FH : 29. Confess?

42 6 1
                                    

(✿⁠)✿

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(✿⁠)✿

Yuna keluar meninggalkan sekolahnya. Setelah terduduk dan mematung dibawah pohon taman belakang sekolah membuatnya tersadar, bahwa tak ada lagi yang bisa ia pertahankan disana yang Yuna butuhkan hanya satu. Ia butuh untuk menenangkan diri sampai dirinya benar benar bisa kembali seperti sediakala.

Sampai isi kepalanya tak lagi memikirkan Kailendra.

Sampai Yuna tak lagi sakit hati lagi ketika melihat Kai berjalan berdampingan dengan Diara, sosok yang memang selama ini seharusnya ada disamping Kai. Bukan Yuna.

"Yuna,"

"Lo itu figuran.."

"Cuma extra character aja di kehidupan Kai, yang emang seharusnya bukan elo yang ada disampingnya Kai."

"Extra character emangnya cocok bersanding dengan Main character?" ucapnya kemudian tertawa.

Tiba-tiba,

Bugh

Tubuhnya terduduk diatas tanah, lututnya terluka bahkan mengeluarkan darah. Tidak parah, tapi Yuna kembali menangis setelah sebelumnya airmata itu tak kunjung keluar.

"Kai..." lirihnya.

Kepalanya menunduk, ia mengepalkan tangannya kuat yang kemudian diletakkan diatas jalanan beraspal. Beruntung sekali Yuna, meski siang hari ini tidak begitu terik. Hanya saja hawa sekitar Yuna terasa sedikit sejuk karena matahari yang tertutupi oleh bongkahan awan diatas langit sana.

Airmatanya terus mengucur, kini salah satu tangannya beralih. Ia memegangi kuat dadanya yang kini terasa kian sesak. Pandangannya mengabur, memberdayakannya saat ini.

Hingga..

----------

Yuna mengerjapkan matanya berkali-kali, memperhatikan sekitar yang tampak cukup familiar baginya. Ia menoleh kebagian sisi kirinya. Benar saja, Tangannya dihiasi oleh selang infus yang membuatnya terlihat semakin lemah.

Tiba-tiba terdengar suara decitan pintu terbuka, menampakkan sosok berpawakan tinggi dari baliknya. Sosok itu nampak membawa seplastik makanan yang isinya entah tau apa.

Ia kemudian membalikkan tubuhnya, berjalan menghampiri Yuna yang saat ini pura-pura tertidur. Hanya kamuflase saja, Yuna takut yang membawanya kesini adalah orang asing yang jahat dengan memiliki niat jahat dibaliknya.

Sosok itu terduduk pada samping bangsal Yuna. Ia mengelus puncak kepala Yuna dengan halus. Membuat Yuna kian penasaran, siapa sosok ini sebenarnya.

Flower Heart -Hyuna-  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang