FH : 18. Awal famous?

42 9 5
                                    

(✿⁠)✿

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(✿⁠)✿



Yuna terduduk dibawah pohon rindang yang ada di taman belakang sekolahnya. Ia menatap kosong langit, awan yang seakan tengah berputar diatasnya. Tiba-tiba Yuna merasa sisi sebelahnya tampak terisi, bukannya sebelumnya Yuna hanya sendirian disini? Gadis itu menoleh, kemudian yang ia temukan adalah sosok pria yang tadi menghukumnya namun tidak jadi.

"Joan?" ucap Yuna sambil menatap kearah pria disampingnya. Kakinya masih ia tekuk, namun kali ini tubuhnya ia senderkan pada batang pohon rindang itu. Yuna lelah terus berjongkok.

Joan mengulurkan tangannya, memberikan sebuah tisu kearah Yuna.

Yuna mengambilnya pelan lalu memakai tisu pemberian Joan untuk menghapus air matanya. "Makasih." ucapnya.

Pria disampingnya ikut bersandar pada batang pohon tersebut. "Gue nggak tahu kenapa lo lari dari hukuman gue dan malah nangis dibawah pohon ini." ujarnya.

Yuna menoleh, "Maaf.."

Tampak Joan menghela nafas panjang. "Gue nggak paham kenapa lo ngumpet dan nangis disini,"

Joan menoleh kearah Yuna yang membuat keduanya saling bertatapan. "Lo takut gue hukum?" katanya, yang membuat Yuna cukup kaget.

"Hah? Takut?"

Joan mengalihkan pandangannya kearah rumput yang ada didepannya lalu mengangguk cepat. "Bener kan kata gue?"

"Nggak jelas lo." ucap Yuna lalu memilih untuk berdiri sambil membersihkan rok seragamnya dan diikuti dengan Joan.

"Ayo buruan, gue udah males mikirin masalah gue lagi gara-gara lo disini." ujar Yuna kemudian pergi meninggalkan Joan. Pria itu malah senyum sambil membuntuti jalannya Yuna.

-------------

Bel istirahat berbunyi, Yuna masih mendekam didalam kelas. Satu alasan pasti, Yuna nggak mau ketemu Kai dulu sebelum suasana hatinya membaik. Jujur Yuna masih kesel campur sedih masalah tadi.

"Yun.." pekik Alika sembari duduk didepan kursi Yuna.

Yuna menatap kearah Alika, "Hm? "

"Kantin?"

Yuna menggeleng pelan kemudian menatap kearah jendela. Disamping itu datanglah Ravina dengan membawa makanan kesukaannya, yakni batagor. Gadis itu duduk sambil mencoba makanannya.

"Nggak kantin Yun?" celetuk Ravina.

Kesal dengan pertanyaan kedua temannya yang 'nggak ke kantin?' akhirnya Yuna mengambil sebuah buku dari tasnya dan mengerjakan pekerjaan rumah alias pr yang seharusnya dikerjakan esok hari.

Flower Heart -Hyuna-  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang