Bab 15 - Benarkah Cinta?

57.7K 4K 701
                                    

Daily update gak tuh sekarang 😁

Revisi typo ya Royalist!
Royalist itu sebutan pembaca aku

Ok! let's read my story!
Jangan lupa rekomendasiin ke temen, sahabat, suami, tetangga, dan saudara kalian ya

***

Saat aku mulai percaya dan sakit ini mereda. Kenapa kau kembali torehkan luka?

~Janji yang Ternoda~
Karya Mellyana Dhian

***

"Anin, tahan!" geram Naren melihat pipi perempuan itu mengembang. "Sampai lo muntahin di sini, gue tendang lo dari mobil!"

Woeekk...

Percuma Naren mengancam.

Dua kali. Ini kali kedua Anin memuntahkan isi perutnya di pangkuan Naren. Kali ini pria itu juga ingin marah tapi melihat wajah pucat Anin entah kenapa hatinya iba. Rencana membawa Anin ke rumah sakit dia batalkan. Lebih baik memanggil dokter kepercayaannya daripada muncul berita seperti saat Anin cedera.

Istri Narendra, Pewaris Tunggal Keluarga Salim Dirawat di Rumah Sakit

Belum Ada Satu Bulan Menikah, Benarkah Istri Narendra Salim Hamil?

Aw sakit! Istri Narendra Mengalami Cedera Karena Badminton

Niat Olahraga tapi Sial. Istri Narendra Cedera

Cedera Anin saja belum pulih, Naren tak akan mengizinkan media tahu kalau perempuan itu sakit lagi. Dia tidak ingin beritanya melebar kemana-mana. Nanti kalau keluarga Jogja salah paham bisa-bisa mereka membawa Anin pulang.

"Ma ... maaf Mas," lirihnya sambil mengusap mulut.

Supir taksi itu meringis saat masuk ke mobil. Padahal dia sudah mengeluarkan jurus lari cepatnya untuk memenuhi permintaan Naren membelikan kantong plastik. "Yah, sudah mutah ya?"

Tangan Naren melonggarkan simpul dasi, melepas jas untuk membersihkan muntahan itu. Anin juga berusaha mengusap meskipun tenaganya nyaris terkuras. Kekesalan Naren tidak bisa Anin elak. Dia sangat merasa bersalah.

"Minggir tangannya!" Suara itu terdengar geram tapi tidak sampai membentak. Antara kesal dengan Anin tapi kasihan. Ternyata Naren tidak setega itu untuk menendang Anin dari mobil.

"Ma ... maaf."

"Pak cepat antar saya ke gedung A ya!" pinta Naren. Mobil taksi yang dinaikinya sekarang parkir di depan mall lingkungan appartemennya.

"Siap, Pak."

"Ini ongkos sekaligus uang ganti ruginya Pak." Naren segan, gara-gara Anin supir itu harus membersihkan bekas muntahan yang baunya saja membuat mual.

"Pak kenapa lebihnya banyak banget?" tanya supir itu setelah menghitung lembar uang rupiah yang Naren berikan.

"Gapapa Pak. Bersihkan mobilnya ya supaya Bapak tidak kena tegur perusahaan tempat Bapak bekerja."

Supir itu malah berpikir cukup lama. "Setelah saya lihat-lihat wajah bapak gak asing. Bapak Narendra bukan?"

Naren tidak menggubris. Dia lebih sibuk berpikir bagaimana cara membawa Anin ke kamar tanpa menimbulkan mehebohan.

"Saya yakin tidak salah orang. Bapak Narendra anak semata wayang Pak Salim kan ya? Salah satu pemilik perusahaan taksi tempat saya bekerja." Supir itu heboh bukan main.

Janji yang Ternoda [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang