FH : 10. Kai sakit

63 10 0
                                    

(✿⁠)✿

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(✿⁠)✿

Yuna sudah sampai tepat didepan unit apartemen Kai, sambil membawa sekantong kresek buah dan beberapa obat cukup membuatnya percaya diri kalau Kai akan sembuh dengan buah tangan yang dibawakannya.

Gadis itu masih berdiri didepan pintu bertuliskan nomor 308. Ia menghela nafas pelan sambil mengetuk pintu, berharap ada jawaban dari dalam.

Tok! Tok!

"Kai.."

Bruk!

Sebuah suara benda jatuh terdengar dari arah dalam, membuat Yuna terkejut dan sedetik kemudian gadis itu khawatir apa yang terjadi didalam.

"Kai!!" Yuna menggedor pintu apartemen Kai berkali-kali. Ketakutannya mulai memuncak ketika pintu depan yang berhadapan dengannya itu terkunci.

"Kai!! Buka pintunya!" teriak Yuna dari luar.

Meski harus menunggu beberapa waktu, akhirnya pintu tersebut terbuka. Menampakkan pawakan tubuh Kai yang tinggi dengan raut wajahnya yang pucat melemas. Yuna reflek memegang dahi Kai untuk mengecek suhu tubuh pria tersebut.

"Are you okay?" tanya Yuna dan dibalas anggukan pelan oleh Kai.

"Lo.. Kok bisa disi--" belum sempat Kai menyelesaikan kalimatnya, pria itu sudah tumbang duluan di pelukan Yuna.

Jujur Yuna panik, bagaimana bisa dia membawa tubuh Kai yang tinggi dan berat ini? Masalah untuk membangunkannya nanti saja, pasti akan sulit membangunkan orang pingsan tanpa bantuan minyak angin. Saat ini yang Yuna lakukan adalah menyeret tubuh Kai dengan tubuhnya untuk masuk lebih dalam. Berat memang, tapi Yuna harus bisa.

Kai butuh dia sekarang.

Setelah selesai membawa Kai dan meletakkannya diatas kasur Kai, Yuna berlari menuju luar untuk mengambil tas kreseknya dan menutup pintu apartemen Kai.

"Mama ..."

"Papa, Kai mohon jangan siksa Mama..! Papa.. Kai cuma punya Mama sekarang.."

"Papa lupa Kak Leana meninggal karena sakit kanker?"

"Papa jangan siksa Mama.. Pa.. Kai mohon..! Kai akan buat nilai Kai jadi seratus semua, tapi Kai mohon jangan siksa Mama.."

Kalimat demi kalimat muncul dari bibir pucat Kai, pria yang diduga pingsan tadi ternyata sekarang ini sudah siuman.

Tapi.. Kalimat apa tadi?

"Papa jangan siksa Mama?"

"Mama Kai kemana?"

"Kai harus dapat nilai seratus ya biar nggak disiksa Papanya?"

"Jadi ini alasannya.. Jadi ucapan Joan yang tadi itu bener? Bener kalo gue ganggu tugasnya dia selama jadi Ketua OSIS?"

Flower Heart -Hyuna-  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang