☆12

475 61 13
                                    

Kalian tau? Sekarang ini Jean dan Gama sibuk melerai Hideki dan Remi. Masalahnya setelah Hideki mengatakan satu kalimat yang membuat Remi emosi, ia langsung memukul wajah Hideki dengan telak.

"Mau lo apa anjing?" Remi ditahan oleh Jean, urat di lehernya menonjol keluar, wajahnya merah padam, terlihat guratan merah di pipi gembilnya itu.

Hideki terkekeh sambil mengusap sudut bibirnya yang sobek.

"Gue cuma mau lo cium kaki gue, apa salahnya?" ucapan Hideki lagi-lagi membuat Remi berusaha untuk lepas dari Jean.

"Bang Rem tenang, Bang." Jean berusaha keras untuk meredakan emosi Remi yang memuncak. Ia terkadang bingung sendiri, sebenarnya ada masalah apa di antara Remi dan Hideki akhir-akhir ini.

Di sisi lain, Gama yang berada di dekat Hideki sedang menenangkan diri agar tidak ikut serta memukul cowok bebal di sampingnya ini.

"Woy, ada apa ini?"

Baska datang dengan sepedanya, kali ini bersama Chris dan Haru di boncengan. Mereka sedang bersepeda, kebetulan melihat keempat orang gak jelas ini sedang berkerumun dengan muka tegang.

"Lah, bukannya kalian mau main ps?" tanya Baska kebingungan, "kenapa masih pada ngumpul di sini?" lanjutnya, lalu turun dari sepeda dan mendekati Remi.

"Kenapa, Rem?" Baska menepuk pundak cowok berpipi gembil itu, tapi kemudian Hideki langsung menarik Remi.

"Bukan urusan lo semua, Remi gue ambil."

Remi melotot. "Bangsat, gak cukup gue pukul muka lo?"

Hideki merangkul bahu Remi dengan kuat, mendekapnya sampai membuat semua orang khawatir.

"Deki!"

Situasi mendadak hening.

Chris menghampiri dengan alis bertaut, dibalas dengan Hideki yang semakin mendekap erat Remi.

"Apa?" Hideki menatap tajam.

"Gue pikir sifat perundung lu udah hilang sejak SMP, ternyata masih aja lu ngebully Remi. Gak ada kapok-kapoknya lu," ucap Chris.

Hideki menyeringai puas. "Tau apa lo tentang gue? Gak usah sok paling tau, yang tau diri gue cuma gue sama Remi," tegasnya. "Ikut gue, Rem." Setelah mengatakan kalimat itu, Hideki membawa Remi menjauh.

Entah mengapa, kali ini Remi menciut dan memasrahkan dirinya berada di rangkulan Hideki.

____________________

Malam ini semuanya sedang berkumpul di basecamp komplek, alias di ruangan karang taruna. Kecuali Hideki dan Remi, kedua bocah itu menghilang sejak tadi siang.

"Lo semua ada yang tau gak, tempat ngumpul tuh bocah selain event jejepangan?" Chris bertanya dengan raut serius.

Semuanya menggelengkan kepala kecuali Haru, Baska menyadari dan langsung bertanya. "Elu tau, Ru?"

Mendengar pertanyaan Baska membuat Haru mengerjap beberapa kali, kemudian menggelengkan kepalanya ribut.

"Gak tau, Bang," jawabnya, "tapi kalo malem-malem gini biasanya mereka suka nongkrong di warkop."

"Gak yakin nongkrong sih Bang, masa abis tonjok-tonjokkan langsung ngopi," Jean menyangkal.

"Lah bisa aja, 'kan?"

Baska mengangguk. "Bisa jadi sih, hal awam bagi kita itu adalah hal wajar bagi mereka."

"Nah, yaudah si. Gak usah terlalu mikirin Deki sama Remi, gue yakin mereka sekarang lagi ngopi sambil bahas Marin Kitagawa."

Chris mengernyit. "Siapa Marin?"

Jean terkikik. "Gak tau bang?"

"Emang lu tau?" tanya Gama.

"Tau lah, istri gue."

"Dih?" Baska memasang raut aneh menatap Jean.

"Biarin aja, Bang Baska. Jean wibu stress," ucap Gama yang mendapat kekehan dari semuanya.

Suasana malam ini kembali menghangat, tanpa mereka sadari bahwa ada seseorang yang ingin diselamatkan dari cowok bernama Hideki Rakasura.
































"Deki .... "





























"Hideki, please ... don't push deeper."

××

Hideki To Remi - Minsung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang