4. [ season 2 ]

330 48 8
                                    

mau warning dulu, chapter kali ini agak mature. kalau merasa disgusting boleh di skip aja ya teman-teman, rawr🦖

























Malam ini tampak berbeda, langit hanya menyisakan kelamnya warna kelabu. Sedikit awan hitam menghiasi. Semua bintang menghilang, bersembunyi karena ada yang lebih indah darinya.

Remi Adiaksa.

Lelaki pemilik senyuman paling manis, berada tepat di hadapannya. Hideki seolah terkena hipnotis rayuan asmara. Perlahan tangannya mengangkat, telapak tangannya terbuka, menyentuh lembut pipi kanan milik Remi. Dapat Remi rasakan getaran dari tangan sang kekasih.

Entah apa yang Hideki pikirkan, saat ini ia sedang sibuk mengagumi indahnya ciptaan tuhan paling sempurna.

Remi Adiaksa.

Tangan Hideki bergerak, ibu jarinya menyentuh bibir bawah milik Remi, sedikit ia tekan. Terasa lembut, gejolak dalam dirinya semakin menggebu, sampai tak sadar bahwa Remi terbuai. Tak disangka, lelaki manis itu menjulurkan lidahnya, menyapu lembut ibu jari Hideki, sedikit ia kulum dengan ranum hangatnya itu. Sementara Hideki menelan saliva yang terasa panas di tenggorokan karena perlakuan Remi.

Detik berikutnya, keduanya bergerak untuk mendekat dan saling menautkan bibir. Remi duduk di pangkuan gagah Hideki, kedua tangannya melingkar memeluk kepala Hideki, jemarinya tak diam untuk meremat surai belakang sang kekasih. Di sisi lain, Hideki memeluk tubuh ramping Remi, sedikit ia usap punggungnya, bergerak ke atas dan ke bawah, lalu ia remat pinggang ramping itu.

Keduanya bak berada di atas awan, isi pikirannya kosong, yang mereka tuju adalah kepuasan tersendiri. Memangut bibir masing-masing dengan rakus, bergulat lidah, berlomba untuk menjadi siapa si paling good kisser.

Jantung keduanya memompa darah tak sabaran, tubuh mereka mulai memanas, ruangan menjadi sesak, semuanya putih. Semuanya menjadi lebih sensitif. Bahkan kini Remi dengan nakalnya tak diam dari pangkuan, ia senantiasa bergerak maju serta mundur dengan ritme sempurna, Hideki semakin terpejam erat, ia melepas ciuman itu sementara, hanya untuk sekadar berkata, "ahh ... it feels good, darl."

Remi menanggapinya dengan tatapan yang tak bisa diartikan, ia hanya bergerak dan napasnya mulai memberat. Menatap Hideki tengah mendongak, mulutnya sedikit terbuka dan mengeluarkan suara napasnya yang tersengal.

"Nice, darling ... keep going," ocehnya sambil menggeram, ia meremat bongkahan kenyal milik Remi di belakang sana.

Remi menggigit bibir bawahnya ketika tangan Hideki perlahan menelusup menyentuh sesuatu yang mengeras di bawah. "H-hideki, I'm hard."

Hideki terkekeh, tatapannya lapar. "You're naughty, Remi Adiaksa." Kemudian ia remat dan mulai mengurutnya.

Refleks Remi mengerang, kepalanya mendongak, adam apple mungilnya itu bergerak naik turun, tulang selangkanya mengkilap, bibir mungilnya semakin merah saja. "Ahng ... Hideki, i-i'm cumming, stop!"

Hideki menyeringai, ia semakin bergerak brutal, bahkan tanpa sadar kini celana Remi terbuka sampai paha.

Lantas Hideki berbisik, "keluarin, sayang."

Setelah bisikan itu, Hideki merasakan tangannya hangat dan basah. Remi keluar cukup banyak, selagi cairan itu keluar sampai habis, Hideki memandang wajah Remi yang sedang menikmati putihnya, kedua alis itu bertaut sedikit terangkat di ujung, matanya terpejam erat, mulutnya terbuka, salivanya menetes.

Hal baru yang diketahui Hideki tentang Remi, kekasihnya itu semakin indah ketika sedang mencapai puncaknya.

Remi yang paling indah.

Ekspresi seperti itu yang paling Hideki cari-cari.

Hanya Remi yang membuat Hideki hampir keluar tanpa disentuh.

Malam itu menjadi malam yang tak terlupakan oleh keduanya. Hideki berhasil memiliki teman masa kecilnya itu, bocah yang selalu menemaninya. Sedikit merasa tak percaya bahwa Remi Adiaksa pada akhirnya adalah kekasihnya saat ini, dan ia bangga akan hal itu.

















































"Suara semerdu ini, gerakan seindah ini, wajah secantik ini, gak akan gue biarin orang lain ngerasain lo. Lo punya gue, Remi."

××


bentar teriak dulu

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

Hideki To Remi - Minsung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang