Disaat yang bersamaan, terdengar suara tembakan dari handgun yang dimiliki oleh seorang polisi. Pria yang hendak memukul jisoo dengan batu bata pun tersungkur dan mengerang kesakitan.
Dengan sigap para polisi pun memborgol mereka semua, tidak termasuk jennie dan jisoo. Rose berlari menghampiri sang kekasih lalu memeluknya dengan erat, lisa pun melakukan hal yang sama seperti rose ke jennie.
Jisoo terkejut dengan pelukan yang ia dapat secara tiba tiba, lalu ia melempar linggis yang ia genggam dan membalas pelukan rose. Ia mendengar isakan tangis dari rose, dengan sigap ia melonggarkan pelukannya lalu menatap mata sang kekasih.
"hey.. kenapa nangis hm?" ujar jisoo sembari mengusap air mata milik sang kekasih.
"tentu saja karena khawatir bodoh! aku gamau kamu kenapa napa tau ga?!" ujarnya dengan kesal.
Jisoo tekekeh kecil sembari tersenyum, "aku gapapa honey" ujarnya.
"gapapa gimana?! muka kamu banyak luka!" ujar rose kesal dan menatap mata jisoo dengan penuh kekhawatiran.
"at least im still in one piece right?" ujar jisoo yang mendapatkan helaan nafas dari rose.
"yeah u right" ujar rose sembari memeluk jisoo kembali.
Lisa menghampiri jisoo dan rose sembari menggenggam tangan jennie, "siapa yang lakuin ini ke kalian?" ujarnya.
Jisoo melepaskan pelukannya lalu ia menatap lisa. "gue gatau lis, tapi yang pasti mereka orang suruhan dari orang yang pengen gue hancur" ujarnya.
"pengen lo hancur? maksudnya gimana?" ujar lisa.
"mereka cuman nyerang gue doang bukan jennie, keliat dari situ kalau target mereka gue bukan jennie" ujar jisoo.
Lisa menatap para polisi yang tengah memasukan mereka ke mobil polisi, "terima kasih atas bantuannya pak" ujar lisa kepada kepala polisi tersebut yang mendapatkan anggukan.
Di perjalanan menuju kediaman kim's, rose membuka suara. "kayanya gue tau siapa yang ada di balik ini semua" ujarnya.
"siapa?" ujar jennie.
"tapi gue masih belum yakin sih kalau dia bakalan lakuin hal senekat ini" ujar rose.
"mungkin aja bisa, kita gatau pemikiran seseorang kan?" ujar jisoo.
Lisa mengangguk menyutujuinya. Ya, mereka berada di mobil milik lisa, jisoo meninggalkan mobilnya disana dan menyerahkannya kepada bodyguard kim's family untuk di perbaiki.
"kamu nyurigain siapa ka?" ujar lisa sembari menatap rose melewati kaca spion.
Rose menatap lisa lalu ia terdiam sembari mengerutkan alisnya. "yeri ga sih?" ujar jennie sembari melirik rose.
Rose menatap jennie tak percaya, bagaimana bisa ia membaca pikirannya batinnya. "ko tau isi pikiran gue sih?" ujar rose.
"iya soalnya keliatan jelas kan yang terobsesi sama kakak gue kan cuman dia, bisa jadi aja dia kan?" ujar jennie.
Jisoo dan lisa terdiam, mereka hanya mendengarkan obrolan rose dan jennie. "yeri ga mungkin senekat itu j" ujar lisa.
"kamu gatau kalau orang udah terobsesi kaya gimana lili, mereka bakalan nekat untuk memiliki apa yang mereka mau" ujar jennie.
Disaat mereka ber 3 sedang beradu pendapat dan menebak nebak siapa dalang yang sebenarnya, tiba tiba jisoo merasakan cairan yang mengalir dari hidungnya. Dengan sigap ia mengambil tisu untuk menahan aliran darahnya.
Mereka ber 3 tidak sadar jika jisoo mimisan lagi, sampai akhirnya mereka sampai di kediaman kim's. Disaat itu juga rose langsung menatap jisoo dan yang di tatapnya pun hanya tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope
Fanficwarning!! gxg story! homophobic please stay away! "i hope we're long last till forever" - jisoo "please stay with me!" - rose author masi belajar bikin cerita, bahasa yang digunakan ga baku dan sesuai sama typingnya author ya manteman kalau ada ke...