🎀🌷💌: Will END, Rules Semeja.

80 8 0
                                    

Hujan belum sepenuhnya mereda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hujan belum sepenuhnya mereda. Rai yang tahu-tahu dapat pernyataan dari Naf'an hanya bisa terdiam.

"Jangan.. gue nggak bisa.." Sebelum akhirnya hanya kalimat itu yang bisa keluar dari mulutnya. Hari ini memang hujan, namun tidak ada petir, tapi mengapa jawaban Rai membuat Naf'an seolah di sambar.

"Gue nggak nolak lo. Gue cuma, takut, Na-"

"Ada gue." Sahut Naf'an dengan cepat. Dan hari itu berakhir dengan kebisuan Rai. Entah Naf'an yang terlalu cepat, atau memang Rai yang sedari awal sudah menolak.

🌷🌷🌷

"Your daughter needs you! Is your escape so far still not enough, Jo?!"

Rai yang baru saja turun dari tangga untuk mandi tertegun mendengar mama berbicara dengan nada yang tidak ramah di telepon.

"No, I'm divorced. Please meet Rai, she also wants to meet his father.." Mama berucap agak lirih dan memohon.

"Please do not bother me." Rai mendengar suara si penelepon. Laki-laki.

Mama menjauhkan ponselnya dari telinga, merasa bahwa sambungan teleponnya di putus sepihak. Rai berjalan mendekat. "Siapa, Ma?"

"Someone, nggak penting." Jawab mama dengan nada mencoba tenang.

"Kalo nggak penting kenapa mama bawa-bawa nama aku?" mama menyuruh Rai untuk duduk. Gadis itu merasakan dinginnya tangan mama ketika menyentuh pipinya. "Her name is Joseph. Ayah kandung kamu."

Dahi Rai mengerut dalam. "Ayah kandung?" Ia benar-benar berekspresi seolah tidak tahu apa-apa. "Terus papa itu siapa aku, ma?"

"Papa juga ayah kamu, nak, tapi dia bukan ayah kandung kamu." Jawab mama dengan nada sedikit bergetar.

"Terus..?"

"Mama minta Joseph untuk ketemu sama kamu. Biar dia tahu anaknya sudah sebesar dan sehebat kamu.." jeda, "Tapi dia nggak mau. He's said, jangan ganggu dia lagi."

"Ma.. apa orang-orang se-enggak mau itu aku hadir di dunia ini?"

🌷🌷🌷

Hujan masih awet bahkan saat langit sudah gelap. Setelah sholat Magrib Naf'an langsung membuat secangkir kopi dan duduk di teras, mengabaikan notifikasi berisik yang sedari tadi terdengar dari ponselnya.

Sengaja.

Kayaknya dari Rai yang mencoba meyakinkannya tentang yang tadi sore, atau bercerita random. Ia mulai bertanya-tanya pada dirinya, juga perasaannya yang makin sulit ditebak.

Rules Semeja!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang