Kelas tambahan untuk mata pelajaran Matematika selalu berakhir di sore hari. Semua siswa meninggalkan kelas dengan semangat. Menyisakan Sunghoon yang sedang mengemasi buku-bukunya seorang diri.
Ah, sebenarnya ia tidak benar-benar sendirian. Sunoo juga masih ada di sana, menjadi murid terakhir yang melangkahkan kaki meninggalkan kelas. Ia berjalan menyusuri koridor sambil bernyanyi-nyanyi kecil. Sama sekali tidak menyadari bahwa Sunghoon hanya berjarak dua meter di belakangnya.
Bahkan, saat Sunoo melewati jalanan yang dikelilingi pohon pinus yang biasa ia lewati bersama Beomgyu, ia tidak juga menyadari keberadaan pria itu. Entah Sunoo yang tidak peka atau Sunghoon yang terlalu pandai berkamuflase, tidak ada yang tahu.
Padahal, senja belum nampak, langit masih biru dihiasi gumpalan awan putih, tetapi entah mengapa Sunoo merasa jalanan yang ia lewati sangat gelap. Seakan mendung petang menggantung tepat di atas kepalanya. Si cantik meremas jaket di dadanya. Suasana tidak hanya mencekam, tetapi juga membuat bulu kuduk Sunoo seketika meremang.
Ini seperti dejavu. Beberapa meter di depannya, Sunoo melihat ada sosok lelaki misterius semakin mendekat ke arahnya. Sunoo tidak ingat, tetapi sepertinya ia pernah melihat pria itu sebelumnya. Posturnya yang tinggi semampai dengan balutan setelan hitam selutut itu tampak tidak asing baginya. Karena merasa tidak nyaman dengan perasaannya sendiri, Sunoo mempercepat langkahnya. Berharap sampai rumah dengan segera.
Berbeda dengan Sunghoon. Daripada mempercepat langkah seperti Sunoo, ia justru menghentikan langkahnya. Tatapan tajamnya terpaku pada pria yang sedang menatap Sunoo tidak biasa. Ketika mereka berpapasan, pria itu nyaris saja menyentuh bahu Sunoo, namun urung saat Sunghoon berlari secepat embus angin dan menarik tangan Sunoo.
Kelopak mata Sunoo mengerjap berulang kali mendapati tubuhnya dipeluk begitu erat oleh sosok yang sangat ia kenal. Untuk sejenak, sistem otak Sunoo berhenti bekerja. Ia tidak dapat berkata apapun, bahkan untuk sekedar meminta dilepaskan.
"S-Sir..." Sunoo mendesis dengan suara parau.
Kenapa suaranya tiba-tiba parau? Mungkin karena gugup menyerangnya? Entahlah.
"Diam."
Tanpa Sunghoon perintah pun Sunoo tidak hanya diam, tetapi ia membatu. Ini adalah pertama kali dalam hidupnya dipeluk oleh seorang pria. Dan pria itu adalah Park Sunghoon, guru paling tidak berbudi pekerti yang ia pernah kenal di muka bumi.
"Aku tidak bisa bernapas," cicit Sunoo susah payah.
Wajah Sunghoon merona. Ia lekas-lekas melepaskan pelukannya lalu berdeham. Sepertinya Sunghoon sudah bertindak berlebihan dan sekarang ia harus malu karena ulahnya sendiri.
"Kenapa tiba-tiba memelukku?" selidik Sunoo.
Sejujurnya Sunghoon tidak bisa menjawab apapun. Ia melihat sekeliling mencari keberadaan pria tadi namun tidak ada siapapun selain mereka berdua di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE || Sunsun BL
FanfictionMemutuskan pindah ke Rumania rupanya bukan sesuatu yang bisa Sunoo anggap sebagai keputusan paling tepat dalam hidupnya. Karena di sana ia harus berhadapan dengan sosok guru yang ternyata seorang vampir. Dan vampir tampan bernama Park Sunghoon itu t...