🎀🌷💌: Dari Cowok Gue

53 7 0
                                    

"Pulpen gue yang ungu kemana?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pulpen gue yang ungu kemana?!"

Rai mengacak-acak isi kontak pensilnya tapi tak kunjung menemukan pulpen warna ungu lilac kesayangannya. Dulu pernah hilang, dan Naf'an si pelaku harus bertanggungjawab. Jadi Rai minta gantinya dengan membelikan jepit-jepit. Beruntungnya pulpen itu tidak hilang.. ternyata Naf'an tidak memasukkan ke dalam kotak pensil tapi di tas Rai dan terselip laptop.. hehe.

Rai benar-benar menyayangi pulpen itu, karena itu pemberian Daniel saat mereka masih pdkt dulu. Tapi karena dulu hubungan mereka backstreet, jadi mau nggak mau Rai harus mengaku kalau hanya punya crush.

"Cari dulu, keselip kali." Rai mengerang frustasi. Mala dan Kai ikutan panik, siapa sih yang berani menggambil barang kramat Rai? Sudah tahu anaknya kayak cewek PMS tiap saat. Ini sih namanya juga bangunin singa tidur.

"Damar." Ucap Rai tiba-tiba. Jelas membuat bingung Mala dan Kai karena setahu mereka Damar itu nama ayah Naf'an yang kerap kali bahan bulanan anak kelas dulu. "Pasti Damar pinjem pulpen gue ga bilang-bilang!"

"Kenapa juga bapaknya Naf'an ngambil pulpen lo? Dan.. kapan?" Tanya Kai. "Bukan bapaknya! Anaknya, bego, mereka 'kan sebangku." Jawab Mala. Rai ingin menangis rasanya, pulpen kalau sudah ada di tangan Naf'an biasanya kembali dengan keadaan tidak utuh. Paling sering tutupnya hilang. "Coba telpon, Rai, tanyain." Saran Kai.

Rai langsung menyambar ponsel di atas meja belajar dan menelepon Naf'an. "Ringing doang.."

"Yaelah sabar kali." Kalau sampai meraka gagal belajar bareng gara-gara pulpen sebiji doang yang di ambil Naf'an, besok Mala akan memiting lehernya, sumpah.

Suara gemeresek tidak jelas terdengar dari ponsel Raina ketika sudah tersambung.

"Halo? Kenapa?"

"Lo ambil pulpen ungu gue."

"Itu pertanyaan atau pernyataan?"

"Lo ambil pulpen ungu gue apa enggak, Naf'an Damar Langit?" Ada jeda sejenak sampai Rai memandangi kedua temannya yang juga memandang penasaran.

"Sebenarnya.. gini.. lo kan nyuruh gue ambil pulpen di dalem kotaknya, terus ya gue ambil random—"

"What?!?!? Dan lo ambil pulpen ungu gue?!?" Sungut Rai makin panik.

"Gue belum selsai. Terus lo bilang 'jangan ambil yang warna ungu' whereas, isi kotak pensil lo itu ungu semua." Rai terdiam. Merasa bersalah, tapi entah siapa yang ia salahkan, dirinya sendiri atau Naf'an. "Pulpen lo ada di gue. Tadi belum sempet gue masukin karena keburu pulang."

"Itu dari crush lo itu 'kan?"

"Cowok gue."

"Ha??"

"Itu dari cowok gue, jadi tolong simpenin baik-baik. Sorry."

Ada empat puluh lima detik sebelum telepon di matikan oleh Naf'an. Entah mengapa Rai merasa aneh mengatakan kalau ia punya pacar, dan respon Naf'an.. entahlah, Naf'an hanya terdiam padahal ada empat puluh lima detik sebelum telepon di matikan tanpa bicara apa-apa.

"Gimana?" Tanya Kai.

"Ada di Naf'an. Syukur deh, untung ga ilang." Rai menghela nafas sambil membuka buku. "Tapi kenapa lo kayak lemes gitu sih?" Rai menatap kedua sahabatnya, "lemes?"

"Naf'an bilang apa aja tadi? Kenapa dari pulpen jadi ada cowok gue cowok gue?" Rai menggigit bibirnya, apa ia jujur saja kalau ada rasa nggak enak saat bilang bahwa ia punya pacar pada Naf'an. Apalagi tatapan Mala saat bertanya tadi benar-benar membuatnya tersudutkan. "Gimana ya.. kok gue ngerasa nggak enak gitu jujur kalo gue udah punya pacar, ke Damar." Rai benar-benar kikuk, antara takut di tertawakan dan mereka akan emosi. "Gue kayak--gue malu banget bilang ini tapi jujur, gue takut Damar jealous.."

Mala dan Kai saling berpandangan, entah kisah apa yang di ceritakan kawannya ini.

"Eh respon dong!" Bibir Rai mengerucut malu.

"Gue speechless, Rai. Kok bisa lo berpikiran sampe kesana?" Kai geleng-geleng kepala.

"Gue pernah baca di thread Twitter gitu," Mala meneguk air putihnya, "katanya, cewek kalo suka sama cowok tingkat kepedean nya makin tinggi. Jadi, Raina, temen gue dari SMA kelas sepuluh, lo nggak beneran suka Naf'an 'kan?" Kai melotot, Rai apalagi.

"Gila lo! Lagian kan gue udah punya kak Iel."

Mala mengyilangkan tangan, menaikan dagu dan menatap Rai seolah menginterogasinya. "Terus kenapa lo seolah bersikap harus ngejaga perasaan Naf'an, sedangkan bang Daniel yang notabenenya pacar lo, malah lo anggap kayak selingkuhan lo? Lo itu suka sama Naf'an." Kali ini Mala memandang Kai, "apa yang gue bilang bener kan, Kai? Lo juga ngerasa gitu kan?"

Rai dan Mala sama-sama menatap Kai, sebagai yang paling tua di antara mereka, ia bingung. Kedua bocah ini sama-sama keras kepala, tidak memilih salah satu dari pilihan mereka itu salah, tapi memilih salah satu juga salah. "Sorry, Rai.. tapi kali ini gue setuju sama Mala."

Rai cemberut. Masa begitu kenyataannya? Rai kan pacarnya kak Iel, Rai nggak suka Naf'an kok..

"Mau tau nggak cara ngetes lo masih suka bang Daniel apa enggak?" Tawar Mala, dan Rai menganggap. "Waktu deket dia, pastiin jantung lo berdegup kencang, kalo itu berhasil, artinya lo cuma sekedar oleng bentar aja ke Naf'an."

"Tapi gue nggak suka Damar."

"Jangan bilang nggak suka kalo lo belum coba!"

🌷🌷🌷

Hari ini Rai tidak di ijinkan pakai motor. Karena Daniel sudah bertengger di depan rumahnya. "Pagi, Om.." sapa nya melihat papa Rai keluar dari dalam rumah.

"Pagi. Nanti jangan lupa antarkan Rai ke tempat bimbel. Jangan keluyuran." Sudah cukup lama mengenal papa Rai, masih saja orangnya judes. Sebenarnya bukan judes sih, tapi perawakannya terlalu disiplin. Wah kayaknya bener, cewek cantik pasti bapaknya galak.

Tapi untuk papanya Rai ini galaknya melebihi batas sampai tega memukul Rai. Beberapa saat kemudian Rai keluar sambil menenteng tas bekalnya. "Berangkat dulu. Dadahh mama!"

Deg.

Rai terdiam sebentar menatap Daniel yang tersenyum lebar ke arahnya. Dan di saat yang bersamaan ponselnya berdering menunjukkan nama 'Naf'an Damar' di sana.

Lalu ia tersadar bahwa jantung nya berdegup kencang. Tapi karena siapa? Karena Daniel yang tersenyum ke arahnya, atau karena Naf'an yang baru saja meneleponnya.

🌷🌷🌷

'cowok gue' nya Raina Aprilia Atmaja:

'cowok gue' nya Raina Aprilia Atmaja:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NOTES:

Apdet agak siang, ntar klo sorean w sibuk😺

Rules Semeja!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang