Rose menangis di pelukan jaehyun, ia tak sadar bahwa ia sedang menangis sembari di peluk oleh jaehyun. "sshh sshh, dont cry please.." ujar jaehyun sembari mengusap kepala rose.
Setelah beberapa detik kemudian rose tersadar bahwa ia sedang di peluk oleh jaehyun pun langsung melepaskannya secara kasar. Jaehyun terkejut atas tindakan yang baru saja rose lakukan, lalu ia menatap sang empunya. Sedangkan yang sedang di tatap kebingungan olehnya hanya menatapnya dengan tajam.
"hikss.. m-modus.. b-banget hikss.. y-ya lo!" ujar rose kesal.
"gue ga modus rose, gue cuman mau nenangin temen masa kecil gue" ujar jaehyun memberi ketenangan untuk rose.
Rose menggelengkan kepalanya lalu ia meninggalkan jaehyun begitu saja disana. Jaehyun menatap nanar kepergian rose. "sorry gue udah kelewatan waktu itu rose, gue cuman mau lo balik ke normal" batin jaehyun.
Rose menangis sepanjang jalan menuju kelas rose, ia menjadi pusat perhatian oleh siswa siswi lainnya yang sedang berada di luar kelas. Sesampainya ia di kelas, ia bergegas mengambil barang barangnya lalu pergi dari sekolah.
Sedangkan disisi lain, jisoo berjalan lunglai kembali memasuki ruangan rahasia tersebut. Ia terduduk dengan lemas memikirkan perasaan rose sekarang. "pabo jisooya! harus nya lo ga nerima perjanjian yeri gitu aja!" ujar jisoo kesal.
Jisoo mengacak ngacak rambutnya frustasi, ia tiba tiba merasakan rasa sakit di kepalanya lalu cairan merah tersebut keluar begitu saja dari hidung jisoo. Jisoo menghelakan nafasnya dan bergegas mengambil beberapa lembar tisu untuk memberhentikan cairan merah tersebut.
Jisoo berpikir bahwa ia harus memberitahu semua kepada lisa tentang apa saja yang baru menimpa dirinya. Ia mengambil ponselnya lalu mencari kontak lisa dan menelponnya. Lisa yang sedang memperhatikan gurunya pun terganggu oleh ponselnya yang berdering. Setelah ia melihat siapa yang menelponnya, ia bergegas mengangkatnya.
"halo? napa jis?" ujar lisa.
"ke rooftop sekarang, gue mau ngomong" ujar jisoo lemas.
"oke" ujar lisa.
"sekalian tolong bawain tas gue, sama wendy di kelas" ujar jisoo lalu mematikan telponnya.
Lisa pun menaruh ponselnya kembali lalu ia meminta izin ke gurunya untuk pergi ke toilet dan gurunya pun mengizinkannya. Lisa memperhatikan gurunya yang sedang fokus mencatat di papan tulis, setelah ia merasakan gurunya sedang lengah ia pun bergegas membereskan barangnya lalu membawa tasnya dan keluar dari kelasnya.
Setelah mengambil tas jisoo dan wendy, lisa bergegas menuju rooftop. Sesampainya disana ia kebingungan karena ia tidak melihat keberadaan jisoo dan wendy disana, ia pun kembali menelpon jisoo.
"gue udah di rooftop, lo dimana?" ujar lisa kebingungan.
"lo liat ada kaya pintu gitu kan di rooftop? masuk aja kesitu, ga di kunci ko, gue di dalem" ujar jisoo.
"hah? serius?" ujar lisa sembari mendekati pintu tersebut lalu membukanya secara perlahan.
"serius lah" ujar jisoo lalu mematikan telponnya.
Lisa ragu atas suruhan dari jisoo, tetapi setelah ia melihat sedikit ruangannya ia pun tidak jadi ragu. "mana ada gudang yang udah di modifikasi ada pc, meja dan kursi gamers sama lampu led?" pikirnya. Ia pun memasuki ruangan tersebut lalu menutup kembali pintunya.
"welcome to my basecamp" ujar jisoo sembari menatap lisa yang baru saja memasuki ruangan rahasia.
Lisa membulatkan mulutnya setelah melihat sekitar ruangannya sembari berjalan mendekati jisoo. "gilaa.. lo modif gudang ini jadi ruangan rahasia?! wah.. mana bagus banget lagi" ujarnya dengan kagum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope
Fanfictionwarning!! gxg story! homophobic please stay away! "i hope we're long last till forever" - jisoo "please stay with me!" - rose author masi belajar bikin cerita, bahasa yang digunakan ga baku dan sesuai sama typingnya author ya manteman kalau ada ke...