Sunoo terlambat pulang.
Ini memang bukan yang pertama kali mengingat ia sering pergi ke kastil setelah sekolah berakhir dan kembali saat hari mulai petang. Atau bahkan kadang sampai pagi juga. Mingyu tidak pernah mempermasalahkan hal itu karena pria berkulit tan tahu Sunoo pasti aman bersama Sunghoon. Maka dari itu, Sunoo tidak cemas sama sekali dan berjalan santai menuju pulang. Tidak perlu terburu-buru.
Sayangnya, apa yang ia lihat setelah membuka pintu kamar membuatnya menyesal. Di dalam ruangan kecil itu rupanya Sunghoon sudah duduk di atas ranjang. Bersendekap sambil memejam, menunggu Sunoo pulang.
"Dari mana?" tanya Sunghoon masih dengan mata terpejam.
Senyum Sunoo mengembang. Setelah meletakkan tas di atas meja, ia bergegas menaiki ranjang. Mengecup pipi Sunghoon.
"Jalan-jalan. Aku bosan di rumah." Bibirnya cemberut, tangan kanannya memainkan kancing kemeja Sunghoon. Membuat Sunghoon menghela napas berat. Mendadak ingin memakan bibir yang menyembul seperti bebek itu.
"Bosan karena selalu bertemu denganku?"
"Bukan begitu." Sunoo merengek. Manja sekali. Apakah ia sengaja?
"Lalu?"
Satu persatu kancing kemeja Sunghoon Sunoo buka, mengekspos dada bidangnya yang terawat. Lalu pada kancing ke empat ia menggenggam tangan yang begitu nakal berulah, menariknya mendekat sampai jarak kedua wajah rupawan itu nyaris habis tak tersisa.
"Aku hanya mencari udara segar. Itu saja."
"Dengan membuatku menunggu selama dua jam? Kau pantas dihukum."
Dalam sekali sentakan, Sunghoon berhasil merebahkan tubuh Sunoo. Mengungkungnya di bawah dada bidang yang menggoda Sunoo untuk merabanya sambil menelan ludah. Jika Sunghoon makanan manusia, Sunoo yakin prianya adalah dessert full cokelat dengan banyak potongan stroberi di dalamnya. Manis menggoda dan membuatnya tergila-gila.
"Sunghoon, kau tidak berniat melakukannya di sini, kan? Bagaimana jika paman mendengar kita?"
Seringai di wajah Sunghoon cukup menjawab kekhawatiran Sunoo. Si cantik memohon dalam gelengan pelan, tetapi Sunghoon justru membuatnya mendesah dengan mengecup telinganya.
"Kalau kau sangat khawatir, kau cukup diam."
Bagaimana caranya? Bahkan hanya dengan satu kecupan lembut saja sudah membuat jantung Sunoo berdesir-desir hingga meloloskan sebuah desahan. Selebihnya, Sunoo yakin tidak akan bisa diam.
"Please..." Alisnya turun penuh permohonan.
Tetapi Sunghoon tidak berniat mengampuninya. Ia melepas kemeja yang ia kenakan dan ikat pinggangnya juga. Menjadikan benda panjang berwarna hitam itu sebagai borgol yang mengunci kedua tangan Sunoo di atas kepala. Bertautkan kepala ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE || Sunsun BL
FanfictionMemutuskan pindah ke Rumania rupanya bukan sesuatu yang bisa Sunoo anggap sebagai keputusan paling tepat dalam hidupnya. Karena di sana ia harus berhadapan dengan sosok guru yang ternyata seorang vampir. Dan vampir tampan bernama Park Sunghoon itu t...