maupun bintang. Langit begitu kelam sehingga kastil tempat tinggal Jay tampak begitu samar.

Sunoo mulai memikirkan sebuah ide gila, yaitu menemui Jay malam ini juga. Ia rasa jika ia menunggu sampai besok, maka ia tidak akan bisa tidur lagi semalam suntuk. Keraguan sempat membayangi Sunoo untuk sesaat. Tapi kalimat Beomgyu tempo lalu membuatnya sedikit lebih yakin, bahwa itu semua adalah mitos.

Lagipula, Beomgyu juga sering pulang dari rumah Mingyu pada jam sepuluh malam dan tidak ada apapun yang terjadi padanya.

Berbekal sebuah jaket tebal, Sunoo keluar dari rumah setelah memastikan Mingyu dan Joshua sudah masuk ke dalam kamar. Malam begitu gelap dan dingin, suara-suara hewan nocturnal di dahan-dahan pinus menambah kesan yang menyeramkan. Membuat bulu rona menegang.

"Tidak apa-apa. Werewolf hanya keluar di malam purnama," monolognya lirih sembari meremas tangan di dada.

Ini baru pukul sembilan malam tapi kota sudah sangat sepi seperti kota mati. Sungguh berbeda dengan Seoul yang tak pernah tidur dan dipenuhi hingar bingar. Di jalanan setapak ini, bahkan tidak ada suara-suara selain dahan yang bergesek tertiup angin dan burung hantu. Beruntung jalanan sempit itu tak hanya dihiasi bunga-bunga saja, tetapi juga lampu-lampu yang menyala.

"Ayah..." Sunoo menjerit lirih seraya berlari mendekati kastil karena ketakutan akan suara burung hantu yang bertengger di dahan pinus.

Di depan kastil ia tertegun. Pintu utama rupanya dibiarkan terbuka di malam hari yang gelap seperti ini. Meskipun Jay pernah bilang bahwa keluarganya lebih senang berinteraksi di malam hari, tetapi bukankah tetap berbahaya membiarkannya terbuka saat malam?

"Permisi..." Si cantik mengendap masuk. Menelisik ruang tamu namun ia tidak menemukan siapapun di dalam sana.

Terlanjur basah untuk kembali pulang. Ia telah sampai sejauh ini, dan perasaannya mendorong dirinya untuk masuk ke kastil lebih dalam. Alunan musik klasik mulai menginterupsi pendengarannya kala ia melewati ruang keluarga. Di ambang pintu ruangan yang menjurus ke halaman tengah kastil si cantik pun terpana. Tatapannya lurus pada seorang pria tampan di tengah pesta.

Sunoo merapatkan tubuhnya ke dinding di dekat pintu, mengintip si tampan itu. Sunghoon benar-benar tampak menawan dalam setiap langkah dansa bersama seorang pria lain yang tak kalah bersahaja dengannya. Bahkan dalam malam yang gelap tanpa rembulan dan dengan setelan serba hitam yang membalut tubuh, Sunghoon masih tetap terlihat bercahaya. Ia indah. Dan keindahan sosok itu membuat Sunoo tak hanya terpana, tetapi juga terpesona.

FATE ||  Sunsun BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang