(✿)✿
Hari demi hari berlalu. Sudah lebih dari tiga hari sejak pulangnya anak-anak kelas duabelas SMA Naghara Dentala dari kemah, Yuna mengunci diri didalam kamar. Jujur, Sean juga merasa kasihan pada perubahan drastis yang terjadi pada adiknya itu.
Tidak seperti biasanya Yuna begini. Setelah kejadiannya dengan Satya, Yuna memang terlihat lebih memilih mengasingkan diri dari orang lain bahkan untuk keluarganya pun dia enggan berdekatan. Yuna sempat bercerita pada Sean, dia ceritakan semuanya tentang Satya tentang kebaikan pria itu dan terakhir.. Tentang perlakuan jahat Satya yang membuat Yuna tidak lagi percaya adanya Cinta. Dan hal ini terjadi lagi, Sean merasa bingung. Bahkan belum ada satu katapun yang diucapkan Yuna tentang pria yang membuatnya begini. Lalu, bagaimana bisa dirinya yakin bahwa Yuna kembali jatuh cinta pada seseorang?
Sama seperti Kai, Yuna tidak bisa dengan mudah percaya cinta datang secepat dia jatuh hati. Tapi rasanya pemikirannya selama ini salah, buktinya ia bisa dengan mudah mencintai Kailendra.
Mencintai Kailendra sesakit itu, Yun.
Harus bertahan layaknya bagaimana lagi Yuna?
Kai yang selama tiga tahun ini menolongnya dari sakitnya bertahan dengan Satya, sekarang harus juga Yuna lepas? Kai yang selama ini ia dambakan harus pula ia tinggalkan?
Tuhan, Kenapa rasanya sakit sekali ketika kembali mengingat cerita Joan? Kenapa rasanya Yuna tak lagi mampu bertahan?
Tok
Tok
Suara ketukan pintu berkali kali Yuna dengar dari arah luar kamarnya. Yuna yakin, itu pasti Mamanya.
Namun dihiraukannya suara itu bagai angin berlalu, Yuna kembali menatapi foto Kai pada saat mencalonkan diri sebagai ketua OSIS.
Gadis itu beranjak dari tempat duduknya yang berhadapan langsung dengan meja belajarnya, ia berjalan menuju gramophone mini yang ada dikamarnya. Ia ambil satu kotak berisi berbagai piring hitam untuk sebagai alat pemutar musik itu, kemudian dipasangkannya ke gramophone yang ada didepannya.
Setelah selesai, dan lagupun sudah terputar. Yuna kembali duduk pada bangku yang berhadapan dengan meja belajarnya.
Now the song plays: Menghitung Hari 2 from Anda Perdana.
"Jangan kau beri, harapan padaku.."
"Seperti ingin tapi tak ingin.."
"Yang aku minta.."
"Tulus hatimu.."
"Bukan pura-pura....."
"Jangan pergi... Dari cintaku..."
"Biar saja, tetap denganku.. Biar semua tau adanya..."
"Di..ri..mu.. memang... punyaku.."
Hatinya kembali tersayat kala mendengar lirik lagu yang terputar memenuhi seisi ruangan kamarnya. Energinya sudah habis tersedot oleh tangisannya dua hari lalu. Berturut-turut, Yuna menangisi Kai hingga tenaganya lemas. Beruntung dirinya setelah diadakannya kemah kemarin, sekolah menyuruh seluruh anak kelas duabelas untuk beristirahat dirumah selama empat hari.
Entah untuk esok hari, Yuna akan berangkat atau tetap berada dirumah mengontrol emosinya dulu.
"Yuna.."
"Yuna, ayo makan sayang.. Sejak kemarin kamu baru makan roti aja. Kamu nggak lapar apa nak?" ucap Mamanya dari balik pintu.
Kembali tak dihiraukannya, Yuna malah berjalan menuju balkon kamarnya. Keluar dan menghirup udara segar malam hari, mengamati setiap bintang yang bertabur di langit hitam yang kian menjadi daya tarik Yuna saat ini.
"Meskipun aku tak bisa mengirim kalimat dan harapan pada sang senja, setidaknya bumi bisa menjadi saksi betapa terpuruknya aku mendengar seluruh kisahmu. Kai.."
"Aku juga tidak bisa menghakimi kamu dengan Diara kembali dekat saat ini, aku hanya berharap semoga hatiku kuat ketika saat itu datang.."
"Saat-saat aku melepaskanmu.."
--------
Didalam sebuah ruangan gelap yang hanya bersumber dari lampu besar dengan sinaran warna warni yang sering disebut bohlam disko. Ya, Yuna berada disini karena mendapatkan kiriman sebuah foto dari Keenan. Bahkan tempat ini tak sama sekali Yuna ketahui isi didalamnya, mereka ngapain, tujuan mereka apa, pun Yuna tak paham tapi foto kiriman Keenan-lah yang membawanya kemari.Keen: Yun
Keen: i'm so sorry to say and share this picture for you.
Keen: really, i just want to protect you from bastard like what your boyfriend does.Keen send you 3 picture
Yuna mencari keberadaan Satya, sosok yang selama lima bulan ini menemaninya. Mulai dari menunggunya melakukan pemotretan, mengantar-jemput gadis itu kerja, bahkan Satya juga berhasil masuk ke dunia entertainment hanya untuk menjadi partner photoshoot Yuna. Yuna masih tidak habis pikir dengan apa yang baru saja dia dapatkan, tak pernah sekalipun Yuna berharap sosok yang selama ini menemaninya akan selingkuh seperti pada foto yang dikirimkan Keenan padanya.
Akhirnya Yuna berhasil berada didepan pintu sebuah ruangan tempat dimana Keenan memberikan patokan untuk memergokki Satya bersama selingkuhannya.
Jantungnya berdegup begitu kencang seakan tengah dipacu. Yuna mulai membuka knop pintu ruangan tersebut.
Dan..
Jantung yang sebelumnya berdegub begitu kencang, kini seakan telah lepas dari tempatnya. Benar ucapan Keenan lewat chat, "I just want to protect you from bastard like what your boyfriend does."
Nyatanya Satya sama seperti seorang bajingan yang tidak puas hanya memiliki satu perempuan.Yuna terpaku, menatap fenomena didepannya. Suatu hal yang sangat ia takutkan selama ini, kini terjadi didepan matanya. Yuna melihat Satya tengah bercumbu mesra dengan seorang gadis yang sama dari foto yang diberikan oleh Keenan.
"Satya.."
---------
🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower Heart -Hyuna-
Fanfiction-Hyuna [Hyuka, Yuna]- "Yuna.. Gue berharap.." "Gue harap lo nggak datang cuma buat pergi." -------------------------------------- ⚠️PERINGATAN⚠️ -Karakter dari cerita sangat jauh dari karakter asli idol, mohon untuk kebijakannya dalam membaca! -Plag...