FH : 7. Bolos pelajaran

45 10 0
                                    

(✿⁠)✿

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(✿⁠)✿

Usai puas mengisi perut, beberapa saat tepat setelah mereka makan bel masuk berbunyi yang menandakan seluruh siswa-siswi harus kembali ke kelasnya masing masing untuk melanjutkan pembelajaran. Yuna begitu berharap sop buntut buatannya tadi pagi akan benar-benar dihabiskan oleh Kai.

"Apa gue ngecek Kai aja kali ya?" gumam Yuna. Gadis itu kemudian menoleh kearah teman yang saat ini tengah berjalan beriringan dengannya. "Rav, hari ini matematika minat ada tugas nggak sih?" tanyanya.

"Ada. Lo lupa Yun?!"

Yuna hanya menggaruk tengkuknya sembari menunjukkan senyum tak berdosa-nya. "Halaman berapa?"

Ravina menggeleng tak percaya. Ia membelalakkan matanya seolah yang dihadapinya ini hanyalah omong kosong belaka. "YUNA!"

"Yuna lo tahu Pak Pur itu guru ter ngeselin kalo anak muridnya nggak ngerjain tugas! Lo bisa masuk ruang BK kalo mood dia lagi nggak bagus, Yun!"

Yuna menundukkan kepalanya. "Serius gue lupa, Ravina.."

Ravina memijat pangkal keningnya. Sahabatnya yang satu ini memang benar-benar.

"Udah lo pergi aja deh, mabal kek, bolos kelas kek, atau apalah sana. Gue nggak sanggup lagi liat lo dihukum begitu, mending lo kabur aja deh sana." suruh Ravina kemudian berjalan mendahului Yuna sembari terus memijat pangkal keningnya.

Merasa mendapatkan kesempatan, bukannya sedih ataupun menyesal, Yuna malah senang. Memang anak itu tidak memiliki rasa penyesalan sama sekali, belum pernah digetok gesper kali ya sama Kai? Kayaknya kalopun iya dia ke ruang OSIS, mana mungkin ketemu Kai di jam pelajaran begini?

Yuna berjalan dengan langkahnya yang senang, berjalan sembari sedikit melompat. Ia sepertinya merasa bebas dengan ini, bahkan sama sekali tidak kepikiran hukuman apa yang sebentar lagi akan menimpanya.

Ia mendorong knop pintu ruang OSIS yang selalu dalam keadaan sejuk itu, kemudian berjalan pelan untuk mulai masuk kedalamnya. Dicarinya sosok yang selama ini berputar terus kedalam pikirannya, hingga..

"Siapa lo?!" tegur seseorang, membuat Yuna mengalihkan perhatiannya kemudian menoleh ke belakang.

"Kai mana? Lo sendiri siapa?"

Terlihat wajah bingung dari sosok yang berhadapan langsung dengan Yuna. "Lo itu yang siapa. Ini ruang OSIS, emang lo anggota OSIS?"

"Lah iya juga.." gumam Yuna kemudian mengadahkan kepalanya menatap wajah sosok itu. "Kai ada?"

"Kai di kelas. Ada urusan apa lo sama dia?"

Flower Heart -Hyuna-  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang