Bab 18 - Hadiah Rahasia

56K 4.1K 655
                                    

Jawab guys! Yang jawab dapat jodoh kayak Bayu. Amin

Kalian tahu cerita ini dari mana?

Wattpad

Instagram

TikTok

Facebook

Lainnya. Tulis ya ...

Lupa

***

"Mana Narendra yang dulu?" tanya Nada di tengah ledakan emosinya.

Bayu hanya mengawasi Nada dan Naren dari meja kerja. Kalau sudah begini tidak akan mudah diredakan sampai Nada selesai mencurahkan isi hatinya. Bayu percaya kalau Naren bisa mengendalikan Nada jauh lebih baik darinya.

Nada mengidap penyakit bipolar disorder. Sejak SMA, Bayu dan Naren tahu bagaimana perubahan mood perempuan itu dari episode manik ke depresif dalam waktu yang singkat.

Karena Naren masih fokus dengan laptopnya, Nada yang semula hanya berdiri di meja kerja dengan cepat melangkah ke depan Naren. "Ren, gimana komitmen lo buat perusahaan yang kita bangun? Hari ini lo mau pulang cepet, Selasa katanya mau rapat malah kabur. Gue rasa setelah nikah malah lo gak produktif lagi."

Naren menutup laptopnya. "Kata siapa gue gak mikirin perusahaan? Gue mikir Nad. Gue gak mungkin tinggalin tanggung jawab gue setelah banyak pengorbanan yang udah gue lakuin," jawabnya dengan ekspresi tidak terima.

Bayu mengigit bibir bawahnya. Cukup kaget karena Naren membalas kemarahan Nada dengan balasan yang tidak biasa. Biasanya daripada berdebat pria itu akan menenangkan Nada.

"Buktinya?" tanya Nada. Otot-ototnya semakin menegang. "NIHIL."

Bayu memohon dalam hati semoga Naren tidak menjawab lagi. Plis udah.

"Nihil gimana? Negosiasi juga udah gue lakuin. Lo mikir selama ini gue diem? Lo buta apa gimana?"

Jleb.

Lo buta apa gimana? Kalimat itu membuat hati Nada merasa ngilu. Selama ini sahabatnya tidak pernah mengatakan kata-kata kasar, tapi barusan? Dia bilang Nada buta.

Bayu bangkit, memasang kuda-kuda untuk menjadi penengah.

"Sekarang lo udah mulai kasar ya sama gue." Suara Nada merendah, bergetar, cairan bening sudah menumpuk di kelopak mata.

"Lo udah cinta kan sama Anin makanya lo gak peduli lagi sama sahabat lo sendiri. Lo prioritasin Anin dibanding gue," Nada menunjuk dirinya sendiri lalu mengarahkan jadi telunjuk kepada Bayu. "Dan Bayu. Juga perusahaan ini."

"Lo kira siapa yang malem-malem jemput ke klub setelah lo ditelantarkan sama pacar gak berguna lo itu? Gue rela jemput lo dan ninggalin Anin di rumah yang lagi sakit." Emosi Naren semakin menjadi-jadi.

"Padahal gue juga yang akhirnya menjemput kalian, Wahai Bapak Naren dan Ibu Nada yang terhormat," sela Bayu. Tidak dianggap.

"Oh ya, waktu di Bali gue lagi bulan madu sama Anin. Lo datang dan gue batalin acara hari itu. LO PIKIR ITU APA NADAAAA? Plis jangan bikin gue makin marah."

"Gue gak nyangka lo ternyata gak ikhlas."

"SIAPA YANG GAK IKHLAS? Gue cuma pengen lo buka mata kalau barusan yang lo omongin itu gak bener. Gue gak prioritasin Anin demi lo. Demi ngejaga lo. Demi jadi sahabat terbaik buat lo."

Bayu buka suara. "Makin kemana-mana kan. Udah-udah."

"Diem lo!" titah Naren dan Nada bersamaan. Bayu menghela napas panjang.

Janji yang Ternoda [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang