'Tadi itu apaan anjay??"
Naf'an langsung menghirup udara parkiran sedalam-dalamnya. Kejadian barusan benar-benar hanya sekejap. Hanya seorang Raina, gadis yang ia temui sejak masih duduk di bangku warna-warni TK, gadis yang baru saja menggunakan jepit rambut warna magenta dengan karakter Lotso.
See? Apa masalahnya?
Kalau helm Naf'an bisa berbicara, mungkin benda itu akan berteriak kesakitan karena menerima berbagai jotosan Naf'an. Laki-laki itu pura-pura memainkan kunci motornya sambil bersiul tidak jelas ketika Rai menatap ke arahnya.
Tapi Naf'an tahu betul Rai tidak akan begitu peduli, jadi setelah menatapnya tajam--seolah meminta di geluti--Rai melangkahkan kaki-kakinya keluar dari area parkiran.
Naf'an bernafas lega.
Ada apa dengan hari Jum'at pagi ini?
🌷🌷🌷
"Tugas untuk materi HAM kali ini adalah membuat mind mapping." Rai mendengar beberapa teman kelasnya yang mengeluh dan berdecak. Termasuk Naf'an juga sih. Hari ini Naf'an agak aneh, tidak banyak membuatnya emosi seperti hari-hari biasanya.
Gadis itu melirik jam. 08:37, kalau sampai istirahat pertama nanti Naf'an masih diam, Rai harus menanyakan sesuatu, sebagai bentuk rasa kemanusiaan Rai sebagai teman satu bangku Naf'an. Meskipun kadang Rai tidak memikirkan kemanusiaan Naf'an, aneh saja hari ini ia ingin.
"Satu kelompok dua orang." Naf'an hendak mengangkat tangan dan bertanya, tapi lanjut Bu Defi—guru PKN—membuatnya harus menghela nafas untuk kesekian kalinya pagi ini. "Satu bangku kelompokannya. Biar tidak ribet."
"Gue yang gambar lo yang isi materinya." Ujar Naf'an yang agak bijak ini membuat Rai semakin aneh. "Tumben."
"Apa?"
"Ya lo, tumben agak bener mikirnya." Naf'an mendengus samar, menjadi agak bijak pun masih salah di mata Raina. "Lo kemarin ngga apa-apa pulang sendiri?"
"Gue tiap hari pulang les sendirian buktinya juga masih duduk sama lo." Jawab Rai. Maksud Naf'an kan mereka pergi bersama ke Mr. DIY, sebagai laki-laki tentu saja Naf'an seperti mendapatkan tanggung jawab untuk memulangkan gadis itu dengan selamat, tapi gadis itu ngotot untuk pulang sendirian.
"Ya pokoknya lain kali kalo lo pergi sama gue, lo juga harus pulang sama gue."
Raina mengeluarkan pensil dari kotak nya lalu di sodorkan pada Naf'an sambil membaringkan kepalanya di atas meja, gadis itu mengerutkan keningnya, "dih?" Dan menatap seolah tidak percaya.
Tidak mungkin juga Rai cerita kalau kemarin ia di marahin papa karena tidak ikut les. Tapi bukan salah Naf'an, kan yang mengajak Naf'an pergi itu Rai.
"Kemarin sebenarnya Eca nitip sesuatu, tapi gue nggak ngerti apa namanya—lupa sih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rules Semeja!
FanfictionHari ini Rai memakai jepit rambut Lotso nya lagi. Tidak ada yang salah dengan jepit rambut itu, hanya saja afeksi yang di timbulkan membuat Naf'an harus dua kali kerja--menjadi tempat terurainya kegalakan Rai, dan juga mengatur detak jantungnya. Sua...