Hideki Rakasura, beliau orangnya sulit ditebak, mudah marah, kadang sikapnya bisa segoblok yang kalian bayangkan. Entah karena banyak bergaul dengan Remi, atau itu memang sifatnya yang murni.
Hideki itu mahasiswa semester 5 program studi Hukum, ketika senggang ia akan pergi ke gedung FISIP dan bermain-main di sana.
Berbicara dengan Hideki terkadang membuat bingung. Bukan karena kalimatnya yang berbelit-belit, namun tutur katanya yang sulit. Selama hidupnya, Hideki tidak pernah curhat.
Menurut Remi, Hideki itu sedikit manis, nyebelinnya banyak. Sifatnya pun tidak berubah sejak mereka berusia 15 tahun, sudah selama itu mereka bersama.
Serta, selama itu pula Remi menyembunyikan perasaan tabu-nya terhadap Hideki. Dalam waktu bersamaan, Remi ingin memaki dirinya sendiri.
Mana bisa aku di sandingkan dengan kakak kuliahan prodi hukum itu, dia terlalu starboy untuk aku yang wibu boy.
Kira-kira seperti itu, Remi selalu curhat bersama angin malam pada pukul 11 menuju 12 malam. Sejujurnya, ia juga beberapa kali menyangkal perasaannya. Karena kalau Hideki sampai tahu, cowok jangkung itu pasti akan memakinya. Remi takut.
Selama ini ia hanya berdiam diri memperhatikan Hideki yang sering bergonta-ganti pasangan.
Jangan main-main, Remi pandai ber-akting.
Sampai akting-nya itu gagal di tengah malam minggu, di depan gerbang Haru.
"Rem, lo nangis?" Haru terlihat sangat panik saat melihat Remi menangis.
"Rem, siapa yang bikin lo nangis, bilang!" lanjutnya.
Remi tidak menjawab, tapi dari arah pandangnya terdapat Hideki bersama Miju sedang bertaut mesra.
"Deki lagi, deki lagi." Kedua alis Haru bertaut marah. "Woy, tau tempat dong!" tegurnya membuat Miju langsung mendorong Hideki.
Di sisi lain, Remi buru-buru mengusap air matanya dan ikut berteriak. "Gak ada tempat lain apa?!"
Mendengar teriakan Remi membuat Haru menyimpulkan senyuman, kemudian berteriak lagi.
"Ih malu kali lah aku, awww!"
"Chuaaakss!"
Kemudian Haru dan Remi tergelak setelah meledek Hideki.
Dari jarak sekitar 20 meter, Hideki tampak menahan emosinya. Kemudian, meraih tangan mungil sang kekasih dan menjauh dari pandangan Haru serta Remi.
Tersisa suara gelak tawa dari kedua bocah semester 2 itu, sampai di tawa terakhir, Haru menatap Remi.
"Udah nangisnya?"
Remi menoleh, lalu mengangguk dan cengengesan.
Haru mengusak surai Remi. "Kenapa nangis segala, sih?"
Mendapat pertanyaan seperti itu, Remi bungkam.
Haru mengulas senyuman kecil. "Udah gak usah dijawab, udah tau."
_______________
Dalam lubuk hati terdalam milik Remi, ia mulai menerima kenyataan bahwa dirinya menyukai Hideki. Kali ini ada yang berbeda, ada Haru yang mengetahui rahasianya.
"Rem!"
Jantungnya berdenyut kala mendengar sapaan dari Hideki, cowok tampan berbalut blazer itu melangkah menghampirinya.
"Buset, rapi bener. Tumben pake blazer, ada acara formal di kelas apa gimana?" Remi terkekeh geli.
Lantas Hideki merapikan blazernya dengan sombong. "Baru beli, gue mau cosplay Aki Hayakawa minggu depan."
"Gue kira lu gak bakal ikut event."
"Lu ikut gak?" tanya Hideki, "kalau lu ikut, gue juga ikut," lanjutnya.
Remi mendecih. "Harus banget sama gue?"
"Ikut gak?" Hideki mengerjap beberapa kali, sudah menjadi kebiasaannya.
"Masih nanya, gasss!"
Tersenyum, Hideki mengusak surai legam milik Remi. "Wakatta, Remi-chan."
"Berantakan rambut gue." Cowok berpipi gembil itu menepis tangan Hideki di kepalanya. "Jujur aja, tujuan lu ke sini sebenernya cuma buat pamer blazer, 'kan?"
"Gak lah, mau ketemu lu. Kemarin ngapain malem-malem di luar bareng Haru?"
Remi mengangkat sebelah alisnya. "Lah elu, malem-malem ciuman di depan rumah. Gak malu?"
Mendengar kalimat Remi membuat Hideki skakmat.
"Untung yang liat gue sama Haru, coba kalo tetangga? Udah pasti lu di grebek pak rt, suruh nikahin cewek lu malem itu juga."
Hideki memutar bola matanya. "Ciuman doang."
Remi balas memutar bola matanya malas.
"Ya udah, gue balik duluan," pamit Hideki. "Sebelum gue balik, lo inget kata-kata gue."
Alis Remi bertaut, telinganya siap mendengar kalimat yang akan Hideki lontarkan. Sementara itu Hideki malah mendekati telinga Remi, siap-siap untuk berbisik dengan raut muka serius.
"Cabut Nico Robin dari list waifu lu, she's mine."
Remi melotot emosi. "Ngomong sekali lagi, sat!"
××
KAMU SEDANG MEMBACA
Hideki To Remi - Minsung ✓
Fiksi Penggemarkenapa cowok redflags kayak hideki lebih menarik? [ minsung, lokal!au ] ©jjemonads, 2023.