Hari ini Rai memakai jepit rambut Lotso nya lagi. Tidak ada yang salah dengan jepit rambut itu, hanya saja afeksi yang di timbulkan membuat Naf'an harus dua kali kerja--menjadi tempat terurainya kegalakan Rai, dan juga mengatur detak jantungnya.
Sua...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Entah kenapa sel-sel di otak Naf'an langsung tertuju pada Raina. Teman satu bangkunya yang galaknya minta di jinakin pakai bakso bude Gin plus sambalnya. Oke, ini bukan tentang bakso punya bude Gin. Korelasi di otaknya mulai menyatu.
Pertama, bang Daniel pulang tadi siang. Dan Naf'an melihat Rai di stasiun. Coret. Siapa tahu bang Daniel pulang dari Malang naik pesawat. Dan Rai menjemput orang lain.
Kedua, typing, 'sibuk. Jangan ganggu gue', di DM yang kata bang Daniel ceweknya, mirip dengan typing Raina. Coret lagi. Cewek dengan typing judes gemes nggak Rai doang kan? Banyak kali yang typing kayak gitu.
Ck, mboh wes, mending refill keripik nangka lagi.
Saat akan beranjak dengan toples kosong bekas keripik nangka, ponsel Naf'an bergetar lagi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Naf'an ingin muntah. Serius.
Tapi laki-laki itu melenggang pergi untuk mengambil keripik nangka, lalu kembali dan membalas pesan Daniel.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lalu mereka terendam dalam obrolan ringan seputar kehidupan Daniel di Malang. Pikiran Naf'an jadi memikirkan kembali mengenai korelasinya kalau Daniel benarlah pacar Rai. Tapi ya kenapa gitu? Kenapa kayak itu harus jadi urusan Naf'an? Kan nggak jelas banget hidup Naf'an ngurusin hubungan orang lain.
