☆11

544 74 15
                                    

Minggu pagi ini Remi sibuk menyiram tanaman karena dipaksa oleh bunda, soalnya Remi di kasih pilihan antara beli bahan kue atau siram tanaman. Jelas Remi pilih siram tanaman, karena terakhir kali ia beli bahan kue, bukan terigu yang ia beli, tapi malah tepung kanji.

"Itu salah lo sendiri, Rem."

Remi hampir menyemprot Baska yang sedang nangkring di luar pagar sambil duduk di atas sepedanya.

"Ape? Lo kata gue kembang kantil elu siram," protes Baska setelahnya.

"Gue gak tau kalo tepung itu banyak jenisnya, gue pikir tepung kanji itu udah paling bener, mana yang jual juga iye iye aja anjrit," jawab Remi yang kembali menyiram tanaman hias milik sang bunda.

"Lu beli di toko mana si?"

"Toko nyokapnya Jean."

"Yang ladenin siapa? Masa nyokap Jean bisa sampe salah ah, gak mungkin."

Kemudian Remi mematikan air dan menghela napas panjang, lalu kebetulan ujung matanya melihat Jean bersama Gama.

"Noh yang ladenin gue kan emang tuh bocah."

Baska refleks nengok ke belakangnya yang ternyata Jean dan Gama sedang lewat. Karena merasa ada 2 pasang mata melirik ke arahnya, lantas Jean membuat ekspresi aneh, seperti mengerutkan alis, kedua matanya menyipit, lalu ia memundurkan kepalanya sambil menatap ke arah Remi serta Baska bergantian.

"Ett ... apa ni," kata Jean.

Gama di samping Jean hanya diam memperhatikan situasi.

"Jujur aja, Je." Remi sedikit berteriak karena berjarak agak jauh, ia masih berada di dalam pekarangan rumah.

"Jujur apa dah?"

"Lu sebenernya bisa bedain tepung kanji sama tepung terigu kaga?"

Mendengar pertanyaan dari Remi, Jean langsung ngeh arahnya kemana. "Aelah itu luka lama, Bang Rem."

Lantas Remi membuka gerbang dan melangkah mendekat, membuat Jean sedikit mundur beberapa langkah sambil cengengesan.

"Mau kemana lu berdua?" Remi mengalihkan topik saat tak sengaja mendapati Gama sedang menatapnya tak berkedip.

Setelah itu Jean merangkul Gama. "Mau main PS di rumah Gama, ikut gak?"

Entah kenapa Remi refleks nengok ke belakang melihat reaksi Baska, namun cowok atletis itu malah planga-plongo.

"Skip, gue mau bantu bunda bikin brownies," jawabnya.

"Mau!"

Semuanya menengok ke arah Haru yang baru saja datang bersama Hideki. Jantung Remi tiba-tiba berdenyut saat melihat cowok kampret di samping Haru. Lantas Remi merangkul Gama.

"Gas kita main PS, yang kalah traktir mie ayam," ucap Remi yang mendapat seruan dari Jean.

"Let's go, ngabs," timpal Gama.

Ketiganya mulai berjalan menjauh, mengabaikan keberadaan Haru, Hideki, dan juga Baska. Namun Haru melihat Baska yang siap mengayuh dan kemudian pergi menjauh bersama sepeda kesayangannya itu.

"Lah, sat? Malah pada pergi, gimana nih Bang Dek?" Haru berkacak pinggang, melihat punggung Baska yang mulai menghilang.

Sementara itu Hideki diam-diam mengepalkan tangannya, detik kemudian berlari kencang ke arah Remi. Tentu saja Haru syok, ia menganga lebar mendapati situasi mendadak seperti ini.

"Woy Deki!" teriak Haru yang tak terima dirinya malah ditinggal semua orang.

Di sisi lain, Hideki berhasil mengejar Remi dan langsung merangkul Gama.

Ketiganya menoleh ke arah Hideki, menatap heran kenapa cowok naks hukum ini tiba-tiba ada di ruang lingkup mereka.

"Ngapain?" ketus Remi.

"Ikut main PS," jawab Hideki.

Demi apapun Jean, Gama dan Remi otomatis saling melirik satu sama lain.

"Yaudah, gas. Berhubung ada Bang Deki di sini, jadi 2 lawan 2." Jean melipat tangannya di depan dada sambil mengangkat dagu ke arah Hideki.

"Yang bener aje?" protes Gama yang tak terima ia satu tim dengan rivalnya sendiri.

"Yang kalah traktir mie ayam mas ragil," lanjut Jean membuat Remi langsung mengangguk setuju.

"Deal!" teriaknya sambil merangkul Jean.

Saat ini suasana mendadak semakin suram karena mereka berempat kini sudah menjadi 2 kubu.

"Gue ada satu permintaan lagi," ucap Hideki tiba-tiba, membuat semuanya fokus untuk mendengar lanjutan kata dari cowok jangkung itu.

























"Kalo gue menang, Remi harus sujud di kaki gue."

××




guys keknya aku mau switch judul, book ini ntar judulnya bukan how to talk to hideki lagi. pokoknya di switch sama judul book yg bentar lagi bakal aku publish, bejirrrr gomen yak🙏

Hideki To Remi - Minsung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang