☆ 1

1.4K 95 4
                                    

"Bang Deki!!! tuh si Remi nangis."

Hideki yang sedang merapikan makalah di atas meja otomatis menoleh ke arah seseorang di ambang pintu ruangan.

"Kenapa lagi?"

"Dia yang salah, dia juga yang nangis. Lu liat aja sendiri, di taman fisip bareng bang Chris."

Hideki membuang napasnya jera, lalu kembali bersuara, "mau bantuin gue gak?"

Mendengar hal tersebut membuat cowok gondrong berbibir tebal itu memutar bola matanya malas, tapi ia tetap menganggukkan kepala dengan pasrah. "Yowes."

Lantas Hideki terkikik. "Nah cakep, beresin sesuai daftar isi." Setelah itu melengos keluar ruangan, melangkahkan kakinya menuju tempat yang dimaksud Haru—— cowok gondrong berbibir tebal.

Dari kejauhan Hideki melihat Remi Adiaksa bersama Christopher, dengan posisi Chris yang melipat tangannya di dada.

Menyadari kehadiran Hideki, keduanya menoleh. Hideki dapat melihat langsung bagaimana Remi menangis seperti bocah umur 5 tahun.

"Kenapa lagi, Bang?" tanyanya pada Chris.

Sementara itu, Chris menunjuk Remi dengan dagunya. "Makalah Baska hilang."

"Tapi gue gak sengaja!" tukas Remi sambil mengusap air matanya yang terus mengalir menuruni pipi gembil.

Hideki dan Chris kembali menatap Remi dengan jera.

"Habis di apain sama Baska ni bocah?"

"Gak di apa-apain, pas tau makalah yang dititipin ke Remi hilang, dia langsung pergi tanpa ngomong," jawab Chris.

Hideki terkekeh kecil, lalu mengacak surai hitam legam milik Remi. "Lu kemanain, sih? Ceroboh bener."

"Gini, Rem." Remi mengangkat kepalanya menatap Chris. "Sekarang Abang tanya, terakhir Remi simpen di mana makalahnya bang Baska?" Lanjut Chris, mengulang pertanyaannya yang belum sempat Remi jawab.

Remi mencoba untuk tidak terisak lagi. "Kemarin gue bawa ke warkop, tapi pas gue cek lagi, makalahnya udah gak ada,"

"Hadeh, warkop deket kampus, 'kan?"

"Iya, waktu itu di sana banyak anak fisip yang lagi ngopi."

Chris dan Hideki mulai serius menyimak pengakuan Remi.

"Terus, lu tanyain gak ke mereka?" Hideki bertanya pada bocah semester 2 itu.

Remi menggelengkan kepala. "Enggak."

"Goblok," umpat Hideki.

Chris menghela napas, kemudian menepuk pundak Remi. "Udah lu berhenti nangisnya, ntar Abang cari pelaku pencurian makalah Baska."

"Ikut!" Seru Hideki.

"Gue juga!" Timpal Remi.

"Lu gak usah, bocah!"

Remi melotot pada Hideki. "Hideki boge!"

"N-nani?!!"

Sekarang Chris tambah stress dengan kedua bocah wibu dihadapannya saat ini.

_______________

Dua hal yang membuat Baska malas dengan Remi; gak bisa di andalkan, dan wibu.

Makalah yang ia kerjakan siang dan malam tanpa tidur cukup dan kebanyakan ngopi, harus berakhir hilang di tangan bocah yang sudah ia anggap adik sendiri itu. Poor lambung Baska.

Begini, ceritanya pada saat itu ia sedang buru-buru karena kebelet, jadi pikirannya tidak berfungsi dengan benar. Jujur saja, Baska menyesal sudah menitipkan makalahnya pada Remi.

"Udahlah, Bro. Kasihan Remi, dia nangis sampe mukanya bengkak." Chris menepuk-nepuk pundak lebar berotot milik Baska.

Baska masih dalam pendiriannya untuk tak mau bicara dengan bocah bandel itu. "Gue gak marah, Bang. Cuma kasih dia pelajaran biar sadar, kalau dititipin barang sama orang itu harus dijaga baik-baik."

Mendengar penuturan Baska membuat Chris mengangguk-anggukan kepalanya. "Iya tindakan lu udah bener."

"Eh, Bang Dek!" teriak Baska secara tiba-tiba.

Chris menatap arah pandang Baska. Rupanya Hideki, cowok anak hukum itu memasuki ruangan guna menghampiri sapaan Baska.

"Remi mana?" lanjut Baska, membuat Hideki memutar bola matanya malas.

"Lagi mabar sama Haru, ngapain nyari tuh bocah? Bukannya lu lagi sebel sama dia?"

Baska menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Setelah melihat respon cowok berotot itu membuat Chris lagi-lagi menghela napasnya. "Mana bisa Baska marahin Remi."

Detik kemudian, Hideki menautkan alisnya menatap Baska. "Kenapa?"

"Baska mana tega marahin anak manis." Lagi-lagi Chris yang menjawab.

Namun hal itu justru membuat Hideki semakin menatap Baska dengan tatapan tajam.


























"Mana ada Remi manis," gumamnya yang masih bisa didengar.

×

Hideki To Remi - Minsung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang