Everyone comes w' a lesson.

27 7 0
                                    

(✿)✿⁠ 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(✿)✿⁠ 

"Se, lo pernah nggak sih ngerasain jatuh cinta sejatuh jatuhnya sama orang yang bahkan udah ngelukain batin lo berkali kali?" celetuk Yuna sambil menatap Sean yang masih sibuk dengan ponselnya.

"Nggak. Gue bahkan nggak pernah ngerasain jatuh cinta," jawabnya santai.

"Gue capek Se.. Batin gue terluka terus kalo harus ketemu dia mulu," jelas Yuna sambil menghela nafasnya.

Sean mengalihkan pandangannya dari ponsel menuju adiknya yang selisih setahun ini. "Lo kenapa? Satya ngajak balikan? Atau... Foto cowok yang ada di kamar lo?"

Sambil menahan airmata nya agar tidak jatuh didepan Sean. Yuna menghela nafasnya kembali, "Gue pengen ngejauh Se.."

"Jauh, sejauh jauhnya. Bahkan kalaupun bisa, gue nggak mau kembali ketemu dia lagi."

"Gue nggak benci.. Gue capek dimainin kayak gini,"

------

Sebulan kemudian.

Seperti tak ada yang berubah, bahkan Kai masih sama. Masih segan menghampiri Yuna lebih dulu untuk meminta penjelasan, namun jauh dari lubuk hatinya dia pasti..Pasti.. Ingin sekali tahu mengapa Yuna mengakhiri hubungan mereka, kan?

Namun jauh waktu berjalan, Yuna malah lebih dekat dengan Joan ketimbang Kai.

Ada satu hal dibalik keakraban mereka berdua. Yakni, Sean. Sean ternyata satu tongkrongan sama Joan. Nggak tahu gimana ya kok bisa pas gini tapi yang pasti Yuna jauh lebih percaya pada Joan sekarang, yang awalnya tuh anak first impressionnya aja keliatan celelekan sekarang jauh lebih serius. Apalagi kalau udah diutus Sean buat jaga Yuna dari cowok yang fotonya dipajang di kamarnya Yuna.

Ujian Sekolah juga udah berlalu selama sebulan kemarin. Sekarang sih jadwalnya anak-anak istirahat--nggak sih, tetep ada tugas tapi seenggaknya jauh lebih santai daripada hari biasanya.

Yuna tengah mencoret-coret beberapa gambaran pada buku bagian belakang miliknya.

Lebih dari sebelumnya, tubuh Yuna kian membaik. Badannya yang sedikit berisi, juga pipinya yang semakin chubby membuatnya terlihat cukup bahagia.

"Perhatian semuanya.. Ekhem--" Sebuah suara terdengar dari speaker kelas yang selalu bersumber dari ruang radio, tempat dimana menyiarkan segala informasi dari sana.

"Hari yang cukup indah ya?"

"Ada informasi penting nih, tiga hari lagi. Setelah kita mengadakan kelulusan.."

"PROM NIGHT DIMULAI!"

"Kalian bisa ya mulai mengisi kuisioner dari hari ini, kalian vote ya tema apa yang akan kita pakai di prom night besok! Jangan lupa!! Bai semuanya!!"

Sapa yang cukup bersahabat dari seorang siswi yang menjabat sebagai OSIS itu. Ya.. Maklum lah namanya OSIS.

Yuna yang cukup kaget tapi nggak begitu kaget. Gimana sih? Ya.. sebenernya dia nggak kaget karena udah dapet spoiler duluan sih dari Joan, apalagi sekarang mereka udah deket. Jadi ya, Joan bisa dengan mudah memberikan informasi dari jauh hari untuk hari-H sebagai persiapan.

Setelah beberapa menit infomasi tersebut disiarkan, Yuna kembali menggambar. Tapi tepat saat itu Yuna juga mendengar suara gebrakan pintu dari kelasnya. Membuat arah pandangannya tertuju pada sumber suara.

"Jo--"

"Ekhem.. Layuna Antara Dhiya.. Bisa ikut gue sekarang?!" pekiknya membuat Yuna hanya ngang ngong nggak paham.

Hingga sosok itu mengedarkan pandangan. Setelah mendapatkan sosok yang dituju, ia menghampirinya dan membawa gadis itu keluar dari kelasnya sendiri.

"Apaan sih Jo... Pelan kek..!" pekik Yuna kesal sambil melepaskan tangannya dari genggaman Joan.

Joan menoleh, "Yun. Sekarang lo harus ikut gue!"

"Ngapain..?"

"Ikut gue keruang OSIS sekarang, kita reservasi sebagai partner." tukasnya.

"Hah?! Apaan sih tiba-tiba banget, orang masih tiga hari lagi acaranya!"

"Lo nggak paham.."

"Apanya nggak paham sih? jelas jelas gue denger informasi tadi kok! Lagian kan gue mau voting tema prom nightnya dulu!"

Joan membentak. "Yun, tinggal ikutin gue kenapa sih!"

Yuna hanya menatap Joan sambil menggeleng. "Elo yang kenapa!"

Yuna membalikkan badannya berniat untuk pergi, tapi belum sempat Yuna melangkahkan kakinya tiba-tiba tangannya sudah lebih dulu ditahan oleh Joan.

Sambil memijat pangkal keningnya pusing. "Yuna, Kai udah lebih dulu sama Diara.." ungkapnya.

Seakan bagai disambar petir di siang bolong, jantungnya seperti lepas dari tempatnya sekarang. Informasi itu tiba-tiba melukainya, melukai hatinya yang sudah hampir lebih sebulan ia menyembuhkannya sendiri dengan usahanya.

Yuna berusaha menahan suaranya agar tidak bergetar. Sambil menarik nafasnya dan membuangnya dalam-dalam, "Terus... Kenapa..?"

"Gue udah janji sama lo, gue bakal jadi pasangan lo kalau Kai sama Diara. Dan sekarang, akan gue lakuin itu." ungkapnya tegas lalu kembali menarik tangan Yuna, membawanya ke ruang OSIS untuk mengurus reservasi itu.

Disisi lain, dengan tubuh yang lemas. Mau tidak mau Yuna menerima ajakan Joan, Yuna bisa apa? Hanya bisa pasrah kalau Yuna benar-benar melihat Kai berdansa dengan Diara diatas altar saat prom night digelar nanti. Sambil menangis pastinya.

-------

MAAF YA TERLALU SINGKAT? ini pengantarnya aja deh, next partnya sedikit lebih panjang (aku nggak janji hehe)

Makasih yang udah nunggu aku sambil bawa cerita ini ya!!

Love you more pokoknya deh!

Flower Heart -Hyuna-  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang