Bab 39 - Benang Merah

54.9K 3.8K 1K
                                    

Kenapa pembaca Wattpad harus punya novel Janji yang Ternoda?

- Part lengkap! Dari part yang di Wattpad dan Karyakarsa (hidden part) sampai dengen extra chapter
- Kalau suatu saat versi Wattpad diunpublish, kamu udah punya novelnya
- Versi novel lebih rapi dan runtut
- Ada adegan Naren nyesel senyesel-nyeselnya!
- Ending terbaik bagi keduanya

Nanti di akhir bab aku spill harga dan paket Janji yang Ternoda. Sekarang selamat membaca bab 39. Jangan lupa vote dan komen ya!

***

"Bagaimana cara agar anak saya bisa bebas?" tanya Lin kepada penasehat hukum Naren.

Lin dan Rio duduk di kursi panjang. Sedangkan Salim berdiri di dekat jendela berjarak cukup jauh dari mereka. Pandangan Salim menatap langit entah memikirkan apa. Mereka masih di kantor polisi. Selesai menemui Naren.

Lin menghela napas. Dia menangis saat melihat Naren memakai baju tahanan. Anak sematawayangnya harus merasakan tinggal di jeruji besi. Sangat sakit rasanya. Meskipun Naren terlihat kuat, tetap saja hati Lin hancur lebur.

"Jujur ini tidak mudah, karena saat Pak Naren meninju David, aksi itu terekam kamera CCTV lift. Sebenarnya David juga sudah mengirim somasi sebanyak tiga kali tapi Pak Naren tidak menanggapi. Mungkin karena masalah rumah tangganya dengan Ibu Anin, Pak Naren susah ditemui kemarin."

"Berarti yang melaporkan si David David itu?"

"Betul, Bu. Sesuai surat perintah kepolisian, Pak Naren harus ditahan di penjara penyelidikan selama 30 hari. Jika berlanjut, parkara ini akan dibawa ke pengadilan. Kalau terbukti bersalah, Pak Naren terkena pasal kekerasan fisik." Rio menjelaskan tentang apa yang terjadi.

"Bagaimana cara tercepat untuk menyelesaikan kasus ini?" Lin tidak akan bisa makan enak dan tidur nyanyak jika anak yang ia sayangi mendekam di penjara.

"Berdamai, Bu. Paling cepat dan mudah."

"Usahakan itu!" titah Lin spontan. "Pokoknya saya mau Naren keluar dari penjara secepatnya!"

"Masalahnya pihak David sudah dua kali menolak berdamai, Bu."

"Sebesar apapun uang ganti ruginya, saya sanggup bayar."

"Pihak David masih menolak, Bu." Rio menatap Salim takut-takut. "Saya yakin ini juga akal-akalan dari Elbryan."

Tatapan Lin langsung beralih ke arah sang suami. Salim berdiri dengan tangan masih terlipat di depan dada. Saat Lin mendekat, Salim malah memberi jarak. "Papa, mama udah capek debat. Kalo papa gak mau bantu anak kita sendiri ... kalo Papa masih ganggu rumah tangga Anin, lebih baik kita cerai saja. Mama gak butuh semua harta benda yang berlimpah jika akhirnya anak yang Mama lahirkan malah terjerat di penjara."

"Ma, gak bisa gitu! Urusan sekretaris Elbryan pasti gak ada sangkut pautnya dengan Elbryan. Dia orang baik. Dia ingin membantu perusahaan Naren agar lebih besar."

Lin tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia berlalu meninggalkan Salim dan Rio.

Saat Lin keluar, ternyata ada puluhan wartawan menunggunya. Mereka langsung mengerumuni Lin, menodong mic dan alat perekam, lalu melontarkan berbagai pertanyaan.

"Bu, apa benar Narendra melakukan penganiayaan?"

"Bu, bagaimana hasil penyelidikan hari ini?"

"Bu, beri kami keterangan tentang keadaan Narendra sekarang!"

"Apa benar istri Narendra mengajukan gugatan cerai?"

Janji yang Ternoda [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang