Di dalam kamar, Sunoo mengerut dahi mendengar Mingyu bersenandung. Ia menelisik jam dinding. Baru pukul satu siang. Ia yakin Joshua belum pulang bekerja jadi mustahil suasana hati Mingyu bagus karena kekasihnya. Diam-diam hal itu mengundang rasa penasaran Sunoo. Ia mencampakkan buku-buku yang ia pelajari lalu keluar dari kamar. Menghampiri Mingyu yang tampak sedang sibuk di dapur.
"Paman sedang apa?"
"Ah, Sunoo. Kebetulan sekali. Aku baru pulang dari peternakan dan mendapatkan banyak darah. Ada penyembelihan masal di kota untuk acara keagamaan. Tolong kau antarkan ini ke rumah Sunghoon," jelas Mingyu seraya meletakkan dua kantong belanja berisi botol-botol berisi darah segar.
Sunoo cemberut. "Tidak mau."
Tolonglah, apakah Mingyu lupa jika keponakannya ini sedang perang dingin dengan kekasihnya?
"Ayolah. Kau bisa meletakkannya di kulkas dan langsung pulang, kan? Tidak perlu bertemu Sunghoon segala jika kau memang tidak ingin."
Masih merengut sebal, Sunoo mempertimbangkan ucapan Mingyu yang ada benarnya. Di hari siang seperti ini biasanya kastil cenderung sepi karena penghuninya masih tidur. Apalagi ini hari Minggu. Bisa dipastikan Sunghoon sedang asik bercinta dengan kasur. Membuat pulau-pulau kecil dengan dengkuran keras yang berisik.
"Baiklah," putusnya kemudian dan disambut hangat oleh Mingyu.
Si paman berkulit tan mengambil tas, meletakkan botol-botol berisi darah segar itu ke dalamnya dan memberikannya pada Sunoo.
"Jangan lupa pakai jaket dan topi."
"Memangnya kenapa?" tanya Sunoo.
Mingyu mengambil topi miliknya dari atas kulkas, memasangkannya di kepala Sunoo. "Karena setahuku hanya vampir darah murni yang bisa tahan pada sinar matahari. Tidak dengan slave sepertimu. Paman tidak mau kau kenapa-kenapa."
Itu cukup lucu mengingat Sunoo sebenarnya tidak masalah dengan sinar matahari -kecuali silaunya. Tetapi karena malas, ia hanya mengangguki ucapan pamannya dan menuruti apa yang ia suruh. Hitung-hitung perlindungan diri dari oknum-oknum seperti yang ingin menyakitinya seperti Lee Heeseung.
Ah, omong-omong soal Lee Heeseung, Sunoo sudah dengar bahwa ia kabur. Sunoo jadi penasaran seperti apa kabarnya saat ini? Tetapi sedetik kemudian ia menyesal mengapa harus mengingat sosok itu. Sosok yang membuatnya merinding hanya dengan mengingat namanya saja.
***
"... Seung."
"Heeseung."
"Lee Heeseung."
Tiga panggilan, Heeseung baru tersadar dari lamunannya. Ia menoleh, mencampakkan tatapannya dari pemandangan luar jendela. Menggumam menanggapi panggilan yang berasal dari dalam bak besar yang separuhnya berisi darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE || Sunsun BL
FanfictionMemutuskan pindah ke Rumania rupanya bukan sesuatu yang bisa Sunoo anggap sebagai keputusan paling tepat dalam hidupnya. Karena di sana ia harus berhadapan dengan sosok guru yang ternyata seorang vampir. Dan vampir tampan bernama Park Sunghoon itu t...