FH : 3. Ketemu Kai

59 11 0
                                    

(✿⁠)✿

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(✿⁠)✿


"Yun!"

"Yuna!"

"YUN!"

Seseorang mengetuk pintu yang pada bagian atas pintu itu digantung sebuah papan hitam dengan tulisan 'Layuna Antara Dhiya'. Namun dari arah dalam tak kunjung juga mendapat jawaban setelah beberapa kali diketuk, alhasil membuat sosok yang tengah berdiri didepan pintu kamarnya mulai mengetuk pintunya dengan cara yang lebih kasar.

"YUNA." teriaknya setelah hampir kurang lebih sepuluh menit ia berdiri hanya untuk menunggu adiknya keluar.

Bunyi suara kunci yang terputar dari arah dalam mulai terdengar, tak lama kemudian pintu itu mulai terbuka perlahan menampakkan sesosok wanita dengan pakaian sederhana yang ia kenakan, tak lupa juga ia mengalungkan handuk yang memperlihatkan bahwa dirinya baru saja selesai mandi.

"Kenapa sih?!"

"Lo tuh! Lama banget bukain pintu doang!"

"Gue lagi mandi, goblok!"

"Ck.. Tuh! Temen-temen lo udah nunggu didepan ruang tv," ungkapnya sambil sedikit meluapkan emosi, lalu memutar badannya membelakangi adik perempuannya. "Buatin minum gih, sekalian gue nitip sirup jeruk segelas." jelasnya sembari berlalu pergi begitu saja.

Yuna hanya menatap punggung Kakaknya menjauh sambil mengerutkan alisnya.

"Sok iye amat lu, sempolan goreng." cibir Yuna lalu berjalan menuju ruang tv untuk menghampiri temannya dulu sebelum membuatkan mereka minuman.

Suara riuh kekacauan terdengar saat Yuna mulai berjalan menuju ruang tv, tempat dimana keluarga Yuna bersantai.
Tidak bisa untuk tidak dimaklumi lagi, ketiga temannya tengah asik menonton bola melalui televisinya, dan yang pasti kekacauan tadi bersumber dari dua team yang mereka tonton itu.

"Woi!" pekik Yuna, membuat ketiga temannya menoleh ke belakang, mendapati Yuna yang sedang memperhatikan gerak-gerik mereka dengan berkacak pinggang.

"Bisa-bisanya kalian dateng langsung nonton tv?"

Eric menatap Yuna lalu memberikan cengiran khas yang selalu ia gunakan sebagai senjata andalannya ketika kegep. "Abisnya di basecamp lampu mati tau, Yun. Makanya kita kesini, kan kebetulan basecamp deket juga tuh, sekomplek malahan sama rumah lo." jelas Eric dengan nada yang mencoba meyakinkan Yuna.

Yuna hanya memberikan tatapan "Affah iyahh?"

"Trus, kemana si Yongki? Tumben tuh bocah kaga ngekorin kalian."

Flower Heart -Hyuna-  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang