(✿)✿
Bel istirahat kedua sudah berbunyi sepersekian detik yang lalu, Yuna masih sibuk berkutik dengan pulpen dan bukunya yang sama sekali belum teralihkan perhatiannya ke objek lain. Mencatat pelajaran Fisika yang sempat tertinggal karena bertengkar dengan Bella tadi.
Seorang gadis tiba-tiba duduk pada bangku depan tempat Yuna menyalin catatannya. Ia membalikkan posisinya menghadap ke belakang untuk berhadapan langsung dengan Yuna, teman sebangkunya.
"Yun, ada berita tau.." ucapnya sembari memainkan batang permen yang ada dalam mulutnya.
"Hm," jawab Yuna dengan dehaman, karena sesibuk itu menyalin catatan yang harus Yuna selesaikan saat ini juga. Bahkan ia memilih tak ikut kedua temannya ke kantin untuk melampiaskan rasa laparnya itu.
"Itu di lorong arah ke perpus, Kai digandeng cewek tau! Anak OSIS juga kayaknya sih orang mereka keliatan deket gitu," cibirnya sambil membayangkan muka gadis yang berjalan disamping Kai, melewati posisi tempatnya dan Alita berdiri. "Lewat depan mata gue, Yun!"
Yuna yang tadinya sesibuk itu tanpa banyak berfikir ia langsung mengambil langkah seribu untuk menghampiri Kai, membuang pulpen yang dipinjamnya dari Alika--teman yang menceritakan Kai berjalan dengan gadis lain sambil gandengan..Ah! bukan! gadis itu yang menggandeng Kai.
Langkahnya ia percepat secepat mungkin, berharap dapat menemukan Kai dengan gadis itu ditempat dan dapat langsung ia sidang saat itu juga. Dibelakang disusul Alika--sang pelapor, dengan jalannya yang tergesa-gesa agar segera menyamakan langkahnya dengan Yuna yang pada akhirnya gagal, tetap saja tertinggal. "Yuna tungguin..!" ujarnya, sembari mengejar langkah Yuna dari belakang.
Blak!
Semua mata menatap kearah Yuna. Mulai dari yang sibuk membaca buku, terbangun sebab kaget pintunya terbuka dengan cara kasar, juga yang sedang sibuk berpacaran di perpus, semuanya menatap kearah Yuna yang dianggap sebagai pelaku pengacau situasi.
Yuna mengedarkan pandangannya, mencari keberadaan Kai sebagai tersangka. Tapi tak segera ia temukan sosok itu, "Kemana dia?"
"Siapa?" celetuk Alika yang baru saja datang dari belakang karena langkahnya yang tak tersusul tadi.
"Kai."
"Sianjir.. Langsung disamperin," gumam Alika tak habis fikri-eh! fikir oleh satu sahabatnya ini. "Si Kai ya di ruang OSIS lah, Yun!"
Yuna menoleh, "Lo bilang Kai jalan sama cewek itu ke perpus.. Gimana sih lo!"
"Yaelah, ruang OSIS kan dempetan sama tangga lantai 2 yang sebelahan sama tangga lantai 1, Yun."
"Ck.."
Tanpa basa-basi lagi, Yuna memutar arah menuju sebelah perpustakaan, yakni tangga menuju lantai dua yang setibanya dilantai itu akan langsung sampai ke ruangan OSIS yang ia tuju.
Kriett
Yuna membuka ruangan OSIS yang kosong itu, seperti tak berpenghuni ruangan ini, hanya ada.. Tas Kai?
Segeralah Yuna berjalan menghampiri tas Kai yang berada diatas kursi 'Ketua OSIS'."Lo--" Yuna menunjuk tas Kai yang ada diatas kursi. "Bisa-bisanya lo jalan sama cewek lain?"
"Lo pikir gue nggak tau apa?!" Yuna tertawa meremehkan. "Gue punya banyak mata-mata, Kai!"
"Jangan macem-macem lo sama gue!"
"Awas aja kalo sampe yang dibilang Alika bener, mati lo sama gue Kai!" gumam Yuna pada tas Kai yang kali ini Yuna memukul tas tersebut, membayangkan tas tersebut adalah sosok yang seharusnya ia pukul.
"Mati sama lo? Hhh.. Mana mungkin," celetuk seseorang yang membuat Yuna menoleh kearah belakang, mendapati Kai tengah menatapnya sembari melipatkan kedua tangannya didepan dada.
"K-Kai..?" Seakan tak bisa berkata-kata, Yuna hanya bisa memundurkan langkahnya saat Kai mulai berjalan kearahnya--ah bukan, lebih tepatnya berjalan menuju kursinya.
Apa? Alika kemana? Alika berada diluar, mana berani ia ikut tiba-tiba masuk ke ruangan OSIS seperti Yuna, dirinya masih mau dicap sebagai anak baik-baik. Kalau Yuna kan udah terkenal 'Trouble Maker'-mungkin.Kai menarik kursinya lalu duduk. Membiarkan Yuna yang berdiri dibelakangnya.
"Tunggu--gue--" Yuna memutar posisinya, berhadapan langsung dengan Kai yang keduanya terhalang meja bertuliskan 'Ketua OSIS', "Gue mau minta penjelasan.."
Kai hanya menoleh sambil menaruh pulpennya ke dagu.
"Lo.. Tadi beneran jalan sama cewek?" ucap Yuna yang mulai memelankan suaranya pada kata terakhir, sebenarnya cukup takut Yuna memastikan hal ini, tapi eman-eman kalau Yuna tidak mengatakannya apalagi udah sampe didepan muka Kai begini.
Tampak Kai hanya menunjukkan senyumnya yang meremehkan. "Kalo iya kenapa memang?" katanya tanpa menimbang part sakit yang akan diterima oleh Yuna setelah ucapannya itu.
Cukup menyakitkan hati mungil Yuna, Yuna menggebrakkan meja Kai lalu mendekatkan wajahnya dengan Kai hingga hanya tersisa beberapa senti saja jarak diantara mereka.
"Kai, gue nggak suka lo deket sama cewek manapun, sekalipun dia saudara gue. Akan gue pastiin lo segera mungkin jadi milik gue, biar nggak akan ada satu cewek-pun berani deketin lo." ancam Yuna dengan wajah seriusnya, namun sayangnya hal serius itu dibalas tawaan oleh Kai yang kini malah bersandar pada bangkunya--menjauhkan jarak diantara keduanya.
"Gausah ngarep deh lo!"
Yuna menyipitkan matanya sambil sedikit memanyunkan bibirnya. "Kita liat aja!" ucapnya kemudian berbalik pergi, meninggalkan ruangan tersebut.
"Dasar cewek tukang halu. Kita lihat aja siapa yang menang, gue atau lo."
--------------------
Yuna memasang wajah masam selama pelajaran berlangsung, pelajaran jam jam terakhir membuat moodnya buruk, terlebih lagi ucapan Kai tadi mendukung moodnya untuk tetap seperti itu."Udah napa Yun.. Lo nggak kasihan apa Pak Wildan ngoceh mulu itu nggak lo dengerin?" ujar Alika yang berada disebelahnya.
"Abis gue kesel banget tau Ka! Bisa-bisanya gitu loh si cewek itu gandeng Kai gue! Mau dia apa coba?! Gue samperin juga gaada ceweknya, lo.. inget nggak wajah cewek itu?" ucap Yuna yang kali ini menoleh kearah Alika.
Alika nampak berfikir, "Em.. Enggak."
"Sianying, capek gue sama lo."
"Eh tapi tunggu!" Alika mengacungkan pulpennya kearah Yuna. "Alita kan ngeliat Yun, kali aja dia inget sama cewek itu?"
Tiada harapan lagi sudah, niatan untuk melabrak gadis yang menggandeng Kai didepan Alika dan Alita pupus sudah. Ya.. orangnya modelannya begitu, apa ga capek Yuna ngadepinnya?
Yuna memberikan gestur menolak dari tangannya. "Gausah, makasih.. Kalian berdua sama aja."
------------------------
🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower Heart -Hyuna-
Fanfiction-Hyuna [Hyuka, Yuna]- "Yuna.. Gue berharap.." "Gue harap lo nggak datang cuma buat pergi." -------------------------------------- ⚠️PERINGATAN⚠️ -Karakter dari cerita sangat jauh dari karakter asli idol, mohon untuk kebijakannya dalam membaca! -Plag...