FH : 14. Keluar

45 10 6
                                    

(✿⁠)✿

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(✿⁠)✿



Keesokan paginya, matahari yang perlahan menampakkan sinarnya diiringi dengan burung-burung berkicauan serta alarm pagi Yuna yang selalu memenuhi seisi rumah. Seakan akan hanya dia saja yang memiliki tempat ini.

Minggu yang indah, kalau kata orang hari Minggu itu hari surga. Tapi tidak bagi Yuna, mau hari Minggu hari Senin semua sama saja. Hari liburnya selalu diganggu oleh manusia kunyuk yang berkedok sebagai Kakaknya. Ya.. Siapa lagi kalau bukan Sean? Sean-lah yang selalu menyuruh Yuna untuk kesini lah, nyuruh ini lah, itu lah. Kayak cuma Yuna yang harus dia suruh.

Ceklek

Suara pintu kamar Yuna yang terbuka. Ya.. siapa lagi pelakunya kalau bukan Sean? Cuma Sean yang berani langsung buka pintu kamar Yuna kalo nggak dikunci, bahkan kalau dikunci pun ia selalu maksa pintu itu buat buruan kebuka.

"Ngapain lo?"

Sean melempar sebuah kertas berbentuk persegi panjang yang nampak seperti sebuah voucher.

"Lo pergi sana, mumpung gue dapet voucher tuh!"

Yuna mengambil kertas tersebut dan memperhatikannya secara seksama. "Voucher buku?"

"Hm.. Lo kan suka tuh baca baca novel yang cowoknya harus ganteng banget, mumpung ada vouchernya, buruan beli sono!" jelas Sean.

Ide yang bagus. Meski tampaknya Sean ini menyebalkan, ternyata diam-diam dia mengetahui apa selera adiknya ini ya?

"Boleh, trus gue kesana naik apa?"

Sean mengerutkan dahinya. "Lah urusan lo kali! Gue mah cuma ngasih vouchernya doang." jelasnya kemudian membalikkan badan.

Yuna meneriakki pria itu sebelum pergi. "Tunggu Se!"

"Kenapa?"

"Mobil gue masih di bengkel ya?"

"Ya menurut lo kalo nggak ada dirumah 'tuh mobil kemana?"

Yuna mengerucutkan bibirnya sambil menatap Sean dengan ujung matanya. "Yaudah sih." kata Yuna yang menurut pria itu obrolan mereka sudah selesai. Ya.. Memang.. Malah tanpa perlu diusir Sean sudah pergi duluan. Tahu diri kalo kata Yuna.

Ya beginilah lika-liku kehidupan Kakak-adik, siapa sangka Kakak nyebelin seperti Sean ternyata diam-diam memperhatikan Yuna? Cukup mengharukan.

Akhirnya Yuna putuskan untuk mandi dan pergi ke Mall untuk ke tempat buku itu sendirian. Ya.. Biasa, mungkin dia akan mengandalkan bis kota untuk mengantarnya sampai ke tujuan. Meski kayaknya anak itu nggak hafal rute bis kota itu.

Flower Heart -Hyuna-  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang